Pada usia 0-6 tahun merupakan masa keemasan atau masa yang paling krusial dalam kehidupan mereka. Pada masa tersebut seluruh perkembangan mulai dari perkembangan nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, maupun sosial dan emosionalnya akan terbentuk pada enam tahun pertama. Dari perkembangan-perkembangan tersebut akan menjadi dasar perkembangan pada anak selanjutnya. Salah satu bagian yang perlu dikembangkan oleh pendidik yaitu perkembangan sosial dan emosionalnya. Anak harus diajarkan untuk memiliki sikap kerja sama yang baik dengan orang sekitarnya sejak dini, yang mana hal tersebut didapat dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Selain itu anak juga merupakan peniru ulung, jika kita memberikan contoh yang baik maka anak akan melakukan hal yang lebih baik pula, begitu pun sebaliknya jika kita melakukan hal buruk maka anak juga akan melakukan hal yang sama.
Seperti yang teman-teman tahu, bahwa perkembangan sosial dan emosional ini merupakan perkembangan yang dimulai atau yang terjadi pada anak dari lahir hingga umur lima tahun, yang mana pada saat itu akan membentuk anak untuk memiliki hubungan ataupun kepercayaan kepada orang tua dan juga teman sebayanya. Selain itu, anak juga bisa mengekspresikan emosi emosinya di jalan yang benar. Artinya, anak bisa tahu apa yang ia lakukan pada saat merasa marah maupun merasa senang.
Apakah teman-teman tahu jika anak usia dini itu hanya merasakan maksimal dua emosi saja? Sedangkan pada orang dewasa, dalam satu waktu pun bisa langsung merasakan berbagai macam emosi, misalnya kita bisa merasakan senang atau bahagia namun juga merasa seperti terharu hingga menangis sampai bisa merasa kesal juga pada waktu itu.
Kemudian terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini, di antaranya yaitu faktor biologis, faktor lingkungan, dan faktor hubungan. Yang akan dibahas kali ini yaitu faktor biologis, dalam faktor biologis di dalamnya terdapat tiga aspek yaitu genetik, prenatal, dan temperamen. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan sosial dan emosional anak itu kurang lebih dipengaruhi oleh genetik. Contohnya seperti jika seorang ayah memiliki sifat yang sabar dan kalem, maka sang anak pun bisa memiliki sifat yang sabar dan kalem juga seperti ayahnya. Kemudian setelah faktor genetik terdapat faktor prenatal.
Apa itu masa prenatal? Masa prenatal yaitu masa perkembangan dan pertumbuhan bayi selama di dalam rahim. Hal tersebut merupakan masa kritis atau yang sangat berpengaruh bagi fisik, emosi, serta mental pada bayi. Faktor prenatal ini masih belum banyak yang mengetahuinya jika pada saat mengandung apa yang dirasakan oleh sang ibu dapat berdampak pada perkembangan emosional anaknya. Apakah hal tersebut benar? Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Tough, et all (2010) yang menyatakan bahwa anak-anak dari ibu yang memiliki kesehatan mentalnya buruk serta dukungan sosial yang rendah dapat berisiko tinggi untuk menimbulkan masalah bagi perkembangan anak. Selain itu juga, terdapat contoh bahwa terdapat ibu yang memiliki anak, lalu ketika anak tersebut sedang sedih ia akan menangis hingga satu hari penuh bahkan lebih. Hal tersebut membuat sang ibu merasa heran mengapa anak tersebut bisa seperti itu hingga memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikologi untuk mengetahui alasannya. Saat berkonsultasi, sang ibu ditanya oleh psikolog apakah pada saat mengandung atau hamil sang ibu ini merasakan sedih yang berkepanjangan? Ya, benar saja ibu ini menjawabnya pada saat mengandung mengalami sedih yang berkepanjangan. Maka dari itu hal tersebut bisa menimbulkan efek setelah kelahiran hingga masa perkembangan sang anak. Kemudian terdapat penelitian juga yang diteliti oleh (Mukharromah & Kusmiyati, 2017) yang mengatakan bahwa anak yang berusia 3-5 tahun dan dilahirkan dari orang tua yang memiliki pendapatan rendah dapat berisiko 9 kali mengalami gangguan dalam perkembangan emosi anak dibanding dengan orang tua yang memiliki pendapatan tinggi. Mengapa hal tersebut bisa berpengaruh? Karena ketika orang tua yang memiliki penghasilan rendah maka bisa mengalami masalah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi anak. Nah, dari hal seperti tadi akan berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial dan emosional anak. Jadi, pada masa prenatal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial serta emosional anak.
Referensi:
Mukharromah, H. L., & Kusmiyati, Y. (2017). Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon Ii Kabupaten Bantul. Kesehatan Ibu Dan Anak, 11, 25--30.
Tough. Maternal well-being and its association to risk of developmental problems in children at school entry.BMC Pediatr.2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H