Sore hari tim Relawan Brigade GPII bergerak menuju kabupaten lebak untuk mendistribusikan beras bagi korban banjir & longsor. Banyak kenangan selama perjalanan ke lokasi bencana, mulai berangkat dari jakarta mobil yang kami pakai mogok, ban mobil pecah, bensin habis terpaksa kami dorong kepinggir agar tidak menyebabkan jalan macet.Â
Kan tau sendiri jakarta kota macet, tapi gak begitu-begitu banget macetnya, masih bisa jalan dengan kecepatan 20 km. Walaupun demikian warga yang melihat kami mendorong mobil sabar menanti karena mereka tau bahwa mobil yang kami pakai untuk menyuplai logistik bagi korban banjir & longsor. Ya taunya dari tulisan yang kami tempel di mobil.Â
Mobil Ambulance yang kami pakai terus melaju sepanjang jalan tol, kami keluar lewat pintu tol balaraja sekitar jam 18:00. Padahal berangkat dari jakarta jam 15:30 selepas shalat ashar, maklum mobil Ambulance jalan dengan kecepatan rata-rata 80 km, tidak boleh lebih karena kondisi mobil kurang sehat.Â
Pukul 19:30 kami berhenti sebentar untuk makan malam, ditemani dengan petai mentah dan sepotong tempe itulah menu makanan kami. Walaupun saya tidak suka petai terpaksa juga dimakan, hanya untuk mengganjal perut yang lagi kerongcongan.Â
Medan menuju ke lokasi longsor sangat parah, jalan para ditutupi lumpur yang bercampur tanah, pohon-pohon besar tumbang ke jalan, rumah hancur, mobil hancur, segenap hilang bak dimakan bumi.Â
Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk maka kamipun menuruti saran dari beberapa warga. Keesokannya kami siap menuju lokasi Banjir dan Longsor, sepanjang jalan kami perhatikan warga pada membersihkan rumah, ada juga yang sibuk mencari harta bendanya yang dibawa air. Sedangkan warga uang rumahnya hanyut pada mengungsi ke kampung sebelah.Â
Terdengar suara intruksi dengan logat sunda dekat jembatan, rupanya suara warga sedang bergotong royong memperbaiki jembatan gantung yang putus diterjang banjir.Â
Kamipun berjalan, selama di perjalanan relawan ada yang sibuk mengambil vidio bukit yang longsor, ada yang mendokumentasikan lewat foto lokasi-lokasi yang rusak parah. Badan jalan pun demikian, habis semua hancur di terjang banjir bandang.Â
Sepanjang jalan banyak alat-alat berat sedang beroperasi membersihkan lumpur dan puing-puing kayu dari jalan, biar akses jalan mudah dilalui, walaupun kadang-kadang mobilnya mati akibat medan jalan rusak parah dan berada pada posisi mendaki.Â