salatiga, 09 november tahun 2020.
kita mengetahui, bahwasanya di tahun 2020 ini merupakan tahun yang sangat berat bagi banyak kalangan, hal ini dikarenakan adanya virus corona yang melanda negeri ini sehingga menyebabkan banyak sektor khususnya bidang perekonomian mengalami banyak kerugian. hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa imbas dari adanya virus corona di tahun 2020 ini banyak menyebabkan kerugian dan tidak jarang banyak pelaku usaha baik perusahaan besar ataupun kecil mengalami banyak kerugian dan sampai mengalami gulung tikar.
seseorang pernah bertanya, kenapa virus corona sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi di indonesia ?
tentu saja imbas dari virus corona sangatlah berpengaruh terhadap sektor ekonomi, kita bisa mengetahui bahwa semenjak menyebarnya virus corona tersebut di indonesia, banyak sekali kebijakan yang dibuat pemerintah dimana disatu sisi kebijakan tersebut dibuat untuk melindungi masyarakat serta mencegah penyebaran virus corona akan tetapi disisi lain kebijakan tersebut sangat merugikan khususnya para pelaku usaha UMKM. kita dapat melihat beberapa bulan yang lalu, ketika awal menyebarnya virus corona pemerintah memberikan kebijakan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan berkurangnya omset para pelaku usaha UMKM mengalami penurunan yang sangat signifikan karena pembatasan sosial tersebut.Â
di daerah lain, ketika awal-awal menyebarnya virus corona di indonesia, banyak sekali masayarakat yang mengalami ketakutan karena virus tersebut sehingga enggan keluar dari daerahnya ditambah dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan dirumah menjadikan para pelaku usaha UMKM Khusunya di sektor pangan mengalami kerugian yang sangat besar. hal ini penulis dasarkan ketika mewawancarai salah satu pelaku usaha UMKM di jalan lingkar kota salatiga, kata bu sumi sebagai pelaku usaha umkm (penjual nasi di pinggiran jalan lingkar kota salatiga) ketika penulis menanyakan tentang bagaimana pendapatan ibuk setelah adanya virus corona beliau menyatakan bahwa "wah sekarang omset kami mengalami penurunan sangat drastis mas, warung kami juga sering tutup karena sepinya pembeli yang enggan mampir di tempat kami".
 seiring berjalanya waktu, pemerintah tidak bisa membiarkan perokoniman negara dan masyarakat semakin memburuk dikarenakan virus corona yang melanda negara ini, kemudian padabulan juni pemerintah menerapkan kebijakan baru yang bernama"new normal" atau gaya hidup baru. dimana kebijakan tersebut menerangkan tentang gaya hidup baru masyarakat yang menjalani aktivitasnya normal seperti sediakala akan tetapi dengan menggunakan protokol kesehatan sesuai ketentuan pemerintah salah satunya dengan menjaga jarak, sering melakukan cuci tangan dan menggunakan masker setiap bepergian.denganadanya kebijakan"new normal" ditambah dengan panic syndrome masyarakat sudah mereda, sedikit demi sedikit berhasil mengubah gaya hidup masyarakat untuk beraktivitas seperti sediakala dengan penerapan protokol kesahatan dan sedikit demi sedikit juga berhasil meningatkan laju pertumbuhan ekonomin untuk pulih kembali.Â
akan tetapi, meski pemerintah telah mengeluarkan kebijakan agar setiap masyarakat mematuhi protokol kesehatan, tidak jarang kita melihat masih ada yang tidak menggunakan masker baik seseorang yang sedang berkendara ataupun para penjual di pinggir jalan. umtuk itulah, demi terwujudnya kepatuhan masyarakat dan demi terhentinya penyebaran virus corona,Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang melakukan pembagian masker kepada para pelaku usaha UMKM sektor perdagangan di sepanjang jalan lingkar kota salatiga di wilayah desa Pulutan agar para penjual tetap bisa melakukan aktivitas penjualanya dengan baik dan tidak tertular virus corona tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H