Mohon tunggu...
Zikro Rahmansyah
Zikro Rahmansyah Mohon Tunggu... Konsultan - your future consultant | Insan Astra

a person who is interested in agriculture, education, and startup innovation.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bila Startup Pertanian Bekerja untuk Memotong Rantai Distribusi, Seharusnya Harga Sayur di Aplikasi Lebih Murah Dibanding Pasar

26 Oktober 2021   01:27 Diperbarui: 26 Oktober 2021   05:19 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : instagram temani petani

Kita tahu bahwa rantai distribusi di sektor pertanian sangat bervariasi dan alurnya pun panjang dan itu menjadi salah satu sebab harga komoditas pertanian di pasaran tinggi tetapi keuntungan yang diperoleh petani masih sangat minim. Berikut contoh rantai distribusi pertanian.

Contoh rantai distribusi pertanian di atas menggambarkan tentang pentingnya membuat sederhana rantai distribusi agar tak ada biaya tambahan terkait operasional distribusi. Tapi tak hanya itu yang menjadi sebab masalah revenue petani rendah tetapi harga komoditas pertanian masih saja tinggi, ada peran tengkulak atau pedagang perantara (yang membeli hasil pertanian dari petani), contoh harga beli para tengkulak umumnya lebih rendah dari harga pasar.

Dewasa ini, banyak sekali bermunculan startup pertanian untuk menjadi solusi akan hal menyederhanakan rantai distribusi komoditas pertanian dengan memasarkan produk dari petani langsung ke konsumen berbasis aplikasi mobile dan website. Bila di-list ada banyak sekali startup pertanian yang memiliki visi dan misi untuk memotong rantai distribusi.

Kita sebut saja beberapa startup pertanian,

  • TaniHub : e-commerce untuk hasil tani yang bertujuan untuk menghubungkan petani dengan berbagai jenis usaha dan end-user
  • SayurBox : platform online yang memudahkan kamu berbelanja buah dan sayuran segar langsung dari petani local
  • Eden Farm : layanan distribusi produk sayur segar secara langsung petani dengan pemilik bisnis.
  • Kedai sayur : platform distribusi hasil pertanian mengajak tukang sayur konvensional menjadi mitra sayur
  • Segari : Platform belanja online bahan segar berkualitas
  • Pak Tani Digital : aplikasi marketplace yang bertujuan untuk mempertemukan petani dengan pembeli akhir serta seluruh pemangku kepentingan di bidang agricultural
  • GDM Agri : Platform yang menghubungkan antara penjual dan pembeli untuk dapat bertransaksi hasil pertanian, peternakan dan perikanan secara langsung dan produk yang dijual masih segar.
  • Etanee.id : Platform digital solusi konsumen berbelanja kebutuhan dapur
  • Happy Fresh : platform layanan belanja groceries online terkemuka di Asia Tenggara yang saat ini sudah beroperasi di berbagai kota besar di Indonesia.
  • E-Fishery : eFisheryFresh merupakan sarana yang menjadi penghubung antara pembudidaya dengan masyarakat yang ingin mendapatkan berbagai jenis ikan dalam bentuk segar

Tentunya banyak sekali startup pertanian lainnya, yang tidak bisa disebutkan semuanya yang berfokus pada memotong rantai distribusi pertanian, yang masih menjadi pertanyaan adalah bila startup pertanian tersebut bekerja untuk memotong rantai distribusi, seharusnya harga sayur di aplikasi lebih murah dibanding pasar? Tapi kenyataannya harga di pasar bisa jadi lebih murah daripada aplikasi. Ternyata ini sebabnya ada 3 alasan, alasan yang pertama bahwa startup pertanian tentunya memiliki SOP (Standard Operating Procedure) dalam menentukan sayur buah yang akan dijual, tidak sembarang produk yang dijual, dan mereka juga melakukan,

  • Traceability / ketertelusuran adalah kemampuan telusur, mengikuti (follow) dan identifikasi secara spesifik terhadap produk melalui seluruh tahapan produksi
  • Food Safety : keamanan pangan ialah suatu ilmu yang membahas tentang persiapan, penanganan, serta penyimpanan makanan atau minuman agar tidak terkontaminasi oleh bahan yang tidak diinginkan masuk ke dalam produk
  • Feasibility : Studi Kelayakan
  • Sustainability : Ekosistem lingkungan yang berkelanjutan yang dijamin

Masa depan pangan itu bukan hanya murah tetapi sehat, higienis dan juga sustain (berkelanjutan) dengan mengikuti berbagai sertifikasi seperti ISO, Halal, dan sertifikasi lainnya yang menjadi jaminan (guarantee) produk untuk para konsumen.

Alasan kedua adalah startup pertanian tidak ingin berperang harga, dengan kehadirannya bisa jadi merusak ekosistem ekonomi pertanian UMKM, pedagang pasar, tukang sayur karena mungkin kehadiran startup pertanian tidak akan lama apabila startup pertanian melakukan perang harga dengan pasar, misalnya bila startup pertanian berani menjual buah mangga Rp 5.000/kg di bawah harga pasar, rata-rata buah mangga Rp 15.000/kg maka hal itu merusak harga pasar dan berimplikasi pada keberadaan startup pertanian tersebut.

Alasan ketiga yaitu adanya biaya penanganan pasca panen terhadap mutu komoditas pertanian karena komoditas pertanian (sayur/buah) harus sesegera mungkin diberi penanganan pasca panen agar kualitasnya tetap terjaga dan memperkecil berbagai bentuk kehilangan, meliputi pencucian, perbaikan bentuk kulit permukaan (curing), sortasi kegiatan pasca panen dengan tujuan memisahkan hasil (pasca) panen yang baik dan yang jelek, grading pengelompokkan produk (sayuran, biji-bijian dan buah) berdasarkan ukuran (besar, kecil dan sedang) serta tingkat kemasakan (kematangan), penghilangan warna hijau (degreening), pengemasan (packaging), dan pendinginan (cooling).

3 alasan tersebut menjadi jawaban kenapa produk yang dijual oleh startup pertanian bisa jadi lebih mahal, atau lebih murah bahkan dijual di harga yang sama di aplikasi, website, maupun platform lainnya dan itu satu contoh berbisnis bersaing secara sehat dalam memasarkan produknya. Startup Pertanian diharapkan mampu terus berinovasi untuk berdampak bagi ekonomi Nasional, kesejahteraan petani, dan kepuasan pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun