Mohon tunggu...
Zulfikar Matra Ramadhan
Zulfikar Matra Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Simpang Lima Gumul sebagai Peluang Berkembangnya Ekonomi Kreatif

28 September 2023   20:22 Diperbarui: 28 September 2023   20:26 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kediri merupakan salah satu kota dan kabupaten yang berada di provinsi Jawa Timur. Kediri menyimpan banyak cerita dan keindahan, mulai dari mitos yang sudah populer di telinga masyarakat Indonesia yaitu Presiden tidak berani berkunjung ke Kediri. Mitos tersebut makin kuat semenjak Gus Dur berkunjung ke Kediri lalu tidak lama kemudian jabatan nya sebagai Presiden Indonesia dicopot. Semenjak saat itu masyarakat Indonesia termasuk yang tinggal di Kediri semakin meyakini bahwa Presiden yang berkunjung ke Kediri akan lengser kedudukan nya. Selain menyimpan banyak cerita Kediri juga mempunyai banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Monumen Simpang Lima Gumul. Monumen ini menjadi ikon kabupaten Kediri semenjak dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008. Monumen ini  mirip dengan Arc de Triompe yang berada di Paris, Prancis. Dari segi kemiripan bisa dibilang sangat mirip sehingga bisa disebut juga imitasi. Meskipun imitasi, beberapa masyarakat Kediri maupun luar Kediri menganggap Monumen ini sebagai ikon kabupaten Kediri. Monumen Simpang Lima Gumul terletak di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnya dipusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Pare, Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Menang.  Monumen ini berada di kawasan yang cukup strategis dan dilengkapi berbagai sarana umum, seperti gedung serba guna, pasar malam, dan taman wisata. Selain sebagai ikon Kediri, saat ini Simpang Lima Gumul juga menjadi Centra Pusat Ekonomi dan perdagangan baru di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan membuat perekonomian Kediri bertambah maju. 

Setiap hari minggu di Simpang Lima Gumul diadakan sebuah acara bernama Car Free Day. Acara ini menjadi ajang melepas penat masyarakat Kediri setelah satu minggu sibuk bekerja. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di kawasan Simpang Lima Gumul ini, olahraga, jalan-jalan, berburu kuliner, dan masih banyak lagi. Mayoritas masyarakat berjoging memutari jalanan di kawasan Simpang Lima Gumul ini. Setelah selesai berjoging mereka biasanya istirahat sembari mencari makanan dan minuman favorit yang ada di sepanjang jalan kawasan Simpang Lima Gumul. Selain menjadi ajang masyarakat melepas penat, Simpang Lima Gumul juga menjadi ajang mencari nafkah bagi para pedagang. Banyak jenis makanan dan minuman yang tersedia, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Para pedagang menggantungkan hidup nya pada acara Car Free Day setiap hari minggu ini, pada saatv pandemi melanda, Simpang Lima Gumul ditutup total sehingga tidak ada tempat bagi para pedagang untuk berjualan. Seiring membaiknya situasi kini Simpang Lima Gumul telah dibuka kembali. Banyak pedagang yang masih memanfaatkan acara Car Free Day untuk berjualan. Selain makanan dan minuman ada juga pedagang barang-barang seperti tas, topi, kaos, dan barang-barang kecil lain nya.

Makanan, minuman, dan barang merupakan hal biasa yang diperdagangkan di sebuah acara. Ada satu hal yang menurut saya merupakan ide kreatif yang sangat mahal yaitu penyewaan kendaraan kecil seperti mobil dan sepeda motor. Bisnis ini awalnya memang membutuhkan modal yang tidak sedikit, namun ketika berjalan dengan lancar maka akan menghasilkan banyak cuan. Banyak anak kecil yang kemudian meminta kepada orang tua nya untuk menyewa salah satu kendaraan kecil yang disediakan. Saya kurang tau pasti berapa harga sekali menyewa kendaraan tersebut namun pasti tidak murah dan berdurasi. Bisnis tersebut menjadi sangat menguntungkan ketika kendaraan kecil yang tersedia tidak henti ada yang menyewa. Namun tidak hanya satu, ada beberapa orang yang menyediakan penyewaan kendaraan kecil ini dengan berbagai jenis yang berbeda. Selain kendaraan berupa motor dan mobil, terdapat juga penyewaan skuter yang bisa digunakan oleh orang dewasa. Penyewaan skuter ini sempat viral di Kediri sehingga banyak orang yang berbondong-bondong datang ke Simpang Lima Gumul untuk merasakan sensasi menaiki skuter sambil mengelilingi kawasan Monumen ini. 

Berbagai macam hal dapat ditemukan di kawasan Simpang Lima Gumul ini. Mulai dari banyak pedagang dengan aneka macam barang dagangan nya, penyewaan kendaraan mini, serta terdapat juga terowongan bawah tanah yang menghubungkan tempat parkir dan Monumen Simpang Lima Gumul. Kawasan Simpang Lima Gumul memang penjadi pusat perekonomian masyarakat kabupaten Kediri, banyak hal yang bisa dilakukan disana, dan pastinya banyak juga ide kreatif yang dapat muncul. Menurut saya kawasan Simpang Lima Gumul ini masih menyimpan segudang potensi yang dapat berkembang menjadi ekonomi kreatif karena selain ada nya pedagang dan penyewaan kendaraan kecil tadi, terdapat juga taman, lapangan basket, serta skateboard area. Tempat-tempat tersebut dapat dimanfaatkan lebih baik lagi untuk menghasilkan cuan, contoh nya adalah jasa foto kece. Dengan stay di salah satu tempat tersebut, kita bisa menawarkan jasa foto kita kepada para pengunjung yang sedang melakukan kegiatan masing-masing. Pasti pengunjung merasa terkesan ketika kita bisa mengambil momen yang tepat saat mereka melakukan kegiatan seperti bermain basket maupun bermain skateboard. Peluang ini bukan khayalan semata, namun kenyataan yang bisa di realisasikan oleh siapapun termasuk generasi muda zaman now.

Selain peluang yang ada dalam kawasan Simpang Lima Gumul, terdapat peluang di luar kawasan tersebut yang patut untuk diperhitungkan. Dalam artikel saya sebelumnya, saya membahas tentang Kampung Warna Warni. Setelah mengangkat Kampung tersebut sebagai topik pembahasan saya, saya terpikir bagaimana jika ada Kampung yang serupa namun tak sama di Kediri. Sejauh ini sudah ada Kampung Inggris yang ada di Pare. Kampung tersebut merupakan Kampung yang di dalam nya terdapat banyak tempat bimbingan/kursus Bahasa Inggris dalam satu wilayah. Kampung Inggris juga merupakan daerah yang telah menerapkan konsep ekonomi kreatif karena selain bimbingan/kursus Bahasa Inggris terdapat penyedia kos-kos an dan pedagang makanan di sana. Tentu hal ini merupakan kemajuan yang patut di contoh oleh kampung lain agar dapat meningkatkan level ekonomi di masing-masing daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun