Dengan sehelai handuk saya mengelap rambutku yang masih basah. Saya bertanya kepada ibuku. Saya menanyakan kain sarung kepada beliau, waktu itu pukul 09.55. Dia pergi ke kamarnya. Sesaat beliau keluar dengan membawa sisir berwarna merah jambu. Dia meletakkannya diatas meja. Saya tahu maksudnya, dia bermaksud memberikan sisir itu untuk saya. Saya memahaminya dan hanya tersenyum lucu melihatnya. Saya tahu pendengarannya tidak sebaik beberapa tahun belakangan. Kemampuan mendengarnya sudah mulai menurun. Bahkan sangat jauh penurunannya, bayangkan saja, ketika saya menanyakan kain sarung, apakah saya terdengar seperti  meminta sisir rambut?. Sangat tidak ada hubungannya.
Namun satu hal yang paling membuat saya tersentuh,
beliau mencoba memahamiku meskipun tidak itu yang saya maksudkan.
Saya mengambil sisir berwarna merah jambu itu dan langsung merapikan rambutku yang masih basah. Bagaimanapun dengan kekurangannya beliau tetap mencoba mengerti anaknya.
Baiklah ibu, bagaimanapun dirimu
Aku tetap Sayang Ibu
Hikmah : Selagi sosok ibu masih ada, jangan sampai kamu selalu menyusahkannya apalagi menyakiti hatinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI