Mohon tunggu...
Zipora Kristanti Wibowo
Zipora Kristanti Wibowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS

Mahasiswa Fakultas Psikologi UKWMS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembahasan Etis: Fans Ricuh, Idol Harus Apa?

24 November 2022   16:17 Diperbarui: 25 November 2022   11:26 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grup asal Korea besar naungan SM Entertainment yang sedang digandrungi masyarakat, NCT 127, telah menggelar konser dengan tajuk "NCT 127 2nd Tour Neo City: Jakarta - The Link" selama dua hari di Jakarta. Sayangnya, bukan kemeriahan dan kenikmatan konser yang menjadi bahan perbincangan, melainkan ricuh para penggemar di hari pertama konser diselenggarakan. Ricuh ini mahkan sampai membuat dihentikannya konser setelah berakhir menyelakai lebih dari 20 penonton yang ada di sana.

Kejadian ini mengundang banyak kekecewaan, baik dari penggemar yang tidak berhasil menikmati konser dengan utuh, penggemar lain yang ikut merasa kecewa dengan kericuhan yang terjadi, bahkan mengawathirkan kekecewaan yang dirasakan oleh para member NCT 127. Ini terlihat di tengah konser dijalankan, bahkan semua member yang sedang tampil memberhentikan lagu yang sedang dimainkan dan mencoba mengatur fans yang terlihat dari depan sangat bedesakan dan mendorong satu sama lain, meskipun setelahnya masih tidak bisa diatur hingga akhirnya konser pun diputuskan untuk dihentikan.

Bentuk kericuhan ini sampai sudah bisa ditoleransi lagi. Papan barikade yang seharusnya menjadi batas akan panggung dengan penonton sudah roboh akibat terus adanya dorong-dorongan yang terjadi, serta banyak sampah dan barang yang berserakan. Keputusan untuk diberhentikannya sisa konser ini membuat banyak pihak geram, namun sekali lagi itu adalah sebuah tindakan pencegahan terbaik yang bisa dilakukan untuk mendisiplinkan penonton konser.

Tak berhenti sampai situ, rumor baru terus bermunculan, bahkan sampai kepada akan di blacklistnya Indonesia atas semua kegiatan NCT 127 kedepannya jika pada akhirnya konser hari kedua juga berlansung tidak tertib seperti hari pertama. Semua penggemar, baik yang akan menonton di hari kedua maupun tidak, berbondong-bondong meminta dengan sangat kerja sama penonton agar menjadi penonton yang bijak sehingga semuanya dapat menikmati konser tanpa cedera dan timbul kekecewaan lagi. Permintaan ini diminta juga oleh para petugas, para member, dan semua yang terlibat dalam konser. Ini semua tujuannya hanya untuk kelancaran dari konser yang sebenarnya akan menguntungkan dua belah pihak, baik penyelenggara maupun penikmat konser.

Dengan berlega hati, konser hari kedua berjalan dengan baik. Penggemar memutuskan untuk membuat banner dengan tulisan permintaan maaf kepada seluruh member NCT 127 atas kejadian di konser kemarin, dan menonton konser dengan lebih tertib dari sebelumnya. Tak hanya itu, rasa bersalah penggemar lain dan penonton konser menjadikan tagar #SAYSORRYFORNCT127 di twitter menjadi trending topic, menaikkan rasa bersalah dan permintaan maaf atas seluruh kericuhan yang telah terjadi di konser hari pertama.

NCT 127 pulang kembali ke Korea Selatan dengan berakhir baik, untungnya. Setelah keributan yang ditimbulkan, dengan berat hari penggemar harus mengakhiri keberadaan sang idola untuk kembali beraktivitas kembali, setidaknya masih ada permintaan maaf yang sempat tersampaikan dari penggemar dan penonton kepada member NCT 127 secara langsung di hari kedua konser.

 

Konsep Etika "Kebebasan dan Tanggung Jawab"

Dalam teori etika sosial, sebuah teori yang pas untuk menggambarkan fenomena ini adalah kebebasan dan tanggung jawab manusia sebagai individu.  Kebebasan, sebagai unsur hakiki yang terdapat pada diri manusia, merupakan unsur penting dalam pengalaman yang dialami oleh setiap manusia. Namun terkadang kebebasan dianggap menjadi "kesewenang-wenangan", yang merujuk pada perbuatan yang dilakukan sesuka hati, bebas dari segala kewajiban dan keterikatan, yang seharusnya bukan ini yang dimaksud sebagai kebebasan yang sesungguhnya. Kebebasan yang sesungguhnya tidak bertentangan dengan keterikatan namun mengandaikan keterikatan oleh norma-norma yang ada. Norma di sekitar bukan sebagai penghambat atau pembatas suatu kebebasan, malah justru sebuah kebebasan ada dan dimungkinkan ada karena norma-norma tersebut.

Dalam kenyataan yang ada, berbagai bentuk kebebasan yang bisa kelompokkan. Pembahasan akan dimulai dari kebebasan fisik, yang adalah kebebasan dimana tak ada paksaan atau rintangan dari luar, bebas bergerak kemana saja, serta terlepas dari segala paksaan fisik. Kebebasan ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan untuk menjadi orang yang bebas dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana konsep "bebas" yang harus dihargai oleh setiap manusia tanpa ragu.

Sementara dalam menjadi seorang yang tinggal di negara tertentu, manusia memiliki kebebasan yang tak bisa dilupakan yaitu kebebasan yuridis. Hak dan kebebasan sering kasli dibahas, bahkan sampai pada konsep Hak Asasi Manusia sebagai perlindungan dari segala hak dan kebebasan yang dimiliki oleh setiap diri individu sebagai manusia. Setiap hak mengandung kemungkinan untuk dapat melakukan sesuatu dengan bebas dan tidak terganggu, maka konsep hak dan kebebasan ini tidak bisa dipisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun