Setelah sebelumnya beredar kabar bahwa Grab telah mengakuisisi operasional Uber di Asia Tenggara sehingga menjadikan Grab mendominasi pasar Asia Tenggara. Beberapa hari yang lalu juga sempat dihebohkan dengan berita ekspansi Gojek di beberapa negara Asia Tenggara, yaitu Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Rencananya ekspansi tersebut dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Hal tersebut membuat Grab harus berpikir dua kali dalam menyusun strategi terbaik agar tetap menjadi pilihan dalam bidang transportasi. Kabarnya Gojek akan mengeluarkan 500 juta dolar AS atau sekitar 7,1 triliun. Layanan yang dikeluarkan Gojek nantinya bertahap dimulai dengan layanan ride-hailing lalu diikuti berbagai layanan on-demand lainnya. Gojek terus berkordinasi dengan pemerintah setempat demi memuluskan rencananya tersebut.
Meskipun Grab telah hadir terlebih dahulu tidak dapat mengurungkan niatan ekspansi Gojek. Seperti yang diketahui, Grab merupakan perusahaan bermarkas di Singapura yang didirikan oleh Anthony Tan. Meskipun ekspansi Gojek bakal menimbulkan persaingan yang sangatlah sengit, namun Grab bisa dikatakan masih beruntung karena Gojek belum berpikir ekspansi ke Malaysia, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.Â
Gojek tidak mau tergesa-gesa dalam merencanakan ekspansinya tersebut, Seperti yang diketahui di negara  Thailand dan Kamboja banyak yang lebih memilih menggunakan kendaraan tradisional tuktuk untuk berpergian. Tim Gojek harus meramu ramuan yang pas karena setiap negara memiliki jenis pasar yang berbeda-beda.
Keputusan Gojek memperluas jaringannya ke negara-negara Asia Tenggara pun sangatlah didukung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Menurutnya Gojek mampu bersaing di negara-negara ekspansinya tersebut. Rudiantara juga menegaskan bahwa dengan layanan yang sangatlah beragam akan menjadi pembeda strategis dalam berkompetisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H