Mohon tunggu...
Zidan Ikhwan Al Ghifari
Zidan Ikhwan Al Ghifari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Jurusan Hubungan internasional Angkatan Tahun 2022

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Keterlibatan Indonesia dalam Isu Ukraina-Rusia: Sebuah Tinjauan terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri

3 Desember 2023   06:43 Diperbarui: 3 Desember 2023   20:13 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keterlibatan Indonesia dalam konflik antara Rusia dan Ukraina mencerminkan penerapan prinsip politik luar negeri bebas aktif. Prinsip ini menekankan kemandirian dalam mengambil keputusan luar negeri, tanpa terikat pada aliansi politik tertentu, namun tetap aktif dalam berperan dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Dalam konteks konflik Rusia-Ukraina, Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk tetap menjalin hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, sambil tetap memperjuangkan perdamaian dan menekankan pentingnya penghormatan terhadap norma hukum internasional. Prinsip bebas aktif Indonesia memungkinkan negara ini untuk berperan sebagai penengah dalam konflik internasional. Meskipun Indonesia tidak terlibat secara langsung dalam konflik tersebut, namun prinsip bebas aktif memungkinkan Indonesia untuk memberikan sumbangan baik dalam bentuk pemikiran maupun bantuan terhadap penyelesaian konflik.

Konflik antara Ukraina dan Rusia dimulai pada tahun 2014 ketika Rusia menempati Semenanjung Krimea dan terlibat dalam pertentangan di wilayah timur Ukraina. Akar konflik ini terletak pada ketidakstabilan politik di Ukraina yang mengakibatkan kejatuhan Presiden Yanukovych dan persaingan pengaruh antara Barat dan Rusia. Ukraina, yang sebelumnya memiliki hubungan erat dengan Rusia, mengubah arahnya dengan berkeinginan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, yang kemudian memicu ketegangan dengan Rusia. Rusia memberikan dukungan kepada kelompok separatis di wilayah timur Ukraina, dan pada tahun 2014, mengakui aneksasi Krimea, yang menyulut eskalasi konflik yang terus berlanjut hingga saat ini (Oktarianisa, 2023).

Dalam kerangka kebijakan luar negeri Indonesia, prinsip yang dipegang teguh adalah bebas aktif, menandakan pendekatan yang tidak mengadopsi posisi netral terhadap negara-negara lain di dunia. Prinsip ini menyiratkan bahwa Indonesia memiliki keleluasaan untuk menentukan sikap dan kebijakan terkait isu-isu internasional tanpa terikat pada kekuatan dunia tertentu. Dengan menganut prinsip bebas aktif, Indonesia secara proaktif terlibat dalam menangani konflik, sengketa, dan tantangan global, termasuk konflik di Ukraina. Tujuannya adalah mencapai tatanan dunia yang didasarkan pada prinsip-prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (Sari, 2023).

Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Rusia dan Ukraina dengan tujuan mencari penyelesaian damai terhadap konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara tersebut. Beberapa langkah diplomatik yang telah diambil oleh Indonesia melibatkan kunjungan ke Ukraina dan Rusia. Pada tanggal 29 Juni 2022, Presiden Joko Widodo dikirimkan ke Ukraina, dan pada tanggal 30 Juni 2022, beliau juga melakukan kunjungan ke Rusia. Kunjungan tersebut dirancang untuk meredakan ketegangan dan mendorong kedua negara agar dapat menemukan solusi bagi permasalahan yang tengah dihadapi. Indonesia aktif menggunakan soft power melalui partisipasi aktif dalam misi perdamaian dunia, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih komprehensif dalam menangani konflik Rusia-Ukraina. Dengan demikian, melalui upaya-upaya ini, Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mencari solusi damai terhadap konflik Rusia-Ukraina. Langkah-langkah tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip diplomasi bebas aktif yang menjadi dasar kebijakan luar negeri Indonesia (Komala, Setiawan, Zaman, & Tohari, 2022).

