Mohon tunggu...
Zidny Hernuadi
Zidny Hernuadi Mohon Tunggu... -

INTJ. Belajar menulis. Mempersiapkan diri untuk masa depan. Tertarik pada isu-isu sosial, politik, ekonomi dan pendidikan.\r\nMemimpikan Indonesia yang sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Buruh dan Pemerintah

1 November 2013   06:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:45 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pukul 23.14, malam ini terpikir untuk mulai menulis catatan harian. Mencatat semua yang yang ada di kepala, merekam  ide yang muncul setiap hari, tentang mimpi dan cita-cita masa depan, tentang Indonesia, tentang hidup, apapun. Sekalian belajar menulis. Mungkin isi tulisan di catatan harian ini tidak akurat karna ditulis mengalir begitu saja, tanpa riset, tanpa pikiran mendalam. Sekedar jiplak apa yang ada di pikiran. Hanya tulisan ringan.

Topik catatan harian edisi perdana ini tentang buruh yang hari ini demo menuntut upah lebih dari 50% menjadi 3,7 juta. Demo berujung bentrok dan anarkis. Buruh tentu saja memiliki hak untuk demo, tapi seharusnya pemerintah tegas. Karna ketidaktegasan yang membuat buruh ‚ngelunjak‘. Bila kali ini permintaan dituruti, besok mereka akan menuntut lagi, besok lagi, lagi dan terus begitu. Seharusnya biarkan saja mereka demo, tapi ketika sudah mulai anarkis harus ditindak, kalau perlu represif.  Memang pemerintah mungkin berpikir bahwa aksi represif akan memancing reaksi beberapa kalangan terutama lsm ham, baik nasional maupun internasional. Tapi selama tindakan represif itu diambil dengan dasar kuat untuk melindungi fasilitas negara, menjaga ketertiban dan keamanan, maka tindakan itu tidak menjadi salah. Bahkan akan didukung masyarakat yang lebih luas.

Pelajaran hari ini, jadilah pemimpin yang adil dan tegas. Dalam kasus buruh ini maka tentukan upah yang adil bagi buruh dan pengusaha. Ambil keputusan terbaik kemudian tegaslah. Bila keputusan itu memancing demo besar maka tindak!! Tidak boleh ada orang/kelompok yang lebih kuat dari Negara. Negara harus memegang kontrol, karna hanya dengan cara itulah semua tatanan di masyarakat bisa tetap teratur.

Ingat juga bahwa ngga semua orang yang dibela itu tahu diri. Sudah diperjuangkan tahun lalu (oleh pemprov dki) hingga buruh mendapatkan kenaikan upah yang signifikan, sekarang malah menuntut kenaikan yang ngga masuk akal.

Sebenarnya kenaikan upah minimum yang tinggi di jakarta dan jawa dalam jangka panjang bisa berdampak baik. Pabrik2 dengan buruh murah akan mencari tempat relokasi dimana upah buruhnya masih murah. Ini kesempatan pemerintah untuk merancang daerah baru untuk basis industri manufaktur. Daerah yang dipilih sebaiknya di luar jawa misalnya di sumatra, sulawesi atau kalimantan, sehingga bisa menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah. Katakanlah dipilih satu daerah di kalimantan selatan atau sumatra selatan. Anggarkan dana dari apbn untuk  membangun infrastruktur pendukungnya. Pembangkit listrik, jalan, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya seperti rusun untuk buruh di daerah itu. Pembangunan tentunya ngga perlu sekaligus. Bertahap seperti halnya relokasi pabrik yang juga harus bertahap.

Untuk menambah minat pabrik untuk relokasi, berikan paket insentif bagi mereka. Akan butuh waktu dan biaya, tapi ini harus dilihat sebagai pertama, bentuk investasi dan peluang untuk menata kembali pusat-pusat ekonomi berdasarkan daerahnya. Jawa yang lebih subur tanahnya seharusnya lebih difokuskan untuk industri pertanian.

Alasan kedua, relokasi ini bisa dilihat juga sebagi bentuk pemerataan kue ekonomi ke daerah sebagai usaha untuk mewujudkan sila 5 pancasila.

Bo, 31 Oktober 2013

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun