DIALAH CAHAYA
Dialah Nabi saw Pelita cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang bimbang
 Di padang mahsyar panjinya sebagai pemberi naungan
 Sampailah kepadanya hikmah tanpa perantara apapun
Dengan hikmah itu hujanlah langit (dengan rahmat) di segala penjuru barat dan timur
 Para saksi dari para ahli makrifah yg dalam kebenaran, menyaksikan dari beliau saw kasih sayang dan kelembutan Â
Dikabarkan sungguh apa yang terjadi adalah dengan keinginanmu (saw)Â
Padaku penglihatan apa apa yang kusaksikan sangalah berpijar luhur,
Menundukkan para pemilik kemuliaan yg masih tertutup penglihatannya dari pandangan keluhuran ini,
 Wahai yang jauh dariku dan tempatnya di lubuk hati yang terdalam,
 Jawablah wahai saudaraku seruan (Sang Nabi saw) yang memenuhi segala penjuru,
 Jawablah wahai yang diriku adalah terbenam dalam rindu padamu (saw), dan mengalir pada-
 Sanubariku apa apa yg dirindukan sanubari ini dan yang ia (diriku) dambakan
 Cinta membangun istana agung di dalam hati yang terdalam
 Demi Allah, sungguh tempat itu paling tinggi dan indah di antara bangunan (tempat) yang lain
 Dengan keputusan pasrah kubiarkan yang lainnya berlalu dari semua keinginanku
 Alangkah indahnya sang baginda menenangkan hati ini dari wewenang lembutnya
(Jika) aku sakit, maka menceritakan tentangnya (saw) adalah obat bagi penyakitku
 Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatiku
Jika para perindu mengetahui penyakitku, maka katakana kepada mereka
 Sesungguhnya perjumpaan dengan kekasih hati itulah obatnya
 Wahai orang yang berjalan (ke Madinah) sampaikan lembaran cinta kepada kekasihku (saw)Â
Dengan indahnya ejaan huruf-huruf kerinduan
Maka sulitlah bagi yang memusuhi cinta ini sampai kebatas yang tak mungin
 Mencapai jalan kebenaran dengan memujinya (saw) dan mengucapkan padanya (saw)
Jiwaku terbakar (karena cinta) dengan sebaik-baik utusan
 Dan yang terindah di pendengaranku adalah mendengar pujiannya
Mulia dalam tanga tanga keluhuran, semulia-mulia tingkatan yang semakin luhur
 Dalam awal cinta dan rindu pada beliau saw akan muncul hangat membara dihati makhluk, maka bgaimana keadaan yang telah mencapai puncaknya
Wahai tuanku, hatiku lebur dengan kecintaan kepadamu
Mata ini niscaya menangis darah setelah air mata mengering dan tak mengalir
Jika engkau sembunyikan cinta maka akan bertambah kecintaanku dan airmataku..
Maka sama saja bagiku, kuungkapkan cinta itu atau kusembunyikannya
Jawablah seruan kerinduan ini wahai kekasih hati
 Rintihan api kerinduan telah menyelimuti lubuk hatiku
 Maka lewatkanlah keindahan dan kelembutanmu saat hamba hamba ummatmu (saw) yang tengggelam dalam kelupaan
Lintasan keindahan dan kemuliaanmu yg membuat berlindangnya airmata
 Duhai Allah, sungguh sulit cinta ini di ungkapkan
Semua ini hanya kepada Allah kupasrahkan Karena ketentuan adalah ketentuan Nya
 Ya Allah, muliakanlah aku dengan memandang tuanku (sayyidina Muhammad)
 Dan bersihkanlah hati yang penuh dengan kekeruhan ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H