Anak usia dini meliputi anak-anak dari usia 0 sampai 6 tahun. Perkembangan dan pertumbuhan sangat penting bagi anak di masa depan maju atau segera disebut Zaman Keemasan fase yang sangat kritis yang menentukan fase pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya (Suyadi, 2013). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakekatnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk memajukan pertumbuhan dan perkembangan anak secara utuh atau menekankan pada perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini yang tepat diperlukan untuk mengamankan masa depan mereka.
Kreativitas adalah kemampuan manusia untuk menemukan atau menciptakan ide, gagasan, produk yang secara fundamental baru atau yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut Angelou (Sujiono, 2010), kreativitas ditandai dengan kemampuan mencipta, mengorganisasi, menemukan dan/atau menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan keterampilan imajinatif. Kreativitas berkaitan dengan aspek kesenian, karena yang terpenting dalam kegiatan kesenian adalah tingkat kreativitas anak. Mengembangkan kreativitas anak juga memerlukan setting yang tepat untuk berkembang secara optimal dan menghasilkan inovasi-inovasi baru. Petunjuk dan saran untuk anak tidak hanya didapatkan di sekolah, tetapi juga dapat berasal dari lingkungan keluarga dan juga dari masyarakat. Lingkungan merupakan sumber belajar bagi anak dan dapat mempengaruhi kreativitas anak. Menurut Lehman, puncak kreativitas awal disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kesehatan yang buruk, lingkungan keluarga, tekanan keuangan dan kurangnya waktu luang (Hurlock, 2006). Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendorong kreativitas anak dan juga dapat menjadi penghambat kreativitas anak. Oleh karena itu stimulasi dan lingkungan yang positif sangat diperlukan untuk perkembangan anak. Anak prasekolah dapat mengikuti sekolah formal seperti TK atau RA, dan sekolah informal dapat mengikuti KB, TPA atau bentuk lain yang sejenis.Â
 Lingkungan artistik mempengaruhi kreativitas anak-anak. Salah satunya adalah Pekalongan, kota tie-dye atau kota kreatif dunia. Pekalongan merupakan salah satu daerah produksi batik terbesar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Itu sebabnya Pekalongan disebut juga kota batik. Hal ini dibuktikan dengan dinobatkannya Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia dalam kategori Handicrafts and Folk Arts oleh UNESCO pada 1 Desember 2014. Keberadaan Pekalongan sebagai sentra batik tidak terlepas dari budaya masyarakat yang membuatnya, yaitu adat Jawa. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan lebih lanjut budaya yang ada.
Batik sendiri merupakan salah satu bentuk ekspresi seni tradisional yang menunjukkan jejak pentingnya hari demi hari dalam khazanah budaya Indonesia (Hamidin, 2010). Batik sebagai seni tradisional merupakan perwujudan budaya dari kreativitas individu dan kolektif yang muncul dari kristalisasi pengalaman manusia dan pada akhirnya membentuk identitas suatu kepribadian. Batik merupakan artefak budaya yang memiliki keindahan visual dan mengandung makna filosofis dalam setiap tema utamanya (Wulandari, 2011). Di Pekalongan, banyak warga yang bekerja di industri kelelawar. Tidak menutup kemungkinan Pekalongan juga menyisakan banyak limbah batik, baik yang masih layak pakai (sisa) maupun yang sudah tidak (sisa pabrik). Banyak pola rag tie yang bisa dijadikan peluang bisnis untuk menciptakan sesuatu yang baru, bahkan bisa dijadikan sebagai alat bantu anak usia dini.Â
Anak usia dini merupakan tahapan penting dalam kehidupan seseorang karena mempengaruhi masa depan pada saat itu. Sebagai tempat anak usia dini dan dalam segala aspek perkembangan anak, taman kanak-kanak harus memiliki kebiasaan dan kegiatan yang baik untuk mendorong tumbuh kembang anak. Dunia anak adalah bermain, maka kegiatan taman kanak-kanak harus diisi dengan berbagai kegiatan kreatif, dimana anak disuguhi sesuatu yang baru.
Kain perca adalah kain yang berasal dari pabrik konveksi atau lebih sederhananya kain sisa dari tempat atau pabrik yang membuat pakaian. Selain pabrik pakaian, industri pakaian juga menghasilkan bahan limbah. Sisa-sisa zat ini disebut juga limbah. Kain perca adalah kain atau sisa sisa konveksi, pabrik atau pakaian, sprei, dll, dengan menggunakan kain sebagai bahan dasarnya. Biasanya ukuran kain perca relatif kecil karena merupakan sisa makanan. Tambal sulam juga bisa diartikan sebagai potongan kain atau sampah yang tidak terpakai. Tambalan tie-dye sendiri merupakan potongan kain peninggalan konveksi atau pakaian, yang dirancang khusus untuk membuat kain dasi. Media Pembelajaran adalah alat yang digunakan guru bagi siswanya untuk membantu siswa menyerap dan memahami materi yang diajarkan guru selama proses pembelajaran. Menurut AECT (Asosiasi Teknologi Pendidikan dan Komunikasi, 1997) dalam Sundayana (2015: 4) Meliputi batasan media pembelajaran, yaitu segala bentuk dan saluran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Banyaknya kain perca tie-dye, dimana tie-dye merupakan karya seni yang tercipta melalui proses kreatif pengrajin, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan tie-dye untuk meningkatkan kreativitas anak. Hal ini didukung dengan dasi tambal sulam yang ragam warna, motif dan coraknya yang menarik dapat merangsang kreativitas anak sehingga dapat menunjukkan kreativitas dan inovasi baru. Selain itu, TK di Pekalongan cukup banyak yang kekurangan lingkungan belajar. Dalam hal tugas belajar, sekolah ini lebih berorientasi pada tugas untuk anak-anak. Kegiatan monoton dan imitasi bagi anak sangat membosankan dan menurunkan produktivitas anak. Dengan menggunakan kain perca, anak-anak dapat mengeksplorasi bahan-bahan tersebut dan menciptakan karya atau produk baru.Â
Pada dasarnya semua orang dilahirkan dengan potensi dan kreativitas masing-masing. Kreativitas