Akhir-akhir ini adalah melonjaknya harga bahan pangan, yang paling terasa adalah cabai, selain karena faktor alam ialah harga angkut yang juga cukup mahal, ya tentulah dasar utamanya adalah kenaikan BBM. Dari berbagai argumentasi diawal tentu hal-hal ini akhirnya menimbulkan pergolakan, berbagai kalangan bereaksi, termasuk kalangan akademis yang akan melakukan unjuk rasa kepada pemerintah hari ini adalah bagian kekecewaan yang tidak bisa dibendung.
Kembali kepada konsep revolusi mental di awal paragraf, harusnya kita bergerak kepada yang lebih baik, bukan sebaliknya. Reaksi masyarakat sesungguhnya merupakan keinginan "civil society" kepada revolusi mental sesungguhnya, dari setiap kebijakan pencabutan subsidi pasti selalu menyisakan masalah di negeri ini, artinya selalu ada celah kebocoran negara dalam penerimaannya. Hal inilah yang harus kita kawal, agar pemerintah tidak salah langkah dengan mengabaikan rakyatnya.
Revolusi mental harus memperhatikan kepentingan rakyatnya, bukan malah sebaliknya. Revolusi mental harusnya bisa menata perilaku dan pencerdasan pada masyarakat, bukan malah memberi tekanan kepada rakyatnta, apa bedanya jika seperti itu dengan imperialisme? Apakah ini akibat dari Indonesia yanh mengikuti globalisasi, akhirnya berbuah kapitalisme global?. Kembali merenung.
Petir, 12 Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H