[caption id="attachment_77985" align="alignleft" width="214" caption="Poster film eat, pray, love (gambar/imb.com)"][/caption] Tahukan anda, film eat, pray and love pernah menyita perhatian para pejabat tinggi Indonesia saat baru dirilis, mulai dari jajaran menteri sampai wakil presiden menyempatkan untuk memberikan perhatian pada film ini. Sejumlah media menyebut, Wapres berhalangan hadir karena fokus menangani bencana di tanah air dan diwakilkan oleh Ibu Wapres. Sementara Presiden SBY dikabarkan juga mengawali pidato saat forum dunia tengah berlangsung di Bali dengan mengutif "anda bisa berlama-lama di Bali, baik untuk eat, pray atau love," kira-kira begitu yang disampaikan Presiden. Ya, film ini memang memiliki ikatan emosional dengan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Bali, mengingat sebagian dari setting film menggunakan lokasi-lokasi indah di Bali, baik sawah-sawah hijau, pura ataupun pantai-pantai yang indah nan menawan. Masih ingatkah anda, ketika proses pembuatan film ini dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan otoritas tradisional di Bali? Saat pembuatan film, kru Hollywood berbondong-bondong ke Bali dengan peralatan lengkap untuk syuting, tak pelak membuat ramai di daerah itu. Lantas, seperti apa hasilnya? Film yang menjadi box office ini berkisah tentang seorang penulis top bernama Elizabet Gilbert yang diperankan Julia Roberts, ia pernah menikah namun sayangnya ia tidak menemukan kebahagiaan dari pernikahannya. Ia memutuskan untuk bercerai dengan suaminya lantas mencari jalan keluar dari ketidakbahagiaan yang dialami. Elizabeth memutuskan untuk berkeliling dunia, untuk menemukan makna kebahagiaan yang telah hilang menurutnya. Ia berkunjung ke Roma, India, dan Bali. Di Roma ia menghabiskan waktu menyusuri monumen-monumen tua, berkenalan dengan gaya hidup kota fashion, mencicipi hidangan khas di negeri itu. Kehadirannya di Italia seakan membalik logika wanita kebanyakan yang memilih untuk diet, justru Elizabet ke Italia untuk memakan sebayak-bayaknya tanpa harus berfikir gemuk atau tidak. Sementara di India, ia mengikuti nasehat rekannya yang pemain teater. Di India ia mengikuti bagaimana kedamaian diciptakan melalui meditasi yang ketat dan sarat makna spiritual. Kemudian, perjalanan terakhir adalah di Bali. Liz sangat menikmati kota Bali. Kedatangannya kali ini sekaligus menemui seorang tua yang berprofesi sebagai dukun, orang tua berambut putih itu adalah Ketut. Di awal cerita, Ketut membuat ramalan-ramalan tentang Liz dan suatu ketika berharap agar Liz bisa kembali ke Bali dan menikmati Bali. Di Bali ia juga bertemu dengan wanita yang menginspirasi Liz, yakni Wayan yang diperankan oleh Kristin Hakim. Akhir cerita, Liz atau Julia Roberts menemukan dirinya di Bali. Membuka hati yang lama tertutup oleh rasa takut untuk mencintai dan dicintai. Film ini mengekplorasi keindahan Bali, dan memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui Hollywood. Tidak menutup kemungkinan, akan ada produser lain yang akan mengikuti jejak film eat, pray and love. Semoga! Salam Kompasiana, Postingan Sebelumnya: Pak SBY Belum (Sepenuhnya) Paham Demokrasi dan Monarki 10 Tahun Mencerdaskan Negeri Catatan: postingan eat pray sebelumnya saya posting di blog pribadi, http://rofii-perspektif.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H