Mohon tunggu...
Ziska Putri Hidayat
Ziska Putri Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Public Health Student at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kesehatan Masyarakat dalam Menangani Penyakit Demam Berdarah

17 September 2024   19:55 Diperbarui: 17 September 2024   20:13 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: rhttps://herminahospitals.com/id/articles/kenali-nyamuk-aedes-aegypti-penyebab-dbdInput sumber gambar

PERAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM MENANGANI PENYAKIT DEMAM BERDARAH

ZISKA PUTRI HIDAYAT / 191241159 

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah Dengue (DBD) menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dapat diartikan dengan penyakit yang menular melalui gigitan nyamuk yang bernama Aedes aegypti. Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk tentu jumlah penderita dan penyebaran DBD akan semakin bertambah. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia atau World Organization (WHO) pada tahun 2012 Indonesia menempati peringkat kedua kejadian DBD tertinggi dengan total 129.432 kasus selama periode 2004-2010. Kasus DBD di Indonesia selalu mengalami peningkatkan. Penyakit DBD merupakan endemis hampir di seluruh provinsi. Peningkatan DBD yang terus bertambah dan meluas menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Diperkirakan di setiap tahunnya ada sekitar 3.000.000 kasus di Indonesia dan 500.000 kasus DBD yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan sekitar 12.000 diantaranya meninggal dunia dengan kasus kematian anak-anak yang mendominasi.

Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali muncul pada tahun 1780 tepatnya di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Pada awal kasus DBD muncul, penyakit ini dinamakan dengan Dengue Fever. Seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 1950 penyakit DBD mulai tersebar dan meluas di wilayah Asia Tenggara tepatnya di Filipina. Kemudian, wabah penyakit ini terus mengalami ekspansi geografis ke beberapa wilayah negara lainnya, salah satunya di Indonesia. Siklus penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes ablopictus. Penyebarannya dimulai melalui proses transmisi virus ke tubuh manusia melalui air liur dari nyamuk. Selanjutnya, virus yang sudah disebarkan akan bereplikasi pada bagian organ tubuh tertentu dan virus tersebut akan menginfeksi bagian darah putih dan jaringan limfoid yang ada di tubuh manusia. Proses penyebaran yang terakhir, virus akan dilepaskan sehingga virus tersebut mampu untuk bersirkulasi di dalam darah. Proses penularan ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun. Maka dari itu, penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pernah mengalami peniongkatan kasus yang signifikan.

Kejadian DBD dipengaruhi oleh berbagai aspek di antaranya adalah vektor, perubahan iklim dan lingkungan, mobilisasi penduduk, dan perilaku masyarakat. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia penanggulangan wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dilakukan dengan melakukan pergerakan ke masyarakat dalam PSN Demam Berdarah Dengue (DBD) dan larvasidasi, penyluhan, dan pengabutan dengan menggunakan insektisida. Kegiatan yang dilakukan untuk menanggulangi pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tentu perlu adanya bantuan baik dari tenaga medis, tenaga kesehatan, dan para tokoh masyarakat. Petugas medis, kesehatan, dan masyarakat harus berkolaborasi agar dapat menjalankan upaya-upaya yang akan dilakukan ke depan untuk mencegah meningkatnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Peran petugas kesehatan adalah mediator untuk mengendalikan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di suatu daerah atau wilayah yang mempunyaki program dalam penanggulangan kejadian DBD dari pemerintah. Sementara para tokoh masyarakat merupakan media pengantar dari petugas kesehatan dalam menjalankan program dari pemerintah kepada masyarakat.

Kesimpulan yang dapat dimbil adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Peningkatan DBD terus mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Menurut pendapat saya, perlu adanya upaya dalam merealisasikan program-program penanggulangan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan mengemukakan suatu gagasan atau ide baik secara fisik, material, dan nonmaterial. Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dicegah dengan adanya peran antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat. Peran yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat ditunjukkan dengan melaksanakan penyuluhan terkait dengan DBD kepada tokoh masyarakat atau misalnya dapat memberikan larvasida berupa abatesasi dan melaksanakan fogging dalam kondisi tertentu. Dengan adanya kolaborasi antara pihak-pihak tersebut penanggulangan DBD seharusnya dapat dicegah.

KATA KUNCI : Kesehatan, Masyarakat, Nyamuk

DAFTAR PUSTAKA

Farsari, Rizqi., & Azinar, M. (2018). Pemantauan Jentik Dalam Meningkatkan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk. Unnes Journal of Health Education, 3(2), pp. 111-114.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun