Mohon tunggu...
Zikri Aulia
Zikri Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari dan Pemulung Informasi

Manusia yang hobi mulung, mencari, memungut dan mengumpulkan informasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Manusia dengan Segala Aktivitasnya: Sebuah Litografi yang Menceritakan Kegiatan kala Itu

22 Desember 2024   21:38 Diperbarui: 27 Desember 2024   17:33 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1: Seorang anak yang sedang membawakan senjata milik tentara Belanda (1853). Sumber: Digital Collection Leiden.

Sebuah lukisan yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Hindia-Belanda pada abad ke-19. Lukisan ini dibuat oleh seorang pelukis asal Belanda yang bernama Auguste van Pers. Auguste mempublikasikan Litografinya pada tahun 1854. Berikut ini beberapa hasil litografi tentang kegiatan masyarakat di Nusantara (Indonesia) yang dibuat oleh Auguste van Pers. 

Gambar 1.2: Seorang pedagang keliling yang menjual Tuak/Nira (1853). Sumber: Digital Collection Leiden.
Gambar 1.2: Seorang pedagang keliling yang menjual Tuak/Nira (1853). Sumber: Digital Collection Leiden.
Gambar 1.3: Kegiatan proses belajardi sebuah kampung pulau Jawa (1855). Sumber: Tropenmuseum
Gambar 1.3: Kegiatan proses belajardi sebuah kampung pulau Jawa (1855). Sumber: Tropenmuseum
Gambar 1.4: Potret kehidupan anak-anak di pulau Jawa (1854). Sumber: Tropenmuseum 
Gambar 1.4: Potret kehidupan anak-anak di pulau Jawa (1854). Sumber: Tropenmuseum 
Gambar 1.5: Seorang pedagang wanita yang sedang berjual mainan anak-anak (1854). Sumber: Tropenmuseum
Gambar 1.5: Seorang pedagang wanita yang sedang berjual mainan anak-anak (1854). Sumber: Tropenmuseum
Gambar 1.6:  Masyarakat meluangkan waktu senggangnya untuk bermain layang-layang di tengah lapangan (1854). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.6:  Masyarakat meluangkan waktu senggangnya untuk bermain layang-layang di tengah lapangan (1854). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.7: Masyarakat yang sedang
Gambar 1.7: Masyarakat yang sedang "berjaga malam" di sebuah kampung (1853). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.8: Wisselaar atau yang biasa disebut
Gambar 1.8: Wisselaar atau yang biasa disebut "Money Changer" penukaran uang koin menjadi uang receh. (1860). Sumber: Tropenmuseum. 

Gambar 1.9: Musisi keliling di pulau Jawa (1862).  Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.9: Musisi keliling di pulau Jawa (1862).  Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.10: Pedagang unggas (1853). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.10: Pedagang unggas (1853). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.11: Seorang wanita yang sedang menjual buah-buahan (1853). Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.11: Seorang wanita yang sedang menjual buah-buahan (1853). Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.12: Seorang pedagang Tionghoa yang sedang bejualan (1853). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.12: Seorang pedagang Tionghoa yang sedang bejualan (1853). Sumber: Tropenmuseum.
Gambar 1.13:  Seorang wanita yang sedang membatik (1862). Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.13:  Seorang wanita yang sedang membatik (1862). Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.14: Seorang pria pengasah keris keliling di pulau Jawa (1853) Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.14: Seorang pria pengasah keris keliling di pulau Jawa (1853) Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.15: Dua orang pria dan satu orang wanita yang sedang menikmati opium di pulau Jawa (1854). Sumber: Tropenmuseum. 
Gambar 1.15: Dua orang pria dan satu orang wanita yang sedang menikmati opium di pulau Jawa (1854). Sumber: Tropenmuseum. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun