Akhir-akhir ini market crypto cenderung tidak stabil yang dipicu oleh berita-berita FUD termasuk cuitan Elon Musk di Twitter. Pada Jumat, 04 Juni 2021 yang bertepatan dengan konferensi Bitcoin Miami 2021---yang seharusnya menjadi pemulihan harga Bitcoin yang sempat jatuh, nyatanya sang bapak koin anjing ini pun berulah kembali. Elon Musk mengaku patah hati dengan Bitcoin, dalam meme yang ia upload sempat menyebut nama Linkin Park, namun masalah utamanya adalah Elon Musk mencari perhatian dengan mengacaukan pasar kripto.
Seperti yang kita ketahui, kini banyak orang yang lebih membenci Elon Musk daripada mengaguminya. Ia ibarat anak kecil yang mengemis perhatian kepada semua orang, padahal di mata orang-orang tingkah Elon Musk menjijikan.
Kata "Elon" sontak menjadi trending beberapa jam setelah tweet Elon Musk tersebut. Beberapa orang dari berbagai kalangan menjatuhkan kutukan demi kutukan dan tidak sedikit yang melaporkan akun Elon Musk serta memblokirnya.
Lupakan Doge Father yang sempat menjilat Ethereum tersebut, karena ia hanya akan membuat keonaran demi keonaran. Padahal, dia tidak sebesar itu, ia hanyalah seorang bos Tesla yang sampai saat ini perusahaan belum mendapatkan laba. Selain itu, saham Tesla diprediksi akan anjlok karena pemain kripto siap untuk membalas aksi konyol Elon Musk.
Kita seharusnya tidak termakan berita FUD tersebut, berita FUD sendiri adalah berita yang digunakan untuk menakuti seseorang atau kelompok tertentu. Terlebih jika kita memiliki dua aset kripto ini.
Dua aset kripto apa yang tidak perlu dikhawatirkan meskipun market sedang berdarah-darah?
Merupakan sebuah DeFi baru yang akan menjadi revolusioner dalam memecahkan masalah kecepatan dan biaya fee setelah mainnet-nya diluncurkan adalah alasan utama untuk tidak ragu jika memiliki aset kripto satu ini dalam kondisi apapun. Glitch Protocol yang memiliki simbol GLCH akan menjadi digadang-gadang akan the next Ethereum, bukan Ethereum Killer karena tujuan yang sebenarnya adalah memperbarui sistem kerja Blockchain sehingga menjadi lebih cepat dan efisien.
Berita tentang Ethereum 2.0 yang akan mengalami delay dalam peluncurannya pun memperkuat spekulasi bahwa Glitch Protocol dapat menangani kebutuhan kecepatan transaksi dalam jaringan Ethereum yang kini teramat sesak dan diikuti biaya gas yang  semakin tinggi. Terlebih pada kenyataan sebenarnya, percobaan beberapa Blockchain baru, selalu berakhir dengan biaya transaksi yang masih mahal, bahkan jika dibandingkan BSC (Binance Smart Chain), GLCH atau Glitch Protocol jauh lebih cepat dan murah.
2. CARDANO
