Mohon tunggu...
Mochamad ZidanIsnaini
Mochamad ZidanIsnaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Nama Saya Mochamad Zidan Isnaini seorang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Jember yang memiliki minat di bidang pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Cendawan Dark Sepate Endophyte Sebagai Agen Hayati Bagi Penyakit Penting Tanaman Karet Jamur Akar Putih

20 Desember 2023   10:59 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mochamad Zidan Isnaini dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi : Sundahri.faperta@unej.ac.id

Produksi tanaman karet menurut Badan Pusat Statistika (BPS) selama 5 tahun terakhir mengalami produksi yang fluktuatif, tetapi selama 3 tahun terakhir produksi karet alam Indonesia mengalami kenaikan dimulai sejak tahun 2020 hingga pada tahun 2022 terakhir terus mengalami kenaikan. Tanaman karet dapat dipengaruhi produktivitasnya oleh beberapa faktor seperti faktor biotik dan juga faktor abiotik (Hamdani et al., 2023). Produksi karet alam di Indonesia tentu tidak luput dari serangan OPT baik serangan dari patogen maupun serangan hama yang dapat mengganggu produktivitas tanaman karet (Hendrawan, 2020). Menurut Yulia (2017), terdapat beberapa penyakit atau serangan OPT utama pada tanaman karet, satu diantara penyakit yang sering menyerang tanaman karet baik pada fase TBM dan juga TM adalah penyakit Jamur Akar Putih. 

Jamur akar putih atau yang akrab disebut JAP adalah penyakit yang sering menyerang pada tanaman karet. Penyakit JAP sendiri merupakan penyakit pada tanaman karet yang disebabkan oleh serangan patogen jamur Rigidoporus microporus. JAP sendiri menyerang tanaman pada bagian akar, gejala dari JAP sendiri pada akar akan terbentuk semacam jaring tipis yang terbentuk oleh pertumbuhan hifa dari R. microporus, jarring yang terbentuk berwarna putih dan akan menempel kuat. Gejala lain yang ditimbulkan oleh JAP adalah daun tampak kusam dan kemudian akan kering dan gugur, sehingga akibat daun yang gugur tajuk pada tanaman karet akan terlihat tipis. Penanganan umum yang dilakukan petani untuk menanggulangi JAP adalah dengan penanganan kimiawi. Penanganan secara biologis atau menggunakan agen hayati sangat diperlukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia secara terus menerus. Penanganan biologis yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan agensia hayati seperti Tricodherma sp yang memiliki sifat antagonis. 

Agensi hayati selain Tricodherma yang dapat diupayakan untuk menangani JAP adalah dengan menggunakan cendawan Dark Septate Endopyte (DSE) (Dalimunthe, 2019). DSE sendiri termasuk kedalam cendawan atau jamur yang memiliki sifat antagonis. Menurut Yuliani (2020) bahwasannya DSE memiliki sifat antagonis terhadap jamur patogen seperti Pyricularia oryzae pada padi. Tidak hanya memiliki sifat antagonis terhadap patogen, DSE menurut Husen et al., (2022) menyatakan bahwasannya DSE dapat membantu mendukung peningkatan pertumbuhan tidak hanya bagi tanaman pertanian tetapi juga dapat berpengaruh bagi tanaman perkebunan seperti karet, sawit dan masih banyak lainnya. 

Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) memulai penyerangannya dari penyebaran spora, spora yang menyebar dan jatuh pada permukaan tunggul segar tanaman akan menginfeksi akar tanaman pada fase vegetatif (TBM) dan juga fase generatif (TM). Ciri dari tanaman yang terserang JAP ini adalah akar tanaman akan tampak kasar pada permukaannya dan berwarna putih menyesuaikan warna hifa dari JAP yang menyerang. Penyebab dari JAP menjadi OPT penting bagi tanaman karet adalah mobilitas dari jamur tersebut yang dapat bergerak bebas didalam tanah, selain itu makanan atau sumber nutrisi bagi JAP sendiri utamanya adalah akar tanaman karet itu sendiri yang menyebabkan persentase kematian akibat JAP begitu tinggi. Daur penyakit JAP menular melalui rizomorf karena adanya kontak antara akar tanaman yang sehat dengan akar tanaman yang sakit. 

Menurut (Yulia, 2017) tanda-tanda yang dapat dilihat apabila tanaman terserang oleh JAP adalah adanya perubahan warna daun menjadi kusam jika dibandingkan yang tidak terserang, dan kemudian daun mudah rontok atau gugur. Serangan JAP ini mengakibatkan kehilangan hasil mencapai 3-5% pada perkebunan besar dan 5-5% pada perkebunan rakyat (Dalimunthe, 2019). Kerugian finansial juga dapat dirasakan akibat kematian tanaman karet sekitar IDR 1,8 triliun (sekitar USD 200 juta) setiap tahunnya.

Akar tanaman yang terserang kemudian akan diselimuti oleh hifa dari JAP yang kemudian tanaman karet akan kesulitan dalam menyerap hara dan nutrisi yang ada di dalam tanah (Hamdani, 2023). Penyakit JAP yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus menyebabkan pembusukan jaringan akar sehingga tanaman sulit untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah. Akar yang terinfeksi JAP akan berubah menjadi putih atau kekuningan dan tanaman menjadi lemah karena tidak dapat menyerap nutrisi dan air dengan baik. Akibatnya, tanaman karet mengalami kesulitan untuk mengambil nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya sehingga tanaman menjadi lemah, pertumbuhan terhambat dan kematian. 

Solusi yang dapat diberikan dari beberapa permasalahan yang disebabkan JAP dapat menggunakan cendawan Dark Sepate Endophyte (DSE). Cendawan DSE ini menjadi alternatif pengendalian JAP yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus. Potensi yang dapat digali dari penggunaan DSE ini tidak hanya pada sifat antagonismenya, tetapi juga DSE memiliki keunggulan lain seperti dapat hidup pada dua kondisi cekaman biotik dan abiotik. Penyebab cendawan DSE dapat bertahan dan melindungi akar tanaman karet adalah, terdapat kandungan pigmen melanin yang terkandung pada hifa cendawan DSE. Sehingga cendawan DSE ini merupakan solusi yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan JAP, selain dapat menangani penyakit yang ditimbulkan oleh JAP, cendawan DSE juga dapat membantu peningkatan pertumbuhan dan juga perkembangan bagi tanaman karet. 

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang ada, didapatkan kesimpulan bahwa Penyakit JAP sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh serangan patogen jamur Rigidoporus microporus yang menyebabkan sulitnya akar tanaman karet dalam menyerap nutrisi dan hara hingga kematian. Solusi yang dapat diambil yaitu dengan menggunakan cendawan Dark Sepate Endophyte (DSE) yang dinilai dapat menghambat pertumbuhan JAP serta meningkatkan perkembangan tanaman karet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun