Mohon tunggu...
Ziska Putri Hidayat
Ziska Putri Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Public Health Student at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Pencegahan yang Efektif untuk Mengatasi Ancaman Kesehatan Global Monkeypox yang Semakin Meningkat

30 September 2024   23:42 Diperbarui: 1 Oktober 2024   03:10 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STRATEGI PENCEGAHAN YANG EFEKTIF UNTUK MENGATASI ANCAMAN KESEHATAN GLOBAL MONKEY POX YANG SEMAKIN MENINGKAT 

ZISKA PUTRI HIDAYAT/191241159

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA  

    Cacar Monyet atau Monkeypox adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar monyet (Orthopoxvirus, Family Poxviridae). Poxvirus memiliki diameter berukuran 200 nm hingga 250 nm dan dilindungi oleh komponen inti berbentuk tabung dan bentuk halter dengan ciri khasnya. Poxvirus memiliki virion yang mengandung sesuatu yang disebut dengan asam deoksirinonukleat dengan untak ganda linier (dsDNA) dan memiliki enzim yang dapat mensintesis pembawa pesan asam ribonukleat (mRNA). Perkembangan virus ini berada pada sitoplasma sel inang. Monkeypox Virus (MPXV) ditularkan melalui paparan droplet melalui udara yang dihembuskan dan melalui paparan langsung dengan lesi kulit yang sedang terinfeksi dan/atau dengan bahan menular, masa inkubasi virus ini berkisar di antara 5-21 hari.

    Monkeypox Virus (MPXV) pertama kali ditemukan pada tahun 1958 tepatnya di Denmark. Penyakit ini teridentifikasi setelah terjadi dua wabah penyakit yang mirip dengan cacar dan ditemukan pada koloni monyet yang saat itu digunakan untuk tujuan penelitian. Setelah penelitian tersebut dilakukan nama "cacar monyet" baru dikemukakan. 

Namun, virus cacar monyet ini juga dapat ditularkan dari hewan lain seperti tikus, tupai, dan kelinci. Kasus infeksi Monkeypox Virus (MPXV) pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo di wilayah endemis pedesaan tepatnya pada hutan tropis Cogo Basin dan Afrika Barat. Setelah kasus tersebut, infeksi cacar monyet pada manusia mulai tersebar luas ke negara-negara lain hingga saat ini salah satunya adalah Indonesia.

    Virus Monkeypox pertama kali diidentifikasi di Indonesia melalui seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri yang diduga penelurannya melalui kontak erat dari penderita. Menurut data dari Kementrian Kesehatan Indonesia berkisar pada tahun 2022 hingga 2024 sudah terkonfirmasi adanya 88 kasus Virus Monkeypox di Indonesia. 

Kewaspadaan dan antisipasi baik dari masyarakat maupun pemerintah perlu ditingkatkan terkait penyakit ini mengingat potensi hewan penular penyakit Monkeypox Virus ada di Indonesia. Menurut saya, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memberikan informasi dan pengetahuan terkait dengan penyakit cacar monyet agar masyarakat dapat lebih waspada dan memahami tentang penyakit ini.

    Penularan Virus Monkeypox ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kepada manusia melalui kontak langsung dengan darag, luka pada kulit atau mukosa pada hewan yang terinfeksi, dan cairan tubuh. Selain itu, mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang sempurna bisa menyebabkan faktor risiko terinfeksi penyakit cacar monyet. Gejala yang ditimbulkan setelah terinfeksi oleh cacar monyet adalah timbul rasa lemas, nyeri punggung serta otot, demam, nyeri kepala, terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening di area leher, ketiak, atau selangkangan, dan muncul ruam di area tubuh. 

Gejala awal adalah pada tahap prodromal yang berksiar selama 1-3 hari, selanjutnya tahap ruam dan lesi kulit yang dimulai pada wajah hingga menyebar secara bertahap ke seluruh tubuh. Ruam tersebut akan berkembang dari bercak merah kecil menjadi seperti lepuhan yang berisi cairan jernih dan akan mengeras hingga pecah. Penyakit cacar monyet bisa menyebabkan pembengkakan pada kelenjar betah bening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun