Mohon tunggu...
Zilal Afwa Ajidin
Zilal Afwa Ajidin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Bekerja penuh waktu sebagai pengajar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengelolaan Keuangan Sejak Dini

25 Juni 2024   09:15 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:28 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam mengelola keuangan, memerlukan kecakapan diri. Dalam buku Psychology of Money karya Morgan Housel, menyatakan bahwa mengelola keuangan tidaklah berkaitan dengan kecerdasan akademis, namun lebih pada aspek psikologis. Banyak orang pintar berpenghasilan tinggi, namun tidak cakap mengelola keuangan bahkan berhutang. 

Namun ada juga orang yang tak memiliki kesempatan sekolah tinggi, dan dari kalangan menengah ke bawah, namun memiliki tabungan. Jadi, pengelolaan keuangan lebih dominan disebabkan oleh kebiasaan kita dibandingkan oleh logika akademis.

Pengelolaan keuangan idealnya dilakukan sejak dini, sekali lagi karena mengatur keuangan adalah tentang habit. Sebagai orang tua, hendaklah pendidikan keuangan dimulai dari sejak usia sedini mungkin (Saragih, 2020). Misalnya untuk ukuran usia 5-7 tahun sudah dikenalkan pentingnya menabung. 

Orang tua bisa menyediakan celengan di rumahnya untuk mendorong anak kenal dengan menabung. Selanjutnya, untuk usia anak 7-12 tahun atau seusia sekolah dasar, anak sudah bisa diajak untuk memiliki rekening tabungan di bank. Banyak fasilitas perbankan hari ini yang menyediakan tabungan pendidikan untuk anak dan sudah memakai atas nama anak sendiri. 

Kebiasaan ini bisa dilatih sehingga anak di usia sekolah dasar paling tidak sudah kenal dengan lembaga keuangan. Manfaat lainnya adalah agar anak tidak terfokus menghabiskan uangnya untuk jajan saja, karena biasanya anak seusia tersebut lebih tertarik menghabiskan uanganya untuk jajan dibanding menabung (Sumiyati, 2017).

Lalu dari mana sumber uang tabungan anak tersebut? Orang tua bisa mengkreasikannya dengan banyak hal. Misalnya saja, anak diberi apresiasi jika dia membantu pekerjaan di rumah. Selain itu jika anak sudah mulai cukup dewasa, anak bisa didorong untuk membuat bisnis sendiri yang mana uangnya bisa ditabung. Kebiasaan ini penting dilakukan agar anak tidak tabu dengan mengelola keuangan dari sejak dini. Manfaatnya adalah ia tidak gamang ketika diberi tanggungjawab mengelola keuangan di usia lebih matang.

Selanjutnya, untuk usia remaja sekitar 12-18 tahun, anak sudah bisa dikenalkan dengan investasi sederhana. Misalnya ia kita libatkan untuk membeli aset yang berkaitan dengan hobinya, sebut saja laptop bagi anak yang suka menulis atau sepatu bola bagi anak yang senang berolahraga. 

Selain dapat mengapresiasi hobinya, anak juga merasa tertantang untuk memilih hobi yang produktif bagi masa depannya. Dengan demikian anak tersebut bisa selektif dalam menentukan hobi yang tidak hanya menghabiskan sebagian waktunya, namun juga memiliki value secara ekonomi bagi diri pribadinya.

Jika kebiasaan menabung tersebut dikenalkan kepada anak-anak dari sejak kecil, besar kemungkinan ia akan cakap mengelola keuangan saat dewasa nantinya. 

Ingat, sebagai orang tua, tidak akan selamanya anda bisa menuntunnya dalam mengelola keuangan. Perlu adanya memberikan kepercayaan kepada anak agar ia mampu mandiri nantinya. Setidaknya langkah tersebut, akan menjadi pengalaman bagi anak untuk di usia dewasa nantinya, bahkan bukan tidak mungkin ia lebih cakap lagi mengelola keuangan dibandingkan orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun