Mohon tunggu...
ainun zilta k
ainun zilta k Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa semester 5

hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsepsi Kepribadian Muhammadiyah: Membentuk Karakter Islam yang Berkemajuan

11 November 2024   16:00 Diperbarui: 11 November 2024   16:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1912. Tujuan utamanya adalah mendorong kemajuan umat melalui pemurnian ajaran Islam dan pengabdian sosial. Konsepsi kepribadian Muhammadiyah menjadi panduan karakter dan sikap bagi anggota dalam menjalani kehidupan beragama dan bermasyarakat. Konsep ini mencakup nilai-nilai utama yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah, serta berfokus pada purifikasi, pembaruan, dan kontribusi sosial. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai kepribadian Muhammadiyah dan penerapannya.

  • Berpedoman pada Al-Qur'an dan Sunnah

Prinsip pertama dari kepribadian Muhammadiyah adalah mengutamakan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber utama. Muhammadiyah percaya bahwa Islam harus dipahami secara murni dan utuh, sesuai dengan pedoman yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini menolak segala bentuk pemahaman yang mengandung unsur bid'ah, takhayul, atau adat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Muhammadiyah percaya bahwa Islam adalah agama yang memberikan panduan hidup universal yang dapat diterapkan kapan dan di mana saja, sehingga harus tetap relevan tanpa terpengaruh oleh hal-hal yang tidak sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah.

  • Purifikasi dan Dinamisasi dalam Beragama

Muhammadiyah dikenal dengan pendekatan purifikasi, yakni pemurnian ajaran Islam dari praktik-praktik yang tidak berdasar. Praktik yang tidak memiliki landasan kuat dalam Al-Qur'an atau Sunnah, seperti ritual yang berlebihan atau tidak sesuai dengan contoh Nabi, tidak dianjurkan dalam Muhammadiyah. Namun, Muhammadiyah juga menekankan dinamisasi (pembaruan) dalam beragama. Ini berarti Islam harus diinterpretasikan dengan cara yang relevan terhadap perkembangan zaman tanpa menyimpang dari esensi ajaran. Pembaruan ini memastikan bahwa ajaran Islam selalu kontekstual dan adaptif, memberikan solusi bagi umat dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, maupun teknologi.

  • Akhlak Mulia sebagai Dasar Kepribadian

Muhammadiyah menempatkan akhlak mulia sebagai fondasi kepribadian. Para anggota diharapkan memiliki karakter yang mencerminkan nilai-nilai Islam seperti kejujuran, tanggung jawab, kedermawanan, dan toleransi. Sikap ini mencerminkan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin), serta berupaya membangun masyarakat yang harmonis dan penuh empati. Akhlak ini tidak hanya diterapkan dalam kehidupan pribadi tetapi juga di lingkungan sosial. Muhammadiyah menekankan bahwa sikap mulia harus senantiasa ditunjukkan dalam pergaulan sehari-hari, baik antar sesama Muslim maupun non-Muslim.

Sebagai organisasi yang juga berfokus pada kesejahteraan sosial, Muhammadiyah memiliki komitmen kuat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini diwujudkan melalui pendirian lembaga-lembaga pendidikan, rumah sakit, serta berbagai layanan sosial lainnya. Muhammadiyah percaya bahwa mengamalkan nilai-nilai Islam tidak hanya terbatas pada ibadah, tetapi juga dalam melayani kebutuhan sosial masyarakat. Dengan demikian, konsep kepribadian Muhammadiyah menempatkan amar ma'ruf nahi munkar sebagai pedoman dalam setiap aksi sosialnya, mencakup pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi.

  • Netralitas dalam Politik Praktis

Muhammadiyah memiliki sikap netral terhadap politik praktis, yang berarti tidak berafiliasi atau mendukung partai politik tertentu. Hal ini bukan berarti Muhammadiyah mengabaikan politik, melainkan lebih fokus pada politik kebangsaan yang berpihak pada kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan umum. Muhammadiyah mendorong para anggotanya untuk aktif dalam kehidupan politik yang beretika, berlandaskan nilai-nilai Islam, tanpa mengorbankan independensi organisasi. Sikap ini memungkinkan Muhammadiyah untuk tetap fokus pada misi dakwah, pendidikan, dan pelayanan sosial tanpa terjebak dalam konflik politik praktis.

  • Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dalam kepribadian Muhammadiyah, ilmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah dan untuk memajukan umat. Muhammadiyah telah mendirikan ribuan sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga riset, yang bertujuan untuk mencetak generasi yang berilmu, beriman, dan bertanggung jawab. Dengan pendekatan ini, Muhammadiyah memandang bahwa penguasaan ilmu dan teknologi merupakan salah satu kunci untuk menghadapi tantangan zaman serta memajukan kehidupan umat. Pendidikan ini juga bertujuan untuk menjadikan umat yang mandiri dan mampu berkontribusi pada kemajuan bangsa.

  • Keikhlasan dan Berkhidmat

Keikhlasan merupakan inti dari pengabdian di Muhammadiyah. Para anggota diharapkan untuk berkhidmat atau melayani masyarakat dengan tulus ikhlas, baik dalam dakwah maupun dalam aktivitas sosial. Muhammadiyah mengajarkan bahwa setiap tindakan amal dan kerja sosial harus didasari oleh niat yang tulus, mengharapkan keridaan Allah. Dengan semangat ini, Muhammadiyah berupaya menanamkan jiwa sosial yang tinggi pada anggotanya, menciptakan masyarakat yang saling peduli dan tolong-menolong dalam kebaikan.

  • Membumikan Islam dalam Kehidupan Sehari-hari

Kepribadian Muhammadiyah menekankan pentingnya menjadikan Islam sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupan. Muhammadiyah berupaya untuk membumikan Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun sosial. Prinsip ini diharapkan mampu mencetak pribadi Muslim yang taat, toleran, dan mampu menjadi teladan dalam masyarakat. Muhammadiyah mengajarkan bahwa setiap Muslim harus mempraktikkan nilai-nilai Islam secara komprehensif, termasuk dalam keluarga, lingkungan kerja, dan masyarakat.

  • Menjunjung Tinggi Ukhuwah dan Kebersamaan

Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi ukhuwah atau persaudaraan. Prinsip ini memperkuat hubungan antar anggota dan membangun kebersamaan dalam mencapai tujuan organisasi. Muhammadiyah menekankan pentingnya sikap saling menghormati, mendukung, dan bekerjasama dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang damai dan harmonis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun