Mohon tunggu...
zuhri muhammad
zuhri muhammad Mohon Tunggu... -

Hidup dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Udah Ngapain Aja untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean?

30 Agustus 2014   07:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:07 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

SUDAHLAH… Mari sejenak kita alihkan pikiran, energi dan waktu untuk lain hal. Tak usah lagi kita ribut-ribut soal copras capres. Ada yang lebih penting dari sekadar bicara soal presiden. Ini soal nasib bangsa ini kedepan. Mau dibawa ke mana dan kita jadikan apa negara ini? Ingat, presiden itu hanya akan menjadi simbol sebuah negara. Kelak, kebijakan diawasi DPR dan rakyat serta relawan sekalian alam, sekarang ini mari kita ikut menentukan nasib bangsa ini....

Kita kedepan tak lagi berhadapan negara antar negara, tapi bisa berhadap-hadapan langsung (head to head) dengan orang-orang dari negara luar atau asing di Asia Tenggara. Dari segi dan sektor apapun, baik dari segi keahlian, pelayanan serta kualitas dalam berbagai bidang lainnya.

Sebentar lagi kita bakalan kaget, ada tenaga kerja asing bolak balik dan banjir di negara kita. Kita kaget produk asing banjir di pasaran. Kita shock melihat lahan dan tanah kita diduduki investor asing. Sebenarnya tak perlu kaget, bila kita sudah sadar dengan apa itu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tantangan ini sudah di depan mata. Sudah sangat dekat sekali..


Tak lama lagi kita memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA mengintegrasikan seluruh negara-negara dalam berbagai bidang terutama di bidang ekonomi. Misalnya, mulai dari bidang ketenagakerjaan, investasi, produk, modal, investasi hingga jasa.

MEA ini akan berlaku mulai tahun depan atau 2015.  Dengan berlakunya MEA, wilayah Asia Tenggara menjadi pasar ekonomi tanpa batas alias bebas. Banyak aturan-aturan yang tak lagi berlaku dan tak relevan.

Termasuk dalam masalah tenaga kerja, serta investasi dan jasa. Ketiga hal itu sebelumnya terekat dalam sebuah aturan. Kelak, aturan berubah, semua yang berkaitan dengan ekonomi bisa dengan cukup bebas masuk, bahkan sangat bebas masuk ke Indonesia tanpa aturan yang berbelit-belit, seperti jamak terjadi saat ini. Inilah konsekwensi dari realisasi MEA yang telah disepakati negara-negara di ASEAN.

Dengan MEA ini bagi negara yang sudah siap menyongsong, akan meraih dua keuntungan. Di satu sisi meningkatkan kompetitif dalam persaingan ekonomi antara negara, kedua meratakan pertumbuhan ekonomi antara negara Asia Tenggara.

Dampak kompetitif di bidang apa saja niscaya perlahan akan terjadi. Mulai dari bidang keahlian tenaga kerja, peningkatan pelayanan dan jasa, serta peningkatan dalam berbagai hal lainnya. Begitu juga pajak barang masuk ke sebuah negara, yang semula ganda, tak lagi berlaku. Bagi negara yang tidak siap, MEA ini bisa sebagai shock therapy. Artinya mau tak mau, suka tidak suka, sudah wajib untuk dihadapi dan harus segera disongsong mulai dari sekarang.

MEA itu dikonsepkan berdasarkan ASEAN Economic Blueprint yang digagas negara-negara Asia Tenggara. Tujuannya tentu saja meratakan pertumbuhan ekonomi di setiap negara-negara Asia Tenggara. Singkat kata menghilangkan kesenjangan ekonomi. Kran yang selama ini tertutup dan sulit ditembus, kini dibuka selebar-lebarnya.

Bisa dibayangkan, pekerja asal Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam, Myanmar, Thailand, serta negara Asia Tenggara lainnya, dengan mudah menjadi pekerja ahli di Indonesia. Tanpa banyak tetek bengek aturan ketenagakerjaan. Begitu juga sebaliknya. Tenaga kerja ahli asal Indonesia, juga dengan mudah bekerja di negara lain tanpa aturan yang ketat seperti saat ini.

Tentu saja, Indonesia juga bakal menjadi lahan empuk bagi para pemodal asing. Indonesia sudah dapat diperkirakan bakal digempur para pemodal-pemodal raksasa dan kawakan. Tenaga kerja asing pun banjir. Di sisi lain ini bisa membuat tenaga kerja lokal kelimpungan bersaing, dan namun dari segi pertumbuhan ekonomi, dengan masuknya para investor akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Ada keuntungan yang akan diraih. Perputaran uang akan jauh lebih cepat. Lapangan kerja tumbuh dan berkembang, para pengangguran tak lagi larut dalam lautan luka dalam. Semua sektor akan bergairah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun