Mohon tunggu...
zidanasyar
zidanasyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam

ã…¤

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Huwannur: Dialah Cahaya

30 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:37 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DIALAH CAHAYA


Dialah Nabi saw Pelita cahaya yang memberi petunjuk orang-orang yang bimbang

 Di padang mahsyar panjinya sebagai pemberi naungan

 Sampailah kepadanya hikmah tanpa perantara apapun

Dengan hikmah itu hujanlah langit (dengan rahmat) di segala penjuru barat dan timur

 Para saksi dari para ahli makrifah yg dalam kebenaran, menyaksikan dari beliau saw kasih sayang dan kelembutan  

Dikabarkan sungguh apa yang terjadi adalah dengan keinginanmu (saw) 

Padaku penglihatan apa apa yang kusaksikan sangalah berpijar luhur,

Menundukkan para pemilik kemuliaan yg masih tertutup penglihatannya dari pandangan keluhuran ini,

 Wahai yang jauh dariku dan tempatnya di lubuk hati yang terdalam,

 Jawablah wahai saudaraku seruan (Sang Nabi saw) yang memenuhi segala penjuru,

 Jawablah wahai yang diriku adalah terbenam dalam rindu padamu (saw), dan mengalir pada-

 Sanubariku apa apa yg dirindukan sanubari ini dan yang ia (diriku) dambakan

 Cinta membangun istana agung di dalam hati yang terdalam

 Demi Allah, sungguh tempat itu paling tinggi dan indah di antara bangunan (tempat) yang lain

 Dengan keputusan pasrah kubiarkan yang lainnya berlalu dari semua keinginanku

 Alangkah indahnya sang baginda menenangkan hati ini dari wewenang lembutnya

(Jika) aku sakit, maka menceritakan tentangnya (saw) adalah obat bagi penyakitku

 Sungguh indah, menyebutnya adalah obat bagi hatiku

Jika para perindu mengetahui penyakitku, maka katakana kepada mereka

 Sesungguhnya perjumpaan dengan kekasih hati itulah obatnya

 Wahai orang yang berjalan (ke Madinah) sampaikan lembaran cinta kepada kekasihku (saw) 

Dengan indahnya ejaan huruf-huruf kerinduan

Maka sulitlah bagi yang memusuhi cinta ini sampai kebatas yang tak mungin

 Mencapai jalan kebenaran dengan memujinya (saw) dan mengucapkan padanya (saw)

Jiwaku terbakar (karena cinta) dengan sebaik-baik utusan

 Dan yang terindah di pendengaranku adalah mendengar pujiannya

Mulia dalam tanga tanga keluhuran, semulia-mulia tingkatan yang semakin luhur

 Dalam awal cinta dan rindu pada beliau saw akan muncul hangat membara dihati makhluk, maka bgaimana keadaan yang telah mencapai puncaknya

Wahai tuanku, hatiku lebur dengan kecintaan kepadamu

Mata ini niscaya menangis darah setelah air mata mengering dan tak mengalir

Jika engkau sembunyikan cinta maka akan bertambah kecintaanku dan airmataku..

Maka sama saja bagiku, kuungkapkan cinta itu atau kusembunyikannya

Jawablah seruan kerinduan ini wahai kekasih hati

 Rintihan api kerinduan telah menyelimuti lubuk hatiku

 Maka lewatkanlah keindahan dan kelembutanmu saat hamba hamba ummatmu (saw) yang tengggelam dalam kelupaan

Lintasan keindahan dan kemuliaanmu yg membuat berlindangnya airmata

 Duhai Allah, sungguh sulit cinta ini di ungkapkan

Semua ini hanya kepada Allah kupasrahkan Karena ketentuan adalah ketentuan Nya

 Ya Allah, muliakanlah aku dengan memandang tuanku (sayyidina Muhammad)

 Dan bersihkanlah hati yang penuh dengan kekeruhan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun