Saya adalah penyuka bola yang tinggal di Aceh, pernah suka dengan kiprah TIM NAS Indonesia di masa pelatih Alfred yang mampu membuat saya kagum. Kekaguman saya tergerus oleh konflik internal PSSI dimasa Nurdin Khalid, yang membuat saya mual (bad mud) sehingga lama saya memboikot nonton bola Liga Indonesia.
Bebarapa hari yang lalu saya nonton berita dan menyaksikan gol indah Andik Firmansyah, birahi saya pun kembali bangkit untuk menyaksikan pertandingan tadi malam.
Saya nonton bersma teman di sebuah warung kopi sederhana di sudut desa, pada awal kick off babak pertama teman-teman saya sangat optimis bahwa indonesia Menang dengan penguasaan bola dan spirit main yang bagus. Teriakan support yang sangat keras terdengan ketika pemain Indonesia menguasai dan melakukan shooting ke gawang Malaysia.
Ingin gawang Malaysia bobol, malah gawang Indonesia yang bobol oleh Azamuddin di menit 27. Hampir seisi warung histeris termasuk saya. Namun di dalam hati kecil saya merasa kecewa Indonesia kalah, belum lagi kekecewaan saya habis pada menit ke 30 kembali gawang Indonesia di jebol oleh Mahali Jasuli, seluruh penonton bersorak.
Status facebook yang di update oleh teman-teman saya hampir semua nya berbalik membela Malaysia, secara psikologi saya meyakini bahwa kawan-kawan saya sangat Nasionalis, namun luka lama dengan PSSI kembali kambuh. Dalam hati saya meyakini banyak talenta muda yang kita miliki, tapi PSSI tidak turun kebawah untuk menjaring para pemain berbakat yang tersebar di seluruh Nusantara ini. Diakhir status saya menuliskan " Sejarah kembali terulang, kenapa tidak ada evaluasi dan refleksi" itu bentuk ungkapan kekecewaan saya. Semoga saja evaluasi dan refleksi itu dilakukan dan perkembangan bola di Negeri kita kedepan bisa bangkit, di level Asia saja kita belum dianggap, bagaimana dengan kompetisi lain,,, Salam dari Aceh,,,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H