Mohon tunggu...
Zindi Setiya
Zindi Setiya Mohon Tunggu... -

mahasiswa uin sunan kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ingat Virus CD-4, Ingat Mati

26 November 2012   02:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:40 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Virus CD-4 diyakini sebagai Nama lain dari Virus HIV AIDS yang menyerang sistem imun tubuh, itulah kenapa Penyakit HIV AIDS disebut sebagai virus mematikan bahkan ada sebagian orang menyebutnya sebagai penyakit Kutukan.

Penyebab Utama dari terjankitnya Virus CD-4 adalah SEX Bebas dan Menggunakan Jarum Suntik secara bergantian, Pada dewasa ini Penderita HIV AIDS semakin meningkat dari tahun ke tahunnya itu disebabkan karena pergaulan bebas kaula muda dan penyalah gunaan dari NARKOBA. Resiko tertinggi yang terkena HIV AIDS adalah Para Kaum yang melakukan Sex dengan Cara Anal Sex secara bergantian.

Ada sekelumit kisah nyata yang benar-benar menjadi bukti keganasan penyakit kutukan tersebut meski hanya menyebut inisial demi kebaikan sampel yang bersangkutan, A merupakan seorang sampel yang bisa menjadi bukti autentik tentang ganasnya penyakit HIV aids , kisah ini berawal dari keadaan ekonomi keluarga si A yang tidak bisa menopang hidupnya sehari-hari , hingga pada akhirnya orang tersebut memutuskan untuk menjadi seorang pekerja seks komersial , sepanjang hidup hanya dihabiskannya untuk bertemu berbagai macam lelaki hidung belang yang memang sengaja menggunakan jasa para pekerja seks komersial untuk memuaskan kebutuhan biologisnya , jika kita lihat dari contoh kasus tersebut otomatis semua hal seperti narkoba , miras , dan lainnya sudah pasti dilakukan meskipun tidak semua seperti itu .

Selanjutnya kembali pada pokok kisah , di umurnya yang kurang lebih 45 tahun si A tersebut mengalami rasa sakit pada tubuhnya namun hal ini tidak ia rasakan , obat-obatan apotek menjadi salah satu obat baginya , saya rasa ia sudah menyadari penyakit apa yang dideritanya , hanya saja ia takut memeriksakan diri kedokter karena khawatir tidak dapat menerima kenyataan dari vonis dokter , penyakit tersebut lama-kelamaan membuatnya semakin lemah hingga di usianya yang ke 45 tahun ia harus terbaring di atas tikar lusuh berlapis karpet plastic dengan nafas tersengal-sengal , ketika saya jenguk beliau di kediamannya , beliau masih bernafas tetapi sudah tidak dapat melakukan aktivitas apapun bahkan untuk memandang atau mengeluarkan sedikit katapun tak bisa , ketika saya bertanya apa yang menyebabkan beliau seperti itu awalnya keluarga menutupi , namun pada akhirnya mengaku juga , menurut keluarga sebelum akhirnya memutuskan si A dirawat jalan , dokter sudah memvonis bahwa memang si A sudah tidak sanggup bertahan dalam waktu yang lama , dokter juga mengatakan bahwasannya penyakit tersebut sudah dideritanya sejak 10 sampai 15 tahun kebelakang , jadi saat ini virus tersebut mulai menjalar dan menyerang otak . Ternyata apa yang saya fikirkan benar , bahwasannya si A takut memeriksakan diri kedokter karena tidak kuasa mendengar kenyataan apa yang akan dia dapat , “si Aakhir-akhir ini memang berubah , tiba-tiba saja ia meminta maaf kepada setiap orang yang ia temui dan menyuruh saya mencatat seluruh hutang yang ia punya , lantas membelikan saya dan anak-anaknya baju baru , itu dilakukannya 3 bulan yang lalu sebelum dia seperti sekarang, sebagai seorang single parent ia memang sangat tegar , meskipun saya tahu pekerjaan yang ia lakoni selama ini salah , tapi saya juga belum lama tahu tentang pekerjaannya , info itupun saya dapat dari pengakuan seorang teman dekatnya , baru-baru ini ketika si A sudah dirawat dirumah sakit,awalnya saya kira dia mengalami gangguan mental karena perilakunya seperti orang gila , sering tertawa sendiri , dan tidak ingat kepada siapapun namun terkadang dia masih bisa mengingat saya, yah … saya hanya bisa memohonkan ampun untuk anak saya dan berharap semua dosanya bisa diampuni ( pernyataan tersebut dikatakan dalam bahasa jawa)begitu sedikit pemaparan yang saya dengar dari pihak keluarga .Selain itu saya juga melihat bagaimana tersiksanya penderita HIV dengan mata kepala sendiri .

Tentunya hal ini bisa menjadi pelajaran bagi para muda-mudi ataupun dewasa tentang bahaya penyakit HIV , sehingga untuk melakukan hal-hal yang menjurus pada kegiatan penyebab penyakit bisa dihindari (narkoba , seks bebas , dll) , karena sekali saja kita mencoba pasti seterusnya kita akan merasa kurang , dan akan terus mengulangi kegiatan yang sama .Di saat keinginan untuk berbuat itu muncul maka ingatlah ada maut yang menanti kita dibelakang . Semoga pemaparan ini bisa menjadi pelajaran bagi semua supaya lebih berhati-hati dalam bertindak dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan karena sebagai manusia biasa kita tidak tahu kapan ajal akan menghampiri dan membawa nyawa kita pergi .Perbanyak kebaikan dan terus berdoa .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun