Mohon tunggu...
M Sya'roni Rofii
M Sya'roni Rofii Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

M Sya'roni Rofii, alumnus perguruan tinggi negeri di Jogja. Lanjut berkelana di Istanbul. Mencatat kegelisahan (kadang) menjadi aktifitasnya. Chelsea FC sebagian dari warnanya. Dan, kadang berkicau via @ronirofii. Founder indopagi.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beli Portal Detik, Chairul Tanjung Layak Disebut Sang Messias Bisnis Media

15 Juli 2011   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40 2733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_122855" align="aligncenter" width="640" caption="Chairul Tanjung dengan latar belakang jejaring bisnisnya (cikarangonline.com)"][/caption] Saya ingin berbagi tulisan tentang pak Chairul Tanjung. CT orang sering menyingkat namanya. Singkatan namanya memang pendek, beda satu hurup saja dengan nama pak SBY, namun jejaring bisnisnya begitu panjang dari Sabang sampai Merauke. Jaringan bisnis yang banyak itu saya ketahui ketika mengikuti kuliah umum pak CT di kampus Yogya beberapa waktu lalu. Baru-baru ini CT dikabarkan tengah menyelesaikan urusan dengan pembelian saham salah satu portal berita terbesar di tanah air, Detik. Nilai pembelian pada kisaran angka 500 sampai 600 milyar. Angka berlipat-lipat dari harga Detik yang pada tahun lalu hanya pada kisaran 100-200 M. CT membeli detik kelihatannya karena ingin memoles sedikit saja dari media pelopor dotcom itu untuk kemudian menjadi salah satu pemain penting di Indonesia. Sebab ibarat bocah, Detik telah mampu berlari cepat namun perlu dituntun untuk ikut kompetisi yang kian kompetitif, dalam bentuk suntikan dana segar. Proses pembelian saham ini termasuk lama karena dua tahun lalu Detik telah diincar oleh para pengusaha baik dalam maupun luar negeri, tetapi karena kesabaran dan ada kesamaan pandangan dengan tim lobi CT maka Detik jatuh ke tangan pengusaha lokal. CT begitu menarik bagi sejumlah media minggu ini, mulai dari Koran Tempo edisi hari minggu yang membahas proses pembelian hingga Majalah Gatra yang menempatkan CT sebagai cover sampul berita mereka edisi minggu ini berisi kiprah CT dalam bisnis media sebagai pendatang baru.  Saya tidak heran dengan kiprah itu sebab berkali-kali nama CT memang menjadi langganan di majalah pencatat kekayaan orang di dunia, Forbes. Jika proses pembelian itu rampung dalam waktu dekat maka lengkap sudah koleksi CT pada bisnis media. CT termasuk berhasil dalam mengakuisi bisnis media. Lihat Trans Corps yang kini menjadi salah satu trend setter entertainment di Indonesia. Masih ingkat ketika Trans TV yang tidak butuh waktu lama untuk mengakrabkan diri dengan pemirsa Indonesia. Karena mereka menyuguhkan program baru, segar dan begitu berbeda dengan stasiun-stasiun lain yang bermain aman pada wilayah kesenangan monoton, sebutlah persaingan stasiun swasta yang menggenjot Sinetron hingga ratusan episode. Berhasil dengan Trans TV dengan mempercayakan manajemen pada Pak Ishadi SK, mereka kemudian berekspansi dengan melebarkan sayap membeli saham TV 7 milik pak Jacob Utama yang saat itu memang menjadi salah satu pendatang baru yang lumayan menarik, saya masih ingat ketika TV 7 adalah TV yang memperkenalkan Liga Inggris kepada kita. Usai dibeli berubahlah nama menjadi Trans 7 yang juga berhasil memikat hati pemirsa dengan program-program unggulan khas mereka. Sebuah merger yang sangat berhasil dibawah bendera Trans Corps. Kehadiran CT dalam bisnis media tentu saja menjadi penyemarak bisnis media yang di masa lalu didominasi oleh orang-orang terdekat pak harto. Tetapi kini persaingan media sangat demokratis. Asal jeli dan punya modal setiap orang punya kesempatan untuk memiliki bisnis media. Judul di atas terinspirasi oleh pertandingan Argentina vs Costa Rika pada Copa Amerika dimana Argentina berhasil melaju ke babak berikutnya dengan skor 3-0. Dibalik kemenangan telak itu sosok Messi adalah penentu. Argentina yang pada awalnya bermain tidak meyakinkan berubah menjadi agressif setelah messi dipercayakan sebagai playmaker. Hasilnya, Argentina memang berubah drastis. Dengan kesuksesan bisnisnya di bidang media disamping bisnis lain yang membutuhkan kejelian berfikir menjadi inspirasi tersendiri bagi setiap orang di Indonesia bahwa manusia Indonesia mampu bersaing dalam berbagai bisnis. Sekaligus menjadi cermin bagi pemerintah yang lebih suka menjual BUMN ketimbang mengelola sendiri dengan SDM hebat dan melimpat di dalam negeri. [caption id="attachment_122773" align="aligncenter" width="300" caption="Lionel messi sebagai pemain lincah saat berlatih (gambar/google)"]

1310697846415609528
1310697846415609528
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun