Mohon tunggu...
Rick Matthew
Rick Matthew Mohon Tunggu... -

...............

Selanjutnya

Tutup

Money

Interview = Pedang Bermata Dua

23 Februari 2011   10:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam

Sudah berapa kali anda ikut interview kerja ? Mungkin sudah tidak terhitung. Pertanyaan yang lebih tepat adalah seberapa maksimal anda memanfaatkan interview.

Opini yang terbentuk di kalangan pencari kerja adalah interview merupakan kesempatan menampilkan yang terbaik di diri anda (calon employee) kepada perusahaan yang anda minati (calon employer). Seiring dengan perkembangan jaman, fungsi interview sudah menjadi dua arah.

Dalam pengalaman saya, interviewee yang baik tidak hanya dinilai tapi juga menilai pihak perusahaan yang menjadi calon employer. Celakanya, pihak employer masih banyak yang tidak peduli dengan image yang ditimbulkan. Argumennya adalah yang perlu adalah mereka (calon employee), kalau tidak suka jangan bergabung dengan kami. Sampai kapan arogansi ini dipertahankan ?

Berdasarkan pengamatan saya, ada saja kekurangan pihak employer yang muncul di saat interview. Misalnya, ruangan yang tidak teratur, fleksibilitas operasional, kebersihan gelas minum yang disediakan untuk interviewee, ataupun cara menjawab pertanyaan interviewee.

Interviewee yang prospektif mungkin awalnya bersedia bergabung dengan perusahaan anda tapi berdasarkan pengamatan langsung, mereka malah berubah pikiran. Bukankah ini suatu kehilangan bagi perusahaan ?

Argumen lain datang dari sisi interviewee adalah apakah bijak jika saat sedang butuh pekerjaan malah terlalu memilih-milih perusahaan ? Sama sekali tidak keterlaluan. Justru saat sedang butuh pekerjaan, pilihlah dengan baik dan bijak.

Intinya, melalui interview, perusahaan tidak mau kecewa dengan memperkerjakan employee yang tidak kompeten dan sebaliknya, melalui interview juga, employee juga tidak mau kecewa karena masuk perusahaan 'abal-abal' yang mungkin malah menghambat perkembangan karir maupun mengacaukan pemasukan.

Semoga artikel ini bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun