Mohon tunggu...
Fariz Manarisip
Fariz Manarisip Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Fariz Manarisip, kelahiran Magelang, 30 Oktober, adalah seorang Mahasisiwa semester 6 Arkeologi di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Lelaki yang gemar musik ini juga senang meluangkan waktunya untuk menulis.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Delapan Minggu di Padangtegal, Ubud

10 Maret 2014   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sangat terlambat ketika saya menulis tentang tulisan menyebalkan ini. Bagaimana tak terlambat, karena melihat blog salah satu teman KKN saya, Giany Amorita (Gigi) tentang Ubud yang sudah dipostingnya lebih dari setahun yang lalu. Bagaimana tak sebal, karena mengingatkan memori saya pada teman-teman pondokan, lingkungan Padangtegal (Ela, Yoga, Wayan, Panji, Pande, Dek Ning, Putri dll), anak-anak SD 3 Ubud, Galerinya Pak Ketut, Mie Ayam Peliatan, dan kera-kera Monkey Forest termasuk di dalamnya Pak Putu (Pengurus Monkey Forest). Tentang sebuah kegiatan KKN - Kuliah Kerja Nyata, Kuliah kerja Ngapusi, Kuliah Kerja Nguli atau apa sajalah. Mungkin sedikit malas untuk mengikuti mata kuliah wajib ini dimana saya harus tinggal dengan beberapa orang yang sama sekali tidak saya kenal, dan saya pun tidak bisa memilih teman-teman tersebut. Tak apalah, terima saja… anggaplah ini sebuah tv show macam Penghuni Terakhir atau Big Brother.. Dimulai dengan pengumuman via website LPPM yang menuliskan bahwa saya berada dalam satu kelompok dengan anak-anak teknik, kedokteran gigi, filsafat, sastra dan biologi. Beberapa pemikiran negatif pun muncul, saya harus tinggal dengan anak teknik dengan budaya rusuh dan klumuh yang kental, anak filsafat yang sudah menjadi rahasia umum mereka orang-orang yang sering mengartikan benda, manusia, hewan maupun tulisan dengan sangat rinci sampai tak ada habisnya atau bahkan menjadi tak ada artinya sama sekali. Anak biologi yang bicaranya tidak jauh-jauh dari fotosintesis atau anak kedokteran gigi yang serba bersih dengan gigi-giginya yang terawat namun tetap saja kuning. But, beruntung saja pikiran-pikiran negatif tersebut meleset. Wajarlah manusiawi. Toh, saya juga bukan seorang Mama Loren yang bisa meramalkan segala sesuatu dengan tepat dan benar. Bahkan teman-teman satu unit saya adalah anak-anak yang baik dan rajin. Karena terlalu baik dan rajin merekapun tak pernah mempunyai rasa tak santai dan hampir melupakan bahwa mereka sedang mengemban tugas mulia dari kampus. (FYI, bahkan saya hampir tidak memiliki jadwal pasti untuk melakukan program-program KKN selain tidur, ngenet gratis, cukuran jenggot, gitaran dan makan) Oke, disini saya akan jujur saja. (Yah, walaupun kita sedang tinggal di sebuah negara yang tidak berpihak pada kejujuran) Hari pertama pertemuan saya datang terlambat. Kenapa? saya ada kesibukan yang saya anggap lebih penting pada saat itu. Menyelesaikan urusan hati yang kala itu sedang mengganjal, dan pada akhirnya benar-benar selesai. Lalu pada akhirnya sayapun bertemu dengan teman-teman baru saya itu dan satu DPL yang biasa disebut dengan Pak Suryono, orangnya keren, perlente, idaman ibu-ibu PKK, dan tipe-tipe pria metroseksual banget ya Allah…. Dari hello effect hingga delapan minggu tinggal bersama di lokasi KKN yang indah namun dingin saya sedikit berpandangan kepada teman-teman saya yang sudah menjadi “keluarga baru” tersebut, tentunya dengan tidak menggunakan ilmu arkeologi saya. Ucok Dengan tampang dewasa sok kalemnya, bisa dibilang dia yang memanage semua urusan KKN. Pak ketua yang selalu dengerin musik-musik indie sambil pakai kacamata. Ya, jujur saja tanpa orang yang bermuka tua ini mungkin kami tidak bisa KKN di Padangtegal. Bram Mungkin salah satu cowok yang dapat menikmati tidur di kelompok KKN ini. Yah, walaupun sedikit ngorok tapi wajarlah, tanpa dia yang pergi ke Belanda sebelum KKN selesai, pondokan menjadi sepi tanpa suara-suara aneh yang dikeluarkannya waktu malam hari (suara dari mulut maupun pantatnya). Irene Calon dokter gigi yang sedikit aneh jika seorang wanita gendut selalu semangat bila datang waktu makan pagi dan sore. Musuh besar para perokok selain si Gigi waktu rapat. Afra Bu Ustadzah yang sedikit kalem, berbicara dengan nada pelan namun bukan seorang yang pemarah seperti orang-orang kalem pada umumnya. Tapi kebanyakan sih, pada takut sama dia (termasuk saya juga). Fariz Ryadi Inilah sang pujangga cinta dari Bekasi. Pria macho yang siap memikat jutaan wanita yang ada di hadapanya (walaupun entah apa hasilnya) sampai-sampai saya pun juga terpikat dengan skill nya di lapangan bola. Gimana ga kagum, bray. Dia satu-satunya orang yang bisa nyetak gol pas Turnamen Futsal ke gawang tim Pecalang Padangtegal! Astrid Orangnya kalem, dan wajahnya menjadi pemandangan indah di pondokan. Pasti semua cowok-cowok KKN setuju dengan pendapat saya itu, bahkan pemuda-pemuda setempat seperti Yoga, Ela (nama cowok), Bedol, tukang bakso, tukang tipat tahu, hingga Pak Lurah (yang kata Roby mirip Willy Dozan), setiap hari rela berbondong-bondong datang ke pondokan. Pada ngapain? Ya mau liat si Astrid, lah. Meskipun pada akhirnya si Ela lebih memilih Ijah. Gigi Salah satu teman se Sub Unit saya yang hobi motret. Orang yang selalu comment ketika saya ngomong (yang menurut dia, saya itu aneh kalo bilang S, alasan elu sangat ga masuk akal, Gi). Dia merupakan alarm alami bagi kami pada waktu sahur tiba (kebetulan waktu KKN bertepatan dengan bulan puasa). Kamar cowok selalu dia samperin dengan muka garangnya sambil njitak satu-satu sampai pada bangun buat makan sahur. Bahkan saya dan Echa saking takutnya sama Gigi, sampai ga jadi sahur. Lea ATM berjalan yang merupakan orang paling narsis foto dirinya sendiri. Foto-Foto tentang dirinya bisa dilihat di halaman Facebooknya untuk lebih jelas. (Kayaknya aku masih utang sate 15 ribu sama kamu, Le. Udah lupain aja) Mita Terkenal dengan status-status gombal nya di FB, twitter, dan BBM (pada saat itu belum ada whatsapp/LINE, pak). Sering banget curhat dengan saya, walaupun kadang ga pernah saya tanggepin. Hingga pada akhir KKN jadian dengan pemuda yang bernama Ardin. Ijah Cewek agak kecowok-cowokan, yang sukanya nongkrong (istilah dalam KKN saya: nongs/markips) bareng cowok-cowok daripada dengan sesama gender nya sendiri. Penyuka Marlboro Lights menthol dan sering baik hati bagi-bagi rokok ke temennya yang membutuhkan, meski saya tahu dihatinya pasti dongkol. Penganut melek malam dan molor siang. Oh iya, Ijah memiliki seorang fans setempat yang cintanya bertepuk sebelah tangan bernama Ela. Amoy Tipikal gadis Jawa tulen. Orang yang fasih ngomong Jawa selain saya, Mita dan Gio. Pemberani dan suka tantangan, hal yang paling kami semua ingat adalah dia dapat menangkap seekor cicak hidup-hidup dan menelannya bulat-bulat. Koki sahur andalan kami dengan menu andalannya: nasi sarden. Udin Pria misterius yang juga dapat melihat sosok-sosok misterius disekitarnya, maklum dia salah satu anggota MAPALAGA (Mahasiswa Pecinta Alam Gaib). Penyuka Gudang Garam dan musik-musik yang mirip dengan Ucok. Partner makan siang saya di mie ayam Peliatan. Anak ilmu kimia tapi ga ada chemistry nya sama sekali. Gio Orang yang sering saya ajak begadang sambil ngomong bahasa Jawa. Penyuka cewek Bali dan sering klayapan pada saat ada program. Hobinya adalah membajak status Facebook orang lain. Dia tidak bisa jauh dari tablet nya. Fajar Hanya orang ini yang menghabiskan waktu KKN dengan tidur, entah itu tidur siang apa tidur malam. Sampai-sampai raut muka wajahnya ga keliatan beda antara wajah bangun tidur dan wajah akan tidur. Mungkin efek ngantuk si Fajar berasal dari hilangnya iPod