Mohon tunggu...
Zilan ZahraniNursyifa
Zilan ZahraniNursyifa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Halo, Aku Zilan. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Semester 4 di Univeristas Pendidikan Indonesia yang saat ini mengontrak Mata Kuliah Civics Journalism.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jeritan Rafah

31 Mei 2024   12:30 Diperbarui: 31 Mei 2024   15:58 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rafah, satu-satunya tempat sekaligus harapan warga Palestina berlindung kini sudah musnah. Israel dengan keji membombardir kota kecil ini tanpa ampun menciptakan jeritan-jeritan pilu yang menyayat hati. Tangisan-tangisan anak kecil yang kelaparan dan kehilangan keluarganya, tangisan dari para ibu yang kehilangan anak-anaknya, dan tangisan dari orang-orang tidak bersalah lainnya. Siapa yang kuat ketika mendengarnya? Orang gila mana yang tidak meneteskan air mata ketika mendengar kabar saudara-saudaranya dibantai dengan keji? Siapa yang masih ingin menutup mata ketika melihat hal yang menimpa saudara-saudara kita di sana? Ada kah?

Sebelum serangan, Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel di Gaza. Kota ini merupakan pintu masuk suplai makanan dan obat-obatan bagi warga Palestina yang dikepung dan dikurung Israel. Rafah hanyalah sebuah camp pengungsian berisikan orang-orang lemah dan terluka. Dengan infrastruktur yang sudah rapuh akibat blokade yang telah lama berlangsung, Rafah adalah tautan penting bagi keberlangsungan hidup penduduk Gaza yang terhimpit. Namun, ironisnya ketika mereka mencari perlindungan di kota ini, mereka malah menemukan kengerian baru dari serangan kejam yang menargetkan warga sipil tanpa ampun.

Serangan terhadap Rafah tidak hanya menciptakan penderitaan baru bagi penduduk Gaza yang sudah terpuruk, tetapi juga menimbulkan pertanyaan moral tentang hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional. Penargetan infrastruktur sipil dan penduduk yang tak bersenjata merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang seharusnya dihormati dalam setiap situasi konflik. Israel telah melewati batas. Setiap langkah yang mereka ambil menunjukkan ketidakhormatan terhadap hak asasi manusia. Israel semakin memperdalam luka-luka kemanusiaan dan menciptakan ketidakstabilan yang lebih besar.

Buka matamu. Apa yang terjadi di Palestina saat ini bukanlah perang, melainkan GENOSIDA. Pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa, atau sekelompok suku bangsa dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut itu bukan perang, tapi GENOSIDA. Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk tindakan kekerasan yang ditujukan kepada warga sipil yang tidak bersalah, tidak peduli dari mana mereka berasal. Setiap kehidupan memiliki nilai dan kehilangan satu nyawa pun adalah kehilangan besar bagi kemanusiaan. Ketika kita mendengar tentang tragedi di Rafah, itu harus menjadi suatu pemicu untuk kita berbuat sesuatu, untuk mengakhiri siklus kekerasan dan penderitaan yang telah melanda saudara-saudara kita di sana selama bertahun-tahun.

Yang mereka butuhkan sekarang bahkan sejak lama adalah bukan hanya sekedar simpati, tetapi juga aksi nyata untuk mencegah lebih banyak penderitaan di Rafah dan seluruh Palestina. Terus gemakan #AllEyesOnRafah untuk memperkuat kesadaran global tentang situasi saat ini yang menghancurkan Rafah. Lanjutkan aksi boikot brand-brand atau produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan para selebriti yang mendukung Israel atau mereka yang tetap diam. Mari bersama-sama memperjuangkan hak asasi manusia dan mendesak komunitas internasional untuk bertindak dengan tanggap atas penderitaan yang tak berkesudahan di Rafah dan seluruh Palestina.

Dua kata terakhir, FREE PALESTINE!

#AllEyesOnRafah

#EyesOnRafah

#CeasefireNOW

#FreePalestine

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun