MD Pictures mengeluarkan film berjudul Dignitate yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Hana Margaretha yang telah dibaca di platform Wattpad lebih dari 10 juta kali. Film keluaran 23 Januari 2020 ini bergenre drama, romantis, dan keluarga yang memberi banyak pesan moral di dalamnya. Film Dignitate disutradarai oleh Fajar Nugros dan diperankan oleh sejumlah artis tanah air ternama, seperti : Al Ghazali (Alfi), Caitlin Halderman (Alana), Giorgino Abraham (Regan), Teuku Ryzki (Keenan), Izabel Jahja (Mama Alana), Sophia Latjuba (Mama Alfi & Regan), dan Budiman Sudjatmiko (Papa Alfi dan Regan).
Film Dignitate bercerita tentang kehidupan Alfi. Alfi adalah seorang siswa di SMA Sanjaya yang terkenal ‘GGS’ Ganteng Ganteng Seram dan kepribadiannya yang super dingin. Meskipun begitu, banyak siswi yang masih dan bahkan semakin tergila-gila dengan sosok Alfi. Sayangnya, Alfi memiliki ambisi yang sangat tinggi dalam mengejar prestasinya sehingga sama sekali tidak punya waktu untuk pacaran. Suatu hari, SMA Sanjaya kedatangan siswi baru bernama Alana dan secara kebetulan duduk bersebelahan dengan Alfi. Bukannya akur, mereka berdua malah sering berdebat karena kepribadian yang bertolak belakang. Namun, perlahan mereka berdua menjadi teman karena sama-sama memiliki fokus mengejar akademik dan lambat laun perasaan suka pun muncul di antara mereka.
Judul Dignitate dalam bahasa Indonesia memiliki arti “bermartabat” yang sesuai dengan konflik yang tengah dihadapi oleh tokoh utama. Dimana kata ini sangat cocok menggambarkan Alfi yang berusaha mempertahankan martabat keluarganya yang sempat hancur akibat ulah Regan, kakaknya. Singkatnya, hubungan Alfi dan Regan memang tidak akur karena Regan iri sering dibanding-bandingkan dengan Alfi yang sangat berprestasi dalam bidang akademik, dimana hal ini sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Regan pun tumbuh menjadi sosok pemarah, ia berinisiatif untuk pergi dari rumah dan menjalani hidup yang semrawut.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, banyak sekali pesan moral yang bisa kita petik dari film Dignitate. Film ini mengajarkan pentingnya sebuah komunikasi dalam keluarga yang bertujuan membangun karakter anak sedari dini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Devito dalam The Interpersonal Communication Book (1986) yang mengungkapkan 4 pola komunikasi keluarga, salah satunya adalah Equality Pattern dimana setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam berkomunikasi, yang berarti anak juga berhak menyampaikan pendapatnya sehingga orang tua mengerti pola pikir anak, membuat sebuah keputusan bersama, dan dapat mengarahkannya ke arah yang benar.
Film Dignitate juga menyoroti isu kesehatan mental dimana suatu kejadian traumatis di masa lampau meskipun sudah berlalu, tetap memiliki efek jangka panjang yakni adanya perubahan dalam kepribadian maupun tingkah laku seseorang sehingga memerlukan tenaga profesional dalam menangani kasus tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut, kita menjadi lebih aware dengan isu kesehatan mental di sekitar kita.
Meskipun konflik dari film ini terdengar berat, film Dignitate juga diselingi oleh humor yang disajikan lewat dialog maupun gestur para tokoh yang tentunya mengundang gelak tawa penonton.
Kekurangan film ini adalah terlalu banyak pameran figuran, dimana banyak sekali tokoh yang dianggap tidak terlalu penting dan jika dihilangkan perannya tidak mengubah jalan cerita, dalam artian film ini tidak memiliki pembagian dialog yang proporsional. Selain itu, film yang diadaptasi dari novel ini juga dirasa kurang menunjukkan detail yang dipaparkan dalam buku ditambah lagi perpindahan adegan per adegan terjadi begitu cepat yang mungkin disebabkan keterbatasan durasi film sehingga ending-nya pun kurang memuaskan dimana penyelesaian konflik tidak tuntas yang memunculkan beragam pertanyaan di benak penonton.
Secara keseluruhan, menurut saya film Dignitate adalah film adaptasi novel yang melebihi ekspektasi saya. Hal ini jelas ditunjukkan dalam pemilihan aktor dan aktris yang sangat natural dalam membawakan peran mereka di film ini. Alur ceritanya meskipun sangat klise seperti novel dan serial remaja pada umumnya, namun plot twist dari film ini membuat saya cukup tercengang. Sinematografi film ini juga menarik untuk dilihat karena membawa para penonton bernostalgia dengan seragam maupun suasana saat SMA.
Jadi, setelah membaca review film Dignitate apakah kalian tertarik untuk menonton film ini? Pastikan kalian menonton di website resmi ya!