kesayangannya di pondokkan. Untungnya KKN kita tidak diawasi sama tokoh pemerhati anak, seperti Kak Seto atau Arits Merdeka Sirait. Bisa jadi si Fajar dijeblosin bui atau dirajam tuh, kalau sampai tahu kelakuan PDKTnya sama anak kelas 2 SD. Sampai saat ini iPod si Fajar belum juga ketemu. Chandra Suku Batak tulen bermarga Siagian. Orang filsafat yang sering ngomong sendiri tanpa ditanya dan sering bekerja sendiri tanpa disuruh. Kemana-mana membawa hetset yang selalu nyantol di kupingnya. Paling rajin menyapu pelataran pondokan, dan membikin tiang jemuran. Evan Salah satu cowok cool yang sekamar berdua bahkan sekasur dengan Chandra. Anak-anak lain sering menyebut kamar itu sebagai Asrama Sumatera Utara karena dia juga Batak. Bahkan saat itu saya punya niat untuk beli lukisan Danau Toba atau foto Sisingamangaraja buat dipasang di ruangannya, sayang belum kesampaian karena di Pasar Ubud dan Pasar Sokawati ga ada yang jual gambar Danau Toba (ya iya lah, Jon. Se Bali aja mungkin ga bakalan ada). Dia satu-satunya yang bisa bermain gitar selain saya. Echa Mungkin ga bakalan ramai tempat KKN saya bila ga ada orang ini. Dia sering memecah keheningan dengan joke maupun tingkahnya yang lucu. Orang awam mengira dia Ambon, karena memang hitam dan keriting, padahal memang iya. Pintar sekali dalam berbohong. Pernah siang hari waktu puasa dia izin untuk ambil laundry, eh ga taunya malah ke Warung Nasi Padang. (Saya tahu persis karena saya mengikutinya dari pondokan hingga ke warung). Dia adalah orang yang paling bangun siang di pondokan setelah saya. Roby Orang gemuk termalas di dunia yang diantara kelompok kami badan Roby lah yang paling cocok menjadi seorang Pecalang. Tapi dia baik hati, meski sering menghabiskan jatah makan cewek-cewek. Fariz Ryadi bahkan ga bisa bobo’ kalo si Roby ga ada di sampingnya. Ardin Paling kreatif di KKN hingga akhirnya jadian sama Mita. Dia yang membantu program saya untuk mendesain sticker "Aku Cinta Museum". Tapi juga bikin marah se KKN karena ngabisin duit paling banyak buat program Madingnya. So, delapan minggu tinggal bersama mereka, delapan minggu pula tinggal bersama keluarga baru. Mendapatkan berbagai pengalaman dan datangnya kembali rasa trauma kepada sesosok misterius pengetok pintu pondokan dimana kami pada saat itu masih terjaga sedang yang lain tertidur pulas. Beberapa program abal-abal yang kami jalankan hingga tangisan perpisahan Bram di Bandara Ngurah Rai yang mengharukan namun sedikit menggelikan (karena rombongan mobil lain pengantar Bram yaitu: saya, Ijah, Udin, Gio, Ardin tersesat di jantung kota Denpasar). Bermain gitar non stop dari pagi sampai pagi lagi di pondokan saking ga ada kegiatan, mungkin saya bisa masuk MURI. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang (mungkin) selalu kami ingat dan akhirnya saya harus kembali ke Jogja yang sangat membosankan ini. Bertemu kembali dengan orang-orang gila, garing dan jomblo pula yang selalu berfilosofi dan membicarakan kuliah, sambil teler dan segala tetek bengek urusan pribadi. Mengurus sebuah cucian motor yang tak kunjung mendatangkan uang banyak dan bermain dengan band ga serius yang sebenarnya sudah ingin saya bubarkan sejak lama. Ternyata KKN tidak membosankan atau menyeramkan seperti yang saya duga selama itu. Mungkin rumah pondokan KKN itu tak sebesar rumah saya, namun saya tidak pernah mendapatkan pengalaman dan hal-hal besar di rumah saya sendiri seperti halnya saya mendapatkan pengalaman dan hal-hal besar di rumah pondokan yang berada di Jalan Jembawan, Padangtegal, Ubud itu. Pengalaman paling kece di KKN-LPPM Universitas Gadjah Mada Unit 67 Padangtegal, Ubud, Gianyar, Bali 2011. well, sometimes we can’t see why normal isn’t normal! (NB: tulisan ini sempat tersimpan di draft selama lebih dari dua tahun)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun