Mohon tunggu...
Zipo Namberwan
Zipo Namberwan Mohon Tunggu... -

Saya mahasiswa STIS, salah satu sekolah kedinasan di Indonesia. Sekarang berstatus ikatan dinas dan masih kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Globalisasi atau Goblokisasi?

11 Juli 2012   14:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keren gak judulnya? Udah sering banget kita denger kata globalisasi. Terutama dulu pas masih SMP pasti denger kata ini kalo lagi kuliah belajar PKn. Ngomong2 soal PKn, jujur saya gak nyangka kalo sekarang saya harus berjibaku ngapalin materinya lagi karena bla......bla....bla.....
Menurut Wikipedia, Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Lihatlah kata yang tercetak tebal (underlined???), keterkaitan dan ketergantungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketergantungan adalah perihal hubungan sosial seseorang yang tergantung kepada orang lain atau masyarakat. Karena di sini kita bicara negara, maka mungkin dapat saya luruskan sedikit bahwa ketergantungan adalah perihal hubungan sosial, ekonomi, politik de el el suatu negara yang tergantung kepada negara lain.


Sementara kata yang satunya? Goblokisasi? pernahkah denger? Mungkin baru kali ini denger baca. Kalo dilihat dari kata dasarnya (Goblok) mungkin temen-temen ngira artinya adalah pembodohan. Eeeiiitss, tunggu dulu... emank bener kok. Temen-temen mungkin bisa nyari kata Globalisasi di KBBI (Kamus Besar Blaa. Bla...Bla..#Males ngetiknya), tapi kata Goblokisasi mungkin saat ini hanya eksis di pikiran kita saja. Pernahkah terpikir di benak temen2 kalo di zaman Globalisasi ini bangsa kita tercinta Indonesia ternyata malah kerap dijadikan korban dari Goblokisasi negara-negara maju, Yurop, dan USA? Banyak hal penggobl*kan yang bisa saya sebutkan. Mau tau??? Cekibrot..
1. Pengelolaan SDA oleh pihak asing
Hingga sekarang banyak sekali pertanyaan dalam benak saya tentang segala macam thethek bengek kehidupan, tetapi salah satu yang paling membuat makin penasaran adalah "Kok mau-maunya Indonesia digoblokin begitu? SDA dikeruk habis-habisan, Mereka untung Kita Buntung". Padahal kalo menurut saya, kalopun Indonesia belum mampu secara mandiri mengelola SDA itu, setidaknya biarkan SDA itu terbengkalai tak usah diserahkan ke pihak asing, toh nggak akan kemana-mana kan?
Contohnya? Freeport. Sampe-sampe saya pernah denger jargon "Gitu aja kok Freeport".
2. Narkoba
Saya pernah denger dari pak Viktor (Ketua BNN) kalo pecandu narkoba Indonesia saat ini mencapai 3 juta orang. Artinya, 1 dari 80 orang Indonesia positif hamil narkoba. Jujur secara pribadi, saya pernah sangat2 penasaran gimana rasanya narkoba karena bla....bla..bla... Tapi itu dulu, sekarang saya gak pengen tahu dan tempe, tahu rasanya maksudnya.
3. K-pop belingsatan dan Lady Gaga
No comment
4. Klaim kebudayaan dari negara lain
Jujur hal ini sangat amat berkorelasi sekali dengan no 3. Anak muda jingkrak2 ketika lagu Suju (Super bla...bla...bla...). Coba kalo yang diputer Gambang Suling atau Sewu Kutho, bubarr. Satu lagi pertanyaan, "Kenapa suka yang luar kalo ada yang dalam?". Hayo apa?


Sebenernya masih banyak yang lain aplikasi Goblokisasi. Silahkan kalo yang mau menambahkan silahkan komen aja. Tapi sebenernya kita juga harus instropeksi mungkin bukan negara lain yang meng-goblokisasi kita, tapi karena kita sudah goblok..... MORAL dan AKHLAKNYA

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun