Salah satu penyebab utamanya yaitu dari pola asuh orang tuanya yang kurang. Masih terdapat orang tua yang tidak memiliki pengetahuan dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Untuk itu perlu adanya pembahasan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan pada anak, dan bagaimana peran orang tua dalam menangani hal tersebut.
PEMBAHASAN
Masa remaja adalah masa yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada masa ini adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Peran orangtua menjadi sangat penting dalam mengasuh anak. Dengan pola asuh yang tepat maka anak akan bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, begitu pula sebaliknya.
Erikson dalam bukunya "Chilhood and Society" memetakan delapan tahap kehidupan dan menunjukkan bagaimana tahap-tahap tersebut bekerja dengan cara yang berbeda-beda. Erikson mengatakan bahwa manusia berkembang dalam tahap psikososial, yakni motivasi utama manusia bersifat sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Dalam delapan tahapan tersebut, disebutkan bahwa masa remaja merupakan masa pencarian identitas, terutama perkembangan jati diri Steinberg (2002). Erik H. Erikson menyatakan bahwa pencarian identitas sebenarnya telah dimulai sejak masa bayi, tepatnya saat anak mulai mengenal pengasuhnya dan terus berlanjut hingga masa dewasa (Santrock, 2007). Hanya saja periode remaja ini mencapai puncaknya dari pencarian identitas individu diakibatkan dari perubahan fisik yang cukup drastis, kognitif dan sosial yang kemudian menuju ke masa dewasa.
Identitas merupakan gambaran diri seseorang yang dapat di wujudkan dengan pertanyaan "siapakah saya?" di dalam hubungannya dengan berbagai peran kehidupan seseorang (Erikson, 1968; Hjelle & Ziegler, 1992; Papalia & Olds, 1995; Steinberg, 2002). Erikson (1968) dalam teorinya juga mengemukakan bahwa resolusi identitas atau proses pencarian atau pembentukan identitas bersifat sosial. Artinya, pencarian atau pembentukan identitas dipengaruhi oleh interakasi remaja dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan melakukan interaksi dengan orang lain di dalam konteks sosialnya, menurut Erikson, remaja dapat memperoleh banyak pengetahuan tentang aspekaspek dirinya, melakukan eksplorasi dan eksperimentasi berbagai peran sosial, memperoleh umpan balik dan pengakuan tentang peran-peran yang tepat yang menjadi bagian dari identitasnya.
Dalam tahap perkembangan ke 5 milik Erik H. Erikson di masa remaja yang berlangsung diantara rentang usia 10 sampai dengan 20 tahun, tahap ini disebut dengan identity versus identity difussion/role confussion dimana terjadi krisis psikososial antara identitas diri dengan kebingungan identitas. Individu yang telah memiliki identitas yang tetap/ koheren apabila elemen-elemen yang ada di dalam ientitas tersebut adalah realistis/ diakui dan disetuji oleh orang lain atau masyarakat. Pada fase remaja akhir diharapakan setiap individu telah mampu menangani krisis identitas danmencapai status identitas yang koheren (Erikson 1968).
Banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan anak, baik itu dari lingkungan, teman sebaya, salah pergaulan, orang tua salah mendidik, dan lain sebagainya. Namun faktor yang paling mempengaruhi hal ini yaitu dari lingkungan keluarga, karena karakter anak mulai dibentuk melalui didikan orang tuanya di rumah. Berikut beberapa penyebab kenakalan pada anak-anak, diantaranya:
Terbiasa dimanja orang tua
Orang tua terkadang memiliki tujuan untuk memberikan kasih sayang terhadap anak. Namun apabila terlalu berlebihan akan membuat anak menjadi manja. Anak-anak yang terbiasa dimanjakan akan merasa jika semua hal yang diinginkannya harus terpenuhi. Hal ini yang menyebabkan anak bertindak seenaknya mereka sendiri, bahkan jika diteruskan akan menunjukkan kenakalannya.
Keluarga yang tidak harmonis