Mohon tunggu...
Zulfahnfy
Zulfahnfy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Agama Islam Latifah Mubarakiyah

No bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulang

9 Januari 2024   21:21 Diperbarui: 10 Januari 2024   00:14 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kak, pengen pulang," rengek Mita pada kakaknya. Gadis kecil itu mengayunkan tangan Deva beberapa kali.

Deva bersimpuh merendahkan badannya agar bisa leluasa menatap wajah sang adik. "Katanya mau liburan di Bandung?" Deva menyelipkan rambut Mita ke belakang telinga kemudian mengusap pipinya, "kita kan baru sampai seminggu yang lalu."

Mita menunduk. Entah apa yang membuat gadis kecil itu meminta pulang.

"Jangan sedih gitu dong, nanti puasanya batal." Deva memeluk Mita dan mengusap rambutnya dengan lembut. "Gimana kalau nanti sore kita jalan-jalan?"

Mendengar itu, Mita menjadi bersemangat dan langsung melepas pelukannya, "Horeeeee!!!"

Matahari mulai meredup, sesuai janjinya, Deva mengajak sang adik berkeliling kota Bandung atau lebih tepatnya jalan-jalan di sekitar tempat kosnya. Lagi pula masih ada hari esok dan esoknya lagi, entah sampai kapan, untuk menjelajah kota tersebut.

Tempat itu benar-benar terlihat seperti pasar. Aneka ragam makanan dijajakan disana. Bukan hanya itu, melainkan juga pakaian, lukisan, sepatu bahkan tempat bermain untuk anak-anak. Suasana seperti ini mungkin tidak akan Deva temui di kampung halamannya. Bukannya tidak ada, hanya saja tidak seramai, dan semeriah di sana.

"Kakak, kapan kita pulang?" Mita mengambil bola berwarna putih dan melemparkannya ke dalam ring. Tidak masuk.

Deva mengambil bola berwarna merah kemudian dalam hitungan sekejap bola tersebut dapat melewati ring dengan mulus. "Kamu ga suka disini?"

Mita tersenyum. "Suka." Gadis kecil itu merentangkan tangannya, Deva menyambutnya dan menurunkan Mita dari tempat semula. "Tapi aku kangen sama teman-teman." Mita menunjukkan jarinya satu per satu seperti sedang berhitung. "Sama Lisa, Mona, Ratu, Ima terus... Ata."

"Tapi kan kakak masih kuliah, gimana dong?" Deva merendahkan badannya kemudian menggendong sang adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun