Identitas nasional yang bersifat dinamis memberikan banyak dampak dilematis kepada masyarakat dalam merepresentasikan identitas nasionalnya. Masyarakat  cenderung mengikuti arus utama sehingga dikhawatirkan akan mengalami kebingungan dalam menginternalisasikan nilai atau ideologi yang akan berkembang dalam masyarakat karena adanya sistem globalisasi. Hal ini dianggap dapat menjadi sebuah ancaman bagi penguatan identitas nasional bangsa, karena apabila masyarakat tidak mampu melakukan filterisasi dengan baik maka akan terjadi sebuah perbenturan nilai-nilai sebagai bangsa indonesia.
Nilai-nilai atau ideologi yang dibawa oleh arus global tidak seluruhnya dapat berbaur dan diadopsi dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai hidup yang berkembang dalam masyarakat Indonesia tercermin dalam sebuah ideologi bangsa yaitu Pancasila. Pancasila adalah sebuah pedoman bagi bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan suatu kehidupan yang bermasyarakat. Namun, karena perkembangan globalisasi maka banyak sekali nilai atau ideologi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat misalnya kapitalisme, liberalisme, neoliberalisme, komunisme, atau sosialisme.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan universalisasi, internasionalisasi dan westernisasi, yang dimana penyebaran kebiasaan suatu negara akan cepat dan diterima oleh masyarakat negara lain. Dengan perkembangan yang sangat pesat itulah tidak dapat dipungkiri, kebudayaan asing dapat cepat dinikmati dan ditiru oleh masyarakat kita sehingga adanya kebiasaan itu dapat menggerus budaya lokal indonesia. Saat ini bentuk globalisasi dan  identitas susatu negara dapat di tunjukkan melalui aplikasi media sosial yang bernama Tiktok.
Perkembagan tekonologi yang semakin canggih juga menjadi pemicu utama terhadap akulturasi budaya barat terhadap budaya pribumi. Cyberspace telah memasuki masa Second Media Age dimana jumlah pertumbuhan pengguna internet di dunia semakin meningkat tajam begitu juga di Indonesia. Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Masalahnya kearifan lokal tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa yang akan datang. Dampaknya banyak warisan budaya kita yang termakan usia, terlantar, dan terabaikan.
Kemajuan teknologi di bidang komunikasi dan informasi telah menyebabkan perubahan dan perkembangan manusia di berbagai aspek kehidupan. Kita telah memasuki masa yang serba digital, di mana penggunaan internet serta perangkat-perangkatnya seperti, smartphone dan media sosial sudah sangatlah umum digunakan. Bisa dikatakan, Tiktok seakan sudah menjadi suatu alat yang digunakan oleh masyarakat, tanpa mengenal batasan usia dan status sosial. Apikasi tiktok ini telah mecapai 10 juta pengguna untuk masyarakat indonesia sendiri, dan dimana para pengguna nya berasal dari semua kalangan.
Aplikasi tiktok ini dianggap sebagai media hiburan, media sebagai keluar nya kreativitas dari para pengguna nya. Masyarakat yang bersifat dinamis, selalu berpikir postif atas banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi. Kehadiran Tiktok ini  dapat memberikan dampak  pengaruh yang besar terhadap ketahanan budaya lokal. Sehingga budaya malu berjoget di depan kamera atau depan publik bukan hal yang tabu lagi. Sebagai masyarakat indonesia perlu ada kajian mendalam tentang bagaimana mempertahankan budaya lokal diatas arus budaya global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H