Keluarga bisa diartikan sebagai unit terkecil masyarakat dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat di bawah satu atap yang sama (Widagdo 2016). Keluarga tidak hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sesungguhnya keluarga lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu akan berkembang (Puspytasari 2022). Setiap  keluarga pasti memiliki struktur di dalamnya.  Menurut friedman (2018) terdiri dari 4 komponen  yang terdiri dari pola komunikasi keluarga, struktur peran, stuktur nilai atau norma, serta stuktur kekuatan dan pemgambilan keputusan. Stuktur keluarga berfungsi untuk memfasilitasi pencapaian dari fungsi keluaga keluarga sehingga fungsi harus dipandang berurutan dengan struktur keluarga. Struktur  kelurga merupakan bagian dari tatanan sebuah sistem keluarga (Lestari and Pratiwi 2018).
    Struktur keluarga merupakan bagian dari tatanan sebuah sistem keluarga, dalam kesehatan mental per individu, hal tersebut termasuk dalam factor internal yang dapat mempengaruhinya. Keluarga yang lengkap dan fungsional serta mampu membentuk keseimbangan akan dapat meningkatkan kesehatan mental setiap anggota keluarganya.
    Kesehatan mental merupakan dua kata yang dialih bahasakan dari istilah mental hygiene, yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas kesehatan jiwa, dimana fokus utama yang menjadi perhatian objek materi kesehatan mental adalah manusia, sedangkan objek formalnya berkaitan dengan persoalan atau masalah yang dihadapi (Wijaya et al. 2019). Prevalensi orang dengan gangguan mental di dunia berapa dalam rentan usia 10-19 tahun dengan kondisi kesehatan  mental menakup 16% dari beban penyakit dan cedera global. Di Indonesia sendiri, menurut laporan riset kesehatan dasar pada 2018, menunjukan bahwa lebih dari 19 juta penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun telah mengalami gangguan mental emosional, serta lebih dari 12 juta penduduk yang berusia dari 15 tahun telah mengalami gangguan kecemasan. Prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia dengan gejala depresi dan  kecemasan untuk usia  (15-24 tahun) mempunyai presentase 6,2%  selain itu, untuk prevalensi kesehatan mental di Indonesia sendiri  yaitu 18,5% yang berarti dari 1.000 penduduk Indonesia terdapat sedikitnya 185 orang yang mengalami gangguan mental (Riskesdas 2019).
    Isu kesehatan mental di dunia pendidikan tingkat perguruan tinggi menjadi hal yang sangat penting untuk dibahas. Remaja cenderung mengalami tingkat stress psikologis yang lebih tinggi dibandingkan  dengan masyarakat pada umumnya. Karena dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan dewasa, karena secara fisiologi dan psikologi masih terus berkembang
    Dalam struktur keluarga, menurut Friedman (2018) terdiri dari 4 komponen yaitu struktur pola komunikasi, peran, nilai atau norma keluarg, dan kekuatan dalam keluarga. Struktur keluarga memperlihatkan bagaimana cara mengatur keluarga dan anggota keluarga lainnya, serta mengatur cara saling mempengaruhi antar anggota keluarga. Fungsi dari struktur keluarga yaitu untuk memfasilitasi pencapaian dari suatu fungsi keluarga sehingga harus dipandan berurutan dengan struktur keluarga. Struktur keluarga merupakan bagian dari tatnan sebuah sistem keluarga yang dimana dalam status kesehatan mental antar individu, hal itu termasuk dalam factor internal yang dapat mempengaruhi. Keluarga yang lengkap, fungsional, dan utuh serta dapat membentuk keseimbangan akan meningkatkan kesehatan mental tiap anggota keluarganya (Ong, Fernandez, and Lim 2021).
    Kesehatan mental menurut Nisa (2019) adalah suatu keadaan pada kejiwaan atau keadaan psikologis seseorang yang menunjukkan bahwa kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian diri atau pemecahan masalah terhadap masalah-masalah yang ada pada diri sendiri ataupun yang ada di lingkungan luar. Kesehatan mental terbentuk pada pola berpikir, berperasaan, dan bertindaknya seseorang yang tepat dalam menghadapi tantangan hidup dan stress hidup.
    Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan setiap individu atau perorangan. Keluarga memiliki tanggung jawab dalam perkembangan anak baik secara psikis maupun secara fisik. Karena pada dasarnya, keluarga merupakan tempat pembentukan karakter masing-masing anggota keluarganya, terutama anak berstatus remaja yang masih butuh bimbingan dan tanggungjawab dari orang tuanya. Sedangkan kesehatan mental sendiri yaitu sebuah kondisi dimana perindividu atau seseorang terbebas dari segala bentuk gangguan mental. Individu yang sehat secara mental mampu bertugas atau beraktivitas secara normal dalam menjalankan setiap kehidupannya, khususnya pada saat menyesuaikan diri untuk menghadapi segala bentuk permasalahan yang terjadi pada dirinya selama berada pada usia remaja.
    Kesehatan mental menjadi hal yang sangat penting sekali, karena untuk berkembang menjadi manusia yang sehat, seseorang harus memiliki kesehatan mental yang baik (Suwijik and A'yun 2022). Masalah mentalbukan hanya suatu kondisi dimana seseorang bisa dikatakan mengalami gangguan jiwa atau mental, namun lebihdari itu. Mental yang sehat termasuk bagaimana cara berpikir yang jernih, pengendalian emosi yang baik, serta bagaimana seseorang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya terutama yang seusianya. Kesehatan mental dapat dilihat dari factor internal, faktor keluarga, dan juga faktor lingkungan. Contoh dari faktor keluarga antara lain pola asuh (pola komunikasi antar orang tua dan anak, serta seberapa dekat seorang anak dengan orang tuanya) (Djayadin & Munastiwi, 2020).
    Keluarga sangat perlu memperbaiki tata cara atau perannya dalam pembentukan karakter setiap individu khususnya anak seusia remaja, yang masih butuh bimbingan dan tanggungjawab dari orang tuanya. Karena pada dasarnya, peran orang tua bagi anak sangatlah penting sekali agar pada saat umurnya diposisi remaja tidak hilang arah, memiliki tujuan yang baik, dan tidak salah dalam pergaulan di luar lingkungan keluarga. Dengan struktur keluarga yang baik akan menjadikan remaja bisa menjadi lebih terbuka dalam menceritakan masalahnya dengan keluarga dan berharap dapat muncul solusi yang diberikan oleh keluarga, sehingga remaja terhindar stress.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H