[caption id="attachment_119820" align="aligncenter" width="550" caption="Pramono diantara para prajurit Kopasus (Photo/Media Indonesia)"][/caption] Akhirnya, teka-teki siapa yang bakal menduduki kursi tertinggi di jajaran TNI AD terjawab sudah. Setelah Letjen Pramono Edi Wibowo secara resmi dilantik menggantikan George Toisutta sebagai Kepala Staf Angkatan Darat di Istana Negara, siang tadi sekitar pukul 14.00. Sebelumnya nama Pramono memang  santer disebut dalam bursa calon pengganti Pak GT. Biasanya, dalam penggantian petinggi TNI selalu dikait-kaitkan dengan orang paling dekat dengan sang kepala staf, entah wakil KASAD, entah Kepala Divisi atau Kepala-kepala yang punya kompetensi memimpin Kesatuan AD. Kali ini, Pak SBY menjatuhkan pilihan pada Pak Pramono Edi Wibowo yang kebetulan merupakan adik dari istri presiden SBY. Banyak spekulasi yang menyebut penunjukkan Pramono tidak lebih dari faktor kedekatan antar keduanya, bukan karena faktor prestasi dan track reccord kepemimpinannya. Spekulasi itu berkembang cukup lama dan sampai hari pelantikan masih terus terdengar. Ketika Pak GT ditanya persoalan siapa yang akan menjadi penggantinya beberapa waktu lalu di televisi, GT hanya menjawab bahwa di tubuh TNI seorang prajurit selalu ditunjuk berdasarkan kemampuan dan kapasitas dalam kepemimpinan. "tidak ada ipar-iparan dalam TNI, TNI selalu professional!" begitu kata Pak GT saat menghadiri ulang tahun kesatuan yang dipimpinnya. Pak SBY Tidak Perlu Dibela Judul di atas terkesan sedikit membela Pak SBY memang. Tetapi kelihatannya Pak SBY tidak perlu dibela kali ini, baik oleh fraksi demokrat di DPR ataupun kader partai demokrat di seluruh penjuru negeri. Kenapa Pak SBY tidak perlu dibela? Sebabnya adalah, pertama, pak SBY tentu saja adalah presiden kita, dialah satu-satunya penentu akhir siapa yang menjadi KASAD. Kedua, pak SBY adalah ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dengan kursi mayoritas di Parlemen sehingga untuk menunjuk seseorang sebagai kepala KASAD tinggal meng-SMS pak Marzuki di DPR sana. Sekali lagi Demokrat Mayoritas. Ketiga, alasan yang netral adalah, Pramono jika kita lihat dari track reccordnya memang adalah salah satu prajurit yang memiliki pengalaman menjadi prajurit sejak lulus dari Akmil sebagai lulusan terbaik. Pernah mengikuti sejumlah operasi penting sehingga menguasai medan bertahun-tahun. Sebelum dilantik sebagai KASAD Pramono mberupakan Pangkostrad, salah satu pasukan elit TNI. Satu lagi, Pramono juga mendapat dukungan penting karena pernah menjadi ajudan Ibu Megawati, yang kebetulan saat ini adalah ketua umum partai Oposisi, sehingga dukungan kepada Pramono tidak susah didapat kala lobi di senayan. Singkat kata, Pramono memang tentara profesional. Akhir kata, suara-suara yang muncul di masyarakat terkait pilihan pak SBY atas Pramono yang kebetulan adalah iparnya sendiri memang tidak bisa dinafikan. Bukankah negara demokrasi memungkinkan kita untuk bersuara tentang apa saja yang dilakukan oleh pak presiden. Semua ini akan terjawab di masa depan, dengan syarat Pak Pramono mampu menunjukkan diri sebagai KASAD yang berkualitas, menjadikan insitusinya netral dari urusan politik. Jika telah menghormati bendera profesionalitas TNI maka masyarakat tidak segan mengacungi sepuluh jempol buat Pak Pramono yang juga putra prajurit yang berperan dalam penyelamatan Indonesia pasca G30 S. Selamat bertugas di KASAD Pak Pramono!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H