Mohon tunggu...
M Sya'roni Rofii
M Sya'roni Rofii Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

M Sya'roni Rofii, alumnus perguruan tinggi negeri di Jogja. Lanjut berkelana di Istanbul. Mencatat kegelisahan (kadang) menjadi aktifitasnya. Chelsea FC sebagian dari warnanya. Dan, kadang berkicau via @ronirofii. Founder indopagi.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengintip Bisnis Tentara Bayaran Blackwater

18 Januari 2011   10:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 3011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295346217451785840

[caption id="attachment_85358" align="alignleft" width="271" caption="Sampul buku bisnis militer blackwater"][/caption] Guna menegaskan posisi sebagai negara superpower dunia Amerika kelihatannya kewalahan dengan militer reguler yang ada, maka tentara bayaran adalah pilihan paling praktis dan efisien.  Berikut adalah buku yang ditulis seorang jurnalis AS tentang sepak terjang tentara bayaran dalam sejumlah proyek invasi. Anggapan yang mengatakan bahwa dunia internasional kini tidak lagi didominasi oleh aktor negara semakin kuat, kehadiran aktor non-negara belakangan menjadi bahan penting dalam analisa para pemerhati studi hubungan internasional. Aktor non-negara terdapat dalam berbagai macam bentuk, ada perusahaan, ada organisasi non-pemerintah, ada institusi-institusi ad hoc internasional, bahkan pelaku kejahatan seperti teroris pun termasuk dalam kategori ini, dan seterusnya. Satu yang pertama dalam kategori perusahaan juga memiliki berbagai macam varian. Salah satunya yang belakangan sering menjadi sorotan dalam sejumlah konflik internasional adalah Private Militacy Company, Private Security Company (PMC, PSC) atau dalam term Indonesia bisa disebut dengan perusahaan militer swasta. PMC merupakan istilah yang sering diletakkan oleh para analis terhadap beberapa perusahaan swasta bidang jasa keamanan. Peran mereka dalam konteks pertahanan sangatlah signifikan. Mereka (para pemliki PMC) tidak lagi melihat pertahanan dan militer menjadi monopoli negara, tetapi bisa juga dijadikan sebagai sarana bisnis privat. Fenomena kapitalisasi militer kini bukan lagi menjadi sesuatu yang rahasia, keberadaan mereka sebagai perusahaan bisnis telah mendapat pengakuan dari berbagai pihak entah dari pejabat negara ataupun perusahaan swasta yang bergerak di bidang non-militer namun membutuhkan jasa keamanan dengan memilih PMC sebagai alternatif untuk mengamankan bisnis mereka. Sepak terjang mereka bisa dilihat dalam banyak kasus, pada Perang Irak dan Afghanistan misalnya terdapat beberapa PMC yang terlibat di sana, diantaranya adalah Black Water, DyCorp, Defion International, AirScan, klien mereka adalah pemerintah Amerika Serikat. Black Water sendiri bekerja atas nama bisnis untuk mengamankan kepentingan klien. Black Water misalnya bekerja demi uang untuk memastikan distribusi logistik dapat mencapai target sasaran, mengawal konvoi pasukan, menjadi pasukan pendamping, mengamankan kantor-kantor administrasi, memastikan keamanan pemerintahan di Irak, termasuk mendampingi pemerintah Irak yang tidak lagi memiliki kapabilitas militer untuk menjalankan aktifitas sehari-hari mengingat kondisi Irak yang masih rentan dari aksi bom, serangan bersenjata dan tindak kekerasan lainnya, sehingga Black Water menjadi pengawal yang harus memastikan klien mereka aman berdasarkan standar operasi yang profesional dan pada akhirnya akan mendapat imbalan dari hasil kerja mereka. Semua itu tidak berdasarkan pada nilai-nlai yang selama ini dipegang teguh oleh para militer aktif untuk membela negara masing-masing. Tetapi para militer PMC lebih melihat peran mereka sebagai pelaku bisnis untuk kepentingan transaksional. Blackwater Dalam buku karya Jeremy Scahill ini, kita dibawa ke dalam rentetan kisah tentang jalanan-jalanan berdarah dan pertempuran di kota-kota di Irak antara warga pemberontak yang marah dan militer AS yang arogan, hingga ke fasilitas latihan perang serbalengkap milik Blackwater di Moyock, Carolina Utara. Dilanjutkan dengan kisah tentang kontroversi penggunaan militer swasta yang menjadi topik panas di Gedung Putih, cerita tentang angin topan mematikan di New Orleans, sampai ke ruang-ruang para penguasa di Washington. Semuanya bermuara ke satu hal: untuk membongkar keberadaan Blackwater sebagai wajah buas dan angker mesin perang Amerika Serikat. Walaupun kini telah berganti nama menjadi Xe Services, orang tetap mengenal Blackwater sebagai perusahaan tentara bayaran terkuat di dunia. Selain itu, buku karya Jurnalis AS yang merupakan hasil investigasi bertahun-tahun di Irak ini secara gamblang membongkar sosok perusahaan tentara bayaran Blackwater dan menunjukkan betapa berbahaya ketika pemerintah melimpahkan tugas ketentaraan pada pihak swasta. Ketidakmampuan mengontrol secara utuh boleh jadi faktor penyebabnya. Kerja Blackwater sepertinya sangat dipengaruhi oleh iklim keamanan internaional, jika konflik terjadi di mana-mana bisa jadi kontrak akan datang kepada mereka dalam jumlah besar, sebut saja misalnya krisis keamanan di AS pada tahun 2001 dan aksi militer AS pada tahun-tahun setelah itu berimplikasi pada kontrak dengan pemerintahan AS meningkat, Blackwater mencatat total kontrak antara tahun 2001 hingga 2006 sekitar $1,024,519,018, angka yang sangat besar memang. Tetapi kontrak yang begitu besar sepadan dengan resiko yang harus diterima, para perajurit bayaran Blackwater setiap hari harus siap menerima konsekuensi di daerah-daerah konflik peperangan, termasuk harus siap menjadi bumper kebijakan klien yang menggunakan jasa mereka. Menjadi sasaran kemarahan rakyat Irak adalah kenyataan sehari-hari yang harus dihadapi, seperti diceritakan secara gamblang pada bagian pertama buku ini. Terkait isu tentara bayaran terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sejumlah pemerhati isu militer dan pertahanan, Peter W. Singer termasuk orang yang konsern mengkaji isu ini, salah satu tulisannya"Outsoursing War" (2005) mengulas secara komprehensif kiprah PMC, selain itu buku "Bisnis Militer" yang ditulis oleh Veronika (2008) juga patut layak menjadi referensi kajian ini; buku "La Empresa Guerra; Bisnis Perang dan Kapitalisme Global," yang disunting oleh Dario Azzelini dan Boris Kanzleiter (2005); "Making a Killing: The Business of War", Center for Public Integrity, October (2002). Dan, belum ada yang mengulas secara detail tentang Blackwater. Sehingga, kehadiran buku yang disajikan dengan gaya bercerita ini setidaknya menjadi tambahan referensi bagi para pemerhati isu keamanan, terlebih mereka yang penasaran dengan sepak terjang Blackwater sebagai tentara bayaran di dunia nyata.

Judul: Blackwater Membongkar Keterlibatan Tentara Bayaran dalam Invasi Militer Amerika Serikat

Penulis : Jeremy Schaill

Penerbit: Mizan Pustaka

Cetakan: Pertama, Oktober 2010

Tebal: 704 Hlm

Peresensi: M Sya'roni Rofii, penikmat buku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun