:: PLN kau ambil nyala dari kawat-kawat yang selonjor sepanjang kampung kami menjadikannya sanggul buat pengantinmu yang cemerlang kau pakaikan konde tembaga di tubuh sintalnya lalu kau pandang dan memuja "Oh, alangkah indahnya" tak perlu permisi pada langit cengengesan itu, kau kumpulkan bintang-bintang dari semua titik sudut di delapan penjuru menghias kamar pengantinmu aduhai, kau rayu sepanjang hari! :tak cukup sekali dua kali. banyak mata kami hanya menatap dari tepi-tepi tubuh gelap, yang mungkin enggan kau setubuhi serupa pengantinmu di ranjang benderang bocah-bocah pun berhenti mengeja kata dari peta telapak masa depan mendengar nyanyi-nyanyi yang disuarakan jangkrik mengantar tidurnya, kami katakan: Nak, "belajarlah membaca dalam gelap, pintarkan matamu camkan kata dokter, "lebih baik mencegah daripada mengobati" pelajarilah menjadi penggerus karat-karat dari mesin-mesin tua sebelum karatnya semakin menguning, mencemar namamu eja-ejalah pula pancasila agar kau tak lupa hajat hidup orang banyak. belajarlah agama, agar kau tau betapa beratnya kata "tanggung jawab" sebelum pejam penuh matanya, kami bisikkan: setelah itu kau besar tanpa jemawa, dewasa. maka kau boleh hiaskan sanggul terindah untuk pengantinmu! tidurlah, keraskan tinjumu untuk gelap yang menghantui! ____________________________________________________ sumber gambar: mbantoelpoenya.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H