Mohon tunggu...
Ziya Asad
Ziya Asad Mohon Tunggu... -

See the Real Me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

A.M.B.I.S.I

7 Juni 2015   02:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf-

Inilah satu kata yang sungguh menjadi inti pena.

Karena antara kita terjadi gesekan.

Karena aku bersi keras membela diri

Banyak mimpi yang belum sempat terburai

Banyak angan yang belum selesai mengangkasa

Tidak terhitung tindakan yang belum semua mengeruak

Dalam perjalanan hingga mendarat di tujuan

Godaan bertubi-tubi datang

Hingga goyah hati yang semula kokoh

Terus-menerus pahit yang harus ditelan

Tidak sedikit orang mencaci

Memaki, merendahkan

Menginsyarat aku hanya biasa

bukan ratu berataskan mahkota

Tapi mereka yang mampu melihat justru berkata akulah "permata" mahkota

ssssttt !!! ini Ambisi !! Yakinlah !!!

Karena aku yakin sekali  kita memiliki dua sisi -tidak terpisahkan

Dan aku memilih lebih memelihara sebelah sisi positif

yang jelemakanku sebagai permata

ssssttt !!! kita sama-sama berambisi hanya soal waktu dan tindakan menilai. Menentukan.

Visit: http://mydream-must-true.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun