Seiring maju dan berkembangnya dunia bisnis dan perekonomian di Indonesia, semakin besar juga potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional. Hal ini ditandai dengan maraknya bisnis dan industri yang datang ke Indonesia.
Tak sedikit para penutur asing mencoba untuk mempelajari dan menerapkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang kemudian diterapkan ketika sedang berkunjung ke Indonesia.
Mungkin para penutur asing menganggap bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah dipahami sehingga mereka memiliki minat yang tinggi untuk memepelajari bahasa Indonesia. Apalagi dengan banyaknya para wisatawan asing yang berkujung ke wisata di Indonesia. Dan tentu saja mereka mengunjungi Indonesia dalan kurun waktu yang tidak sebentar.
Ada suatu negara yang masyarakatnya cenderung untuk mencoba mempelajari bahasa Indonesia, yaitu negara Korea Selatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya warga Korea Selatan yang datang ke Indonesia untuk mempelajari bahasa dan budaya di Indonesia melalui universitas-universitas yang ada di Indonesia mengenai program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA).
Selain itu, yang menjadi potensi bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional adalah bahasa  Indonesia memiliki dua keunggulan, di antaranya:
1. Adanya penggunaan akasara latin
2. Tata bahasa Indonesia yang sederhana
Mengapa bahasa Indonesia dikatakan mudah? Karena bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa di negara-negara lain. Karena dalam penggunaan bahasa Indonesia tidak mengenal jumlah, waktu, jenis kelamin, kasus dan tingkatan level (speech level). Dengan seperti itu maka bahasa Indonesia layak dikatakan sebagai bahasa yang efisien dan mudah dipahami.
Selain itu, terdapat faktor hambatan yang dihadapi oleh penutur Korea dalam mempelajari bahasa Indonesia dari segi tantangan fonologi. Dari sebuah penelitian yang ditulis oleh Suryani dan Darmayanti dalam bidang fonologi mengenai "Kemahiran berbahasa Indonesia penutur Korea: kajian prosodi dengan pendekatan fonetik eksperimental" menyebutkan bahwa dari segi tekanan dan temporal, penutur Korea menekan bagian yang tidak perlu diucapkan.
Ada juga beberapa bunyi bahasa cukup sulit diucapkan para penutur Korea, seperti bunyi (kh, dan r). Penutur Korea menganggap bunyi tersebut sulit karena bagi mereka bunyi tersebut terasa asing dan dalam bahasa Korea, bunyi tersebut tidak ada.
Sumber: Hyun, P. (2015). Potensi dan tantangan bahasa Indonesia menuju bahasa Internasional. Jurnal Sosioteknologi, 14 (1), 12-20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H