Indonesia mengartikan konflik antara Ukraina dan Rusia sebagai sisa-sisa dari Perang Dingin yang masih berlanjut hingga saat ini. Konflik ini melibatkan dinamika politik, ekonomi, dan sejarah yang rumit, mempengaruhi tidak hanya hubungan bilateral kedua negara tetapi juga memiliki dampak global. Indonesia mengambil sikap mendukung penyelesaian konflik melalui upaya diplomasi dan dialog, serta mengadvokasi resolusi PBB yang menekankan pentingnya mencari solusi dua negara.

Posisi Indonesia terhadap konflik Rusia-Ukraina tetap konsisten. Negara ini mendukung upaya penyelesaian melalui jalur diplomasi dan dialog, sambil berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan keadilan dalam menangani konflik tersebut. Melalui inisiatif dan sikapnya, Indonesia berupaya untuk memainkan peran yang bersifat konstruktif dalam mencari solusi damai terhadap konflik Rusia-Ukraina, sejalan dengan prinsip-prinsip diplomasi bebas aktif yang menjadi dasar kebijakan luar negeri Indonesia.

Indonesia telah aktif berpartisipasi dalam berbagai forum internasional yang terkait dengan konflik Rusia-Ukraina, termasuk di PBB, ASEAN, dan OKI. Dalam forum-forum ini, Indonesia secara konsisten menyuarakan dukungannya terhadap upaya penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi dan dialog . Beberapa inisiatif dan posisi yang diambil oleh Indonesia terkait konflik Rusia-Ukraina melibatkan:

  1. Partisipasi dalam forum internasional: Indonesia terus aktif terlibat dalam forum-forum internasional, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi OKI mengenai Ukraina dan Rusia, untuk memperjuangkan penyelesaian konflik tersebut melalui dialog dan diplomasi.
  2. Diplomasi parlemen: Indonesia juga menggunakan diplomasi parlemen sebagai upaya untuk mencapai solusi damai antara Rusia dan Ukraina. Melalui beberapa kunjungan diplomatik ke Ukraina dan Rusia, Indonesia berusaha mempromosikan perdamaian dan keadilan dalam penyelesaian konflik tersebut.

Beberapa aspek tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjalankan kebijakan luar negeri terkait konflik Rusia-Ukraina mencakup Keseimbangan hubungan: Indonesia perlu menjaga keseimbangan dalam hubungannya dengan Rusia dan Ukraina, yang merupakan dua negara sahabat Indonesia. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam menyuarakan posisi Indonesia terkait konflik tersebut. Dampak ekonomi: Konflik Rusia-Ukraina dapat memiliki dampak ekonomi global, termasuk bagi Indonesia. Penurunan perdagangan global dan ketidakpastian ekonomi dapat menjadi tantangan bagi Indonesia. Pengaruh global: Konflik Rusia-Ukraina juga melibatkan berbagai kepentingan global, termasuk dari negara-negara besar. Indonesia perlu memperhitungkan pengaruh global dalam menyuarakan posisinya terkait konflik tersebut (Hutabarat, 2022).

Harapan terkait peran Indonesia dalam penyelesaian konflik Ukraina-Rusia melibatkan beberapa aspek kunci seperti diharapkannya bahwa Indonesia akan terus memainkan peran aktif dalam diplomasi dan mediasi, berusaha untuk mendukung upaya penyelesaian damai antara Ukraina dan Rusia. Ada harapan bahwa Indonesia, sebagai negara besar di kawasan, dapat menjadi pemimpin regional dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, memberikan contoh kerjasama dan perdamaian bagi negara-negara tetangga. Selain itu, Indonesia diharapkan menerapkan konsistensi dalam menerapkan prinsip diplomasi bebas aktif, menjaga keseimbangan dan kemandirian dalam menjalankan peran dalam penyelesaian konflik internasional.

Referensi

Hutabarat, G. F. (2022). Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Perang Rusia-Ukraina Berdasarkan Perspektif National Interest. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 3(3), 154-163.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun