Mohon tunggu...
Zein Muchamad Masykur
Zein Muchamad Masykur Mohon Tunggu... Dosen - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

"Yang penting nulis, bukan nulis yang penting"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pilpres Gado-gado: Bagian 1

15 Agustus 2023   18:24 Diperbarui: 15 Agustus 2023   18:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Gue mau cerita nih tentang suatu momen dalam hidup gue di negeri "Anehnesia." Jadi, mari gue ceritain tentang "Pilpres Gado-Gado" yang melelahkan tapi juga menghibur, ya gitu deh.

Jadi, udah dekat banget sama pilpres, dan udara penuh sensasi politik yang berbau-bau janji palsu dan seragam putih-putih. Setiap sudut ada wajah-wajah capres yang menatap bangga, seolah-olah mereka adalah pahlawan dari cerita superhero.

Saking antusiasnya, pasangan capres ini nyaris menggantikan iklan-iklan sabun cuci di televisi. Dan mereka nggak main-main, bener-bener kejar setoran. Saking bersemangatnya, beberapa kali gue hampir aja ngejadiin iklan-iklan mereka sebagai channel TV favorit gue.

Salah satu capres, yang emang dikenal dengan gaya bicaranya yang "menyegarkan," bikin gue berpikir, apa dia nulis pidato di bawah pancuran air dingin? Setiap kali dia bicara, kayaknya ada suara suling di balik pidatonya. Setiap kata keluar dari mulutnya, gue ngerasa kayak dinyinyiri. Mungkin dia harus ngisi kursus hipnoterapi juga, bisa jadi tambahan penghasilan. Gue cuma bisa berandai-andai kalo kita semua punya mata ketiga, mungkin ada sosok setan kecil yang bisik-bisik ke dia tiap kali dia berpidato.

Nggak mau kalah, capres satunya emang udah terkenal dengan gaya seragamnya yang nyentrik. Dulu gue pikir dia mau jadi koki, soalnya seragamnya bener-bener kayak chef yang mau ngebikin hidangan istimewa buat kita semua. Tapi, setelah gue denger pidatonya, baru deh gue tahu kalo dia sebenernya mau jadi "chef" buat mengaduk-aduk perasaan kita. Gue nggak tau, apakah dia lagi berusaha mengirimkan pesan lewat aroma masakan atau cuma pengen buat kita kelaparan aja. Yang jelas, gue jadi ngiler setiap kali denger dia bicara.

Trus ada lagi nih capres yang selalu tampil dengan jasnya yang super mewah. Gue ngerasa dia tuh kayak tukang pos yang tiba-tiba jadi joki F1. Gue setiap kali liat dia, gue mikir, "Ih, capek nggak tuh pakai jas kayak gitu terus? Berat ya kalau naik tangga?" Gue juga nggak tau, apakah dia lebih sering ke tukang jahit atau ke dealer mobil buat jasnya itu.

Tapi, tau nggak sih, yang paling gue suka dari semua ini? Setiap kali ada debat capres, kayaknya gue nonton acara komedi yang nggak dimengerti oleh pemirsa. Mereka ngomongnya kayak sedang main tebak-tebakan. Ada satu capres yang kayaknya pengen jadi detektif Sherlock Holmes, dia selalu menuding semua orang dengan mata tajamnya, sambil nunjuk-ngunjuk dan bilang, "Ini dia, pelakunya!"

Dalam semua kekonyolan ini, gue baru sadar satu hal: politik di negeri kita ini tuh seperti acara reality show yang nggak pernah berhenti. Mereka berlomba-lomba memperlihatkan bakat unik mereka, dengan satu tujuan: membuat kita tertawa. Gue nggak bisa membayangkan hidup di negeri lain yang nggak punya hiburan seunik ini. Jadi, meskipun "Pilpres Gado-Gado" bisa bikin kepala pusing, setidaknya, gue bisa terhibur dan nggak terlalu ambil pusing sama cerita-cerita absurd ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun