Pengembaraan dengan tulisan-tulisan mereka, membuat saya semakin dalam menyelami pemikiran Marxis dari skala lokal hingga internasional. Kegemaran saya membaca buku-buku kiri pun sudah diketahui banyak kawan, entah di rumah maupun di kampus. Diskusi-diskusi tentang pemikiran Marx pun semakin intens di kosan, warung kopi dan bahkan di beranda-beranda kampus.Â
Semenjak itu juga, banyak kawan-kawan yang mengasumsikan bahwa saya adalah seorang kiri. Karena melihat banyaknya amunisi intelektual yang saya baca barbau-bau kiri.Â
Namun, sampai saat ini dengan tegas, saya masih menolak diidentifikasi sebagai seorang kiri. Karena bagi saya membaca buku-buku kiri, tidak bisa begitu saja menjadi seorang kiri.Â
Sebab, saya hanya seseorang yang menyukai berbagai pemikiran kiri terkhusus Marxis, hanya sebagai alat untuk melihat berbagai fenomena-fenomena sosial. Bukan sebagai asupan ideologis yang doktriner. Walaupun tidak bisa dipungkiri, sedikit banyaknya pemikiran saya terkontraks dari hasil bacaan apa yang saya baca.Â
Namun, sekali lagi itu tidak lantas menjadikan saya sebagai seorang kiri. Hal tersebut semakin kuat kerena sampai hari ini belum pernah sekalipun saya duduk dalam satu komite tertentu yang memperjuangkan pemahaman-pemahaman kiri, atau ikut dalam gerakan-gerakan yang bersifat kekiri-kirian.Â
Sebab, seperti apa yang telah saya jelaskan di atas bahwa membaca buku kiri, tidak lebih sebagai penguatan intelektual dalam upaya untuk melihat berbagai fenomena-fenomena sosial.Â
Terlepas dari itu, banyak juga buku-buku lain yang saya baca justru sebagai penyeimbang dari buku-buku kiri bacaan saya. Artinya tidak bisa menjustifikasi seseorang hanya dengan apa ia baca.Â
Orang suka baca buku kiri belum tentu merupakan seorang kiri, begitu juga orang yang membaca buku-buku kanan belum tentu juga berhaluan kanan. Bisa saja ia tidak berhaluan dua-duanya. Ia lebih moderat dan berada ditengah-tengah.Â
Karena banyak juga orang membaca buku kiri bukan untuk mengilhami pemikiran kiri, tapi justru sebaliknya untuk mencari celah kekurangan pemikiran-pemikiran yang terkandung di dalamnya agar bisa dikritisi dan juga ada yang sebaliknya. Hal itu tentu menjadi baik adanya. Karena ada manuver pemikiran yang bekerja, sehingga pemikiran tidak stagnan seperti itu-itu saja.Â
SalamÂ
Zidan Al Fadlu