Media Sosial dan Transformasi Komunikasi: Ketika Algoritma Menentukan Realitas Sosial
Jakarta, 4 Januari 2025 - Sebuah studi terbaru dari Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia mengungkapkan fenomena mengkhawatirkan tentang dampak algoritma media sosial terhadap pola komunikasi masyarakat Indonesia.
Penelitian yang melibatkan 1.000 responden ini menunjukkan bahwa 78% pengguna media sosial aktif mengalami apa yang disebut "isolasi selektif" - kondisi di mana mereka hanya terpapar informasi yang sesuai dengan pandangan mereka sebelumnya.
"Ini bukan sekadar masalah teknologi, tapi sudah masuk ke ranah krisis sosial," ujar Dr. Bambang Wisnu, ketua tim peneliti. Ia mencontohkan kasus viral dimana sebuah komunitas desa di Jawa Tengah terpecah karena perbedaan pandangan yang dipertajam algoritma media sosial.
Salah satu responden, Ani (35), mengaku tidak lagi menghadiri arisan RT setelah perdebatan sengit di grup WhatsApp tentang isu vaksinasi. "Dulu kami akrab, sekarang ketemu di jalan saja canggung," tuturnya.
Beberapa teori komunikasi yang dapat dianalisis dari fenomena dalam berita ini mencakup Teori Penetrasi Sosial (Altman & Taylor) yang menjelaskan regresi hubungan interpersonal akibat media sosial, seperti terlihat pada kasus Ani yang menghindari arisan RT. Spiral of Silence (Elisabeth Noelle-Neumann) menggambarkan fenomena 'diam' karena takut terisolasi dalam grup WhatsApp, sementara Two-Step Flow Communication Theory (Lazarsfeld & Katz) menjelaskan pergeseran peran opinion leader ke micro-celebrity di media sosial. Filter Bubble Theory (Eli Pariser) menjadi sangat relevan dengan fenomena "isolasi selektif" yang dialami 78% pengguna, sedangkan Cultivation Theory (George Gerbner) menjelaskan bagaimana paparan media sosial membentuk realitas yang terpolarisasi dalam komunitas. Social Identity Theory (Tajfel & Turner) membantu memahami pembentukan in-group vs out-group dalam polarisasi digital, dan Uses and Gratification Theory menjelaskan bagaimana pilihan aktif pengguna dalam mengkonsumsi media justru memperkuat echo chamber yang ada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI