Mohon tunggu...
Zida Farha
Zida Farha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dahulu Gotong Royong Kini Individualisme

31 Oktober 2016   17:34 Diperbarui: 31 Oktober 2016   18:00 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harfiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Menurut Koentjaraningrat budaya gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti. 

Budaya gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan budaya gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, entah yang terjadi atas inisiatif warga atau gotong royong yang dipaksakan.

Gotong royong merupakan sikap hidup, cara kerja, dan kebiasaan yang sudah dikenal bangsa Indonesia secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Dalam gotong royong, orang menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama dengan saling berbagi tugas dan saling tolong menolong, Bergotong royong adalah satu kegiatan sosial yang sangat mulia tanpa pamrih untuk mencapai suatu tujuan bersama. 

Kita semua adalah anggota dari satu keluarga besar yang mendiami sebuah rumah besar dalam bentuk negara, kita adalah bersaudara dan sekeluarga. Dengan demikian, kita harus saling perduli, saling menolong, serta saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan. Sebagaimana sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai semboyan “ Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda- beda tetapi tetap satu.

Dahulu budaya gotong royong sangat kental dikalangan masyarakat kita, dengan mudah sekali kita menemukan budaya gotong royong dalam berbagai bentuk. Mulai dari kerja bakti yang seringkali dilakukan warga masyarakat setiap satu minggu sekali hingga budaya gotong royong antar umat beragama. Budaya gotong royong adalah identitas nasional. 

Karenanya, budaya gotong royong seharusnya terus dijaga supaya terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan seiring berjalannya waktu dengan perubahan zaman dan masuknya arus globalisasi dan modernisasi lambat laun budaya itu mulai terlupakan dalam masyarakat kita. Dapat kita rasakan bersama bangsa ini mulai kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya yang salah satunya adalah budaya gotong royong.

Pada zaman globalisasi seperti saat ini, dengan masuknya arus modernisasi masyarakat kita mulai beralih menjadi paham individualisme, banyak kita temukan khususnya di daerah perkotaan mereka mulai melupakan budaya gotong royong, yang mana gotong royong merupakan falsafah bangsa kita. Masyarakat sekarang mulai mengikuti budaya barat yang mulai mendarah daging di negeri kita. 

Bukan hanya masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan pun mulai terpengaruh akan halnya budaya barat tersebut. Masyarakat sekarang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri, mereka sudah tidak memikirkan kepentingan orang lain. Budaya individualisme lah kini yang mulai menjamur di masyarakat kita.

Bagaiman tanggapan kita akan hal ini? Mengapa mereka melupakan budaya gotong royong yang merupakan falsafah bangsa ini? Mesikipun zaman telah berubah menjadi zaman globalisasi, menjadi zaman yang canggih akan halnya teknologi, kita, sebagai generasi penerus bangsa yang mempunyai jati diri sendiri tidak boleh melupakan budaya- budaya bangsa kita yang seharusnya kita ingat dan kita wariskan kepada generasi berikutnya. Kita sebagai  bangsa Indonesia harus bersyukur dengan kebudayaan yang kita miliki, negara kita ini  merupakan negara yang mempunyai beragam kebudayaan, suku, bahasa dll. Kita harus ingat  semboyan  negara kita adalah “Bhineka Tunggal Ika” berbeda- beda tetapi tetap satu, lambang negara kita adalah .Burung Garuda, dan landasan negara kita adalah Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun