ide kreatif dan berpotensi menghasilkan pertumbuhan serta perkembangan ekonomi. Ekonomi kreatif dapat berkembang di mana saja, tidak ada batasan tertentu di mana ekonomi kreatif bisa berkembang di sana. Sebuah ide kreatif dapat terlahir dari siapapun dan di mana pun, tidak bisa dikatakan bahwa seorang yang mempunyai gelar pasti mempunyai kreativitas yang tinggi.Â
Ekonomi kreatif adalah konsep yang berkembang berdasarkanBanyak ide kreatif lahir dari seseorang yang tidak mempunyai background pendidikan tinggi. Ide kreatif dapat muncul karena adanya tekanan atau tuntutan untuk bertahan hidup. Masyarakat dengan kalangan menengah ke atas cenderung menggunakan ide kreatif mereka untuk memperkaya diri. Keuntungan orang yang berpendidikan dan mempunyai kreativitas tinggi adalah dapat merealisasikan ide kreatifnya dengan mudah. Mereka mempunyai modal sehingga dapat berfikir se liar mungkin.Â
Fokus saya kali ini adalah membahas tentang ekonomi kreatif sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi. Saya ambil contoh seperti gambar di atas, Kampung Warna Warni. Kampung ini merupakan kampung wisata pertama di Malang yang pernah di jadikan sebagai lokasi syuting film Yowis Ben. Kampung ini berada di Jodipan dengan ciri khas warna bangunan nya yang beragam. Kampung ini awalnya merupakan kawasan kumuh dengan banyak sampah mengotori bantaran kali Sungai Brantas akibat seringnya masyarakat membuang sampah sembarangan.Â
Pada tahun 2016 sekelompok mahasiswa Komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Malang menginisiasikan sebuah program dan bekerja sama dengan perusahaan cat melalui program corporate social responsible, kawasan kumuh kampung ini pun diubah menjadi kampung penuh warna. Hingga akhirnya pada tahun 2017 Kampung Warna Warni Jodipan diresmikan oleh Wali Kota Malang saat itu H. Mochamad Anton.Â
Sejak saat itu, Kampung Jodipan menjelma menjadi salah satu kampung wisata favorit wisatawan. Dengan banyaknya wisatawan yang datang, pemasukan warga pun juga bertambah. Dengan bertambahnya pemasukan maka perekonomian warga Kampung Jodipan juga perlahan tumbuh dan berkembang.
Bayu Eko Moektito atau Bayu Skak pernah menjadikan Kampung Warna Warni sebagai latar dalam salah satu film nya Yowis Ben. Dalam cerita film tersebut tersebut Bayu tinggal di salah satu rumah bersama Ibu dan Paman nya sembari berjualan pecel. Bayu yang merupakan orang Malang asli telah mengangkat salah satu tempat di kampung halaman nya sebagai latar film yang berhasil mencapai kurang lebih 500.000 penonton. Dengan di angkatnya Kampung Warna Warni sebagai latar film membuat wisatawan semakin tertarik. Saya pribadi sebelum menonton Yowis Ben tidak mengetahui apa itu Kampung Warna Warni. Jadi bisa di ambil kesimpulan, selain ekonomi kreatif film juga turut andil dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi warga Kampung Jodipan.Â
Selain Kampung Warna Warni, ada Kampung Selfie yang berada di Surabaya. Hal ini menunjukan bahwa ekonomi kreatif tidak dibatasi oleh wilayah. Ekonomi kreatif dapat muncul dan berkembang di mana saja tergantung siapa yang memunculkan dan merealisasikan ide kreatif nya. Kampung Warna Warni dapat menjadi contoh positif bahwa ekonomi kreatif bisa berkembang di perkampungan yang kumuh. Bayangkan jika setiap kampung kumuh mempunyai ide kreatif dan merealisasikan nya, maka perekonomian negara ini akan berkembang dengan pesat melalui sektor wisata dengan menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Di dalam kampung yang sudah berkembang tersebut masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan. Seperti produk makanan atau oleh-oleh khas daerah tersebut. Ketika masyarakat dapat memaksimalkan potensi yang ada maka dipastikan perekonomian akan terus bertumbuh kembang setiap hari nya.Â
Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna telah diberi akal untuk berfikir. Pasti banyak ide kreatif yang ada di masing-masing kepala setiap manusia. Rangkai dan realisasikan ide tersebut untuk memperbaiki kualitas ekonomi pribadi. Ketika perekonomian pribadi dirasa telah stabil maka tidak ada salah nya menyalurkan ide kreatif yang kita punya untuk membantu manusia lain yang membutuhkan seperti yang dilakukan mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang terhadap Kampung Jodipan di atas.Â
Sebagai generasi muda yang berpendidikan dan penuh dengan kreatifitas, marilah turut andil dalam pembangunan negara dimulai dengan pembangunan masing-masing kampung. Tidak semua ide kreatif berhasil menjadi ekonomi kreatif seperti yang dibayangkan, maka kita harus mempunyai mentalitas yang kuat. Jangan mudah menyerah, gagal? bangkit lagi, masalah? hadapi, jangan pernah lari. Ayo bangun perekonomian negeri ini dengan ekonomi kreatif! Creative economy is not a panacea but a feasible development option. (High Level Seminar on the Creative Economy and Copyright as Pathways to Sustainable Development, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H