Masa depan Jalur Gaza mulai dibahas oleh Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ada kemungkinan besar peperangan antara Israel dan Hamas akan selesai dengan kondisi Gaza yang disatukan dengan Tepi Barat.
Adapun, Tepi Barat saat ini diduduki Israel. Dan menurut Blinken, saat Israel menghentikan serangannya, Palestina harus memerintah wilayah tersebut, bukanlah Hamas.
Jalur Gaza menurutnya akan berjalan tanpa pendudukan atau pengepungan oleh pasukan penjajah.
"Tidak ada pendudukan kembali di Gaza setelah konflik berakhir. Tidak ada upaya untuk memblokade atau mengepung Gaza. Tidak ada pengurangan wilayah Gaza" ujar Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS.
Lebih lanjut, Blinken menganggap niatan Israel yang berencana mengambilalih keamanan di Gaza saat perang telah usai, bukanlah hal yang baik. Sebab, pemerintahan pasca perang di Gaza sebaiknya menyertakan suara rakyat Palestina.
"Harus ada elemen afirmatif untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Hal ini harus mencakup suara dan aspirasi rakyat Palestina di pusat pemerintahan pasca krisis di Gaza. Ini harus mencakup pemerintahan yang dipimpin Palestina dan Gaza yang bersatu dengan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina" ujar Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden tengah mendapat tekanan dari beberapa pihak di Partai Demokrat yang sangat terpecah belah terkait konflik tersebut. Mayoritas Senat Demokrat menandatangi surat pada Rabu 9 November yang meminta Biden untuk memastikan Israel punya rencana layak untuk mengalahkan Hamas dengan memprioritaskan warga sipil Palestina.
Dalam surat itu juga menekankan bahwa Israel harus menggunakan bantuan militer AS sesuai dengan hukum internasional untuk mengalahkan Hamas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI