Kisah Cantik Itu Luka berlatar belakang pada masa penjajahan dan mengisahkan kehidupan kompleks tokoh utama Dewi Ayu, seorang perempuan cantik dan eksotis.
   Dewi Ayu adalah seorang pelacur dengan paras yang rupawan. Ia dibesarkan oleh kakek neneknya setelah ayah dan ibunya diusir karena pernikahan sedarah. Meski demikian, ia tumbuh menjadi gadis yang kuat dan pemberani.
   Keberanian Dewi Ayu tampak saat ia ditawan oleh tentara Jepang. Di tempat itu, ia harus mengorbankan kesuciannya untuk membantu rekannya di tempat penampungan.
   Setelah dua tahun dipenjara, Dewi Ayu dan belasan gadis tahanan lainnya dipindahkan ke sebuah rumah mewah untuk dijadikan pelacur.Di sinilah kehidupan Dewi Ayu sebagai pelacur dimulai, ia dipaksa untuk memenuhi nafsu para tentara Jepang pada masa itu.
   Awal cerita dimulai dari sebuah kota bernama halimunda. Di kota tersebut, Dewi Ayu yang telah dinyatakan meninggal dua puluh tahun lalu tiba-tiba bangkit dari kuburannya.Kebangkitannya ini menimbulkan kekacauan dan ketakutan di kalangan masyarakat sekitar, yang bahkan membuat mereka berlari hingga terjatuh.
   Dikisahkan bahwa Dewi Ayu meninggal pada usia 51 tahun, setelah 12 hari melahirkan anak keempatnya.Sebagai seorang pelacur, ia memiliki empat orang anak perempuan dari ayah yang identitasnya tidak diketahui. Ketiga anaknya ini mewarisi kecantikan sang ibu.
   Novel ini mengungkapkan bagaimana kecantikan bisa menjadi sebuah kutukan dan bagaimana perempuan sering kali menjadi objek eksploitasi dan kekerasan .Bukan sekadar cerita tentang perempuan saja, novel ini juga bercerita tentang sejarah dan perubahan sosial di Indonesia.
   Melalui kehidupan Dewi Ayu dan Cantik, Eka Kurniawan menggambarkan luka-luka yang dialami perempuan dalam masyarakat patriarki dan keras.
   Selama ia menjadi pelacur, Dewi Ayu telah melahirkan empat anak perempuan yang tidak jelas asal-usul ayahnya. Ketiga anaknya mewarisi wajah cantik dirinya. Tapi, ia merasa mengaush tiga anak cantik itu sangat merepotkan.
   Karena tak ingin anaknya bernasib sama dengannya, Dewi Ayu berharap agar anak bungsunya kelak terlahir tidak cantik.Seketika harapannya terwujud, anak terakhir yang lahir benar-benar memiliki penampilan yang buruk, dengan kulit berwarna hitam legam dan hidung menyerupai colokan
   Dewi Ayu yang tidak sempat melihat wajah anaknya memberinya nama Cantik, tentu saja ini bertolak belakang dengan penampilannya.