Kurikulum 2013 (K-13) sebagaimana yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan Era Anies Baswedan mengantikan kurikulum 2006 (KTSP), berlanjut hingga Menteri Muhajir Efendi dan menteri pendidikan yang baru tahun 2019 Nadiem Makarim.Â
Dalam perjalanan waktu kurikulum K-13 mengalami revisi untuk mencari format yang tepat dalam pembelajaran. Sampai sekarang belum ada hasil yang baku dari evaluasi kurikulum 2013 (K-13).
Evaluasi kurikulum 2013 (K-13) diharapkan segera rampung agar implementasinya bisa terus diterapkan le sekolah-sekolah. Lima tahun proses evaluasi tentu sudah menghasilkan hasil, diharapkan kepada pemerintah untuk segera mempublikasikan hasil evaluasi kurikulum 2013 (K-13) kepada guru dan penggiat pendidikan.Â
Sebagaimana diketahui bahwa kurikulum 2013 (K-13) yang dicetuskan saat Anies Baswedan menjabat Menteri Pendidikan bahwa ada empat (4) aspek yang menjadi tolak ukur siswa, yaitu penilaian, pengetahuan, keterampilan dan aspek sikap atau tingkah laku. Ke empat aspek ini menjadi kajian dalam tulisan ini untuk melihat relevansinya dengan perubahan tatanan dunia yang disebut revolusi industri 4:0.Â
Baca juga : Pengaruh Pendidikan bagi Sekolah Pedalaman terhadap Penerapan Kurikulum K13
1. Aspek PenilaianÂ
Aspek penilaian yang paling penting yang menjadi penilaian adalah aspek sikap dan tingkah laku (etitute). Dimana aspek ini sangat penting bagi seorang guru dalam menilai keseharian siswa.Â
Tingkah laku siswa mencerminkan keseharian kehidupannya baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga. Tugas seorang guru juga membina akhlak dan sikap keseharian siswa, termasuk bagaimana menghormati orang tua, guru dan tata cara komunikasi yang baik dan ideal.Â
Dalam aspek penilaian ini juga relevansi nya dengan revolusi industri 4:0 adalah termasuk tata cara berkomunikasi di media sosial, baik facebook, twitter, instagram dan medsos lain-lain. Dimana penekanannya adalah penggunaan perangkat media sosial ke arah yang positif sebagai proses memanusiakan manusia.Â
Dalam pembelajaran kurikulum (K-13) siswa diharapkan lebih fleksibel dalam belajar, termasuk dalam praktek keseharian, ektrakurikuler dan nilai kereligiusan dalam kehidupan sehari-hari. Urgensinya adalah bagaimana menyatukan pembelajaran K-13 (Kurtilas) dengan perkembangan zaman dan bisa bersaing di era revolusi industri 4:0.Â
Baca juga :RPP 1 Lembar K13 Revisi 2020 Mapel IPS Kelas 7,8 & 9 Jenjang SMP/MTs