Ini merupakan upaya orang tua untuk menghindarkan anaknya dalam perilaku-perilaku yang memiliki resiko anak memiliki sifat nakal/tidak mau mendengarkan. Orang tua yang melakukan kontrol perilaku yang baik terhadap anaknya menunjukkan perilaku nakal remaja yang rendah (Kapetanovic, dkk., 2019; Shek & Zhu, 2019; Vuza, 2018; Zhu & Shek, 2020). Melalui kontrol perilaku, orang tua dapat menghindarkan remaja dari perilaku-perilaku nakal dengan memberikan arahan dan batasan yang baik akan kegiatan atau perilkau yang diperbolehkan pada anak. Agar mampu bersikap dan berperilaku yang baik, anak memerlukan aturan dan petunjuk yang baik dari orang tua sebagai pihak yang dianngap kredibel.
Dukungan dan Keterlibatan
Tahap perubahan dan proses pengembangan diri individu sebagai remaja menemui kondisi dan tekanan baru yang lebih besar seiring dengan tuntutan mereka untuk membentuk kemandirian bersikap serta berperilaku baik dan sesuai dilingkungan sosial yang lebih besar diluar lingkungan keluarganya.Â
Berada dalam kondisi yang dianggap tidak baik diantara gangguan maupun permasalahan yang harus dihadapi, remaja tanpa bimbingan yang tepat dengan kurangnya dukungan dan keterlibatan orang tua dapat menyimpang kearah yang salah dengan berbagai bentuk perilaku berisiko (Liu, dkk., 2019; Vuza, 2018).Â
Dukungan orang tua yang mencerminkan ketanggapan orang tua terhadap kebutuhan remaja merupakan hal yang sangat penting. Lestari (2012) menunjukkan dukungan orang tua yang baik ialah dalam bentuk dukungan otonom (autonomy support), dimana orang tua bertindak sebagai fasilitator bagi remaja untuk menyelesaikan masalah, membuat pilihan, serta upaya menentukan nasib sendiri. Demikian remaja dapat memperoleh solusi-solusi yang baik diberikan orang tua, serta memperoleh dorongan positif dengan harapan dan keyakinan yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahannya. Sebaliknya dalam hubungan orang tuaremaja yang cenderung memiliki konflik antara remaja dan orang tua, memiliki kemungkinan lebih tinggi bagi remaja mengarah pada perilaku pengambilan risiko (Liu, dkk. 2019).
Komunikasi
Komunikasi yang terbuka efektif membentuk hubungan yang baik antara orang tua dan anak, demikian dapat meminimalisir kemungkinan anak terlibat kenakalan remaja (Kapetanovic, S., Skoog, T., Bohlin, M., Gerdner, 2019; Vuza, 2018). Menjalin hubungan dengan komunikasi yang terbuka memudahkan orang tua memperoleh pengetahuan tentang keberadaan dan kegiatan anak mereka, dan mampu melindungi mereka dari keterlibatan dalam perilaku nakal.Â
Pembicaraan lebih spontan oleh remaja tentang apa yang mereka lakukan dan dimana keberadaan mereka, terkait dengan keterlibatan yang kurang dalam perilaku nakal remaja dari waktu ke waktu (Kapetanovic, S., Skoog, T., Bohlin, M., Gerdner, 2019). Ketika orang tua responsif terhadap percakapan yang dimulai oleh remaja mereka, mereka mampu memberi nasihat tanpa mengganggu.
Kedekatan
Hubungan orang tua-anak ditandai oleh kualitas ikatan emosional antara orang tua dan anak, serta tingkat ikatan yang saling menguntungkan dari waktu ke waktu. Kedekatan merupakan aspek penting dalam kehangatan hubungan, apabila kehangatan berkaitan dengan perasaan positif secara umum terhadap keluarga, maka kedekatan menjadi aspek yang lebih spesifik mencakup keintiman, afeksi positif, dan pengungkapan diri (Lestari, 2012).
Menjaga ikatan emosional antara orang tua dan anak remaja mereka yang sedang tumbuh serta menerapkan komunikasi terbuka mungkin lebih bermanfaat untuk perkembangan psikososial remaja, daripada upaya pengendalian orang tua (Kapetanovic, S., Skoog, T., Bohlin, M., Gerdner, 2019).