Pengelolaan keuangan adalah sesuatu yang cukup krusial bagi setiap individu, tidak terkecuali bagi yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Bagi mahasiswa khususnya, ia harus mampu menyelesaikan tugas akademiknya dengan baik, namun disisi lain ia juga harus seimbang dalam mengurusi kebutuhan pribadinya. Pada umumnya, mahasiswa yang berkuliah digolongkan pada dua bagian yakni yang dibiayai oleh orangtua atau keluarganya dan yang dibiayai oleh beasiswa. Baik golongan pertama maupun kedua tetap harus memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan.
Bagi mahasiswa yang dibiayai dari dana orang tua, tidak bisa kita pastikan juga dia dalam ekonomi yang baik. Banyak orang tua yang mau membiayai anaknya sekolah tinggi, bukan disebabkan dia kaya secara materi, hanya saja karena adanya keinginan untuk mengubah nasib. Pada budaya Batak misalnya, orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi agar anaknya mendapat penghidupan lebih baik. Bahkan banyak yang menjual sapi dan tanahnya untuk pendidikan anaknya. Hal ini  bukan tanpa alasan, karena gengsi dalam budaya batak bukanlah orang yang memiliki mobil mewah atau rumah mewah, namun gengsi bagi mereka adalah ketika anaknya berkuliah di perguruan tinggi ternama. Sehingga, anak yang dibiayai oleh orang tua tetaplah harus pintar dalam mengelola dana (Mulyadi dkk, 2022). Ia harus mengalokasikan dananya untuk kebutuhan hidup utamanya baik untuk kos, tugas kuliah, dan makan sehari-hari. Selain itu ia bisa menambah penghasilannya dari sumber lainnya seperti bekerja paruh waktu agar setidaknya bisa meringankan beban orang tua.
Selanjutnya, ada juga mahasiswa yang berkuliah hasil mendapatkan beasiswa (Rangkuti dkk, 2023). Secara umum, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ini adalah dari golongan yang kurang mampu atau golongan yang berprestasi. Mereka juga harus mampu juga memprioritaskan bahwa dana beasiswa itu bertujuan untuk menopang perkuliahannya, bukanlah untuk bersenang-senang belaka. Oleh sebab itu, perlu ditanamkan mindset bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ini agar ia lebih sungguh-sungguh dalam belajar karena ada peran pajak atauoun donasi orang lain pada kesuksesan belajarnya. Sehingga ia memiliki tanggung jawab moril untuk lebih berprestasi ketimbang harus menghalalkan segala cara.
Demikianlah hendaknya mahasiswa berpikir dan berlatih untuk mengelola keuangan dengan baik (Ajidin, 2024). Jika hal ini dilatih dari sejak mahasiswa, tentu nantinya akan bermanfaat bagi mereka pasca lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Jikapun mereka akhirnya mendapat gaji pas-pasan, gaji tersebut cukup untuknya nanti. Dan jika ia beruntung mendapatkan penghasilan yang tinggi, ia akan mampu mengelolanya dengan bijak seperti memiliki tabungan dan mencapai kenyamanan finansial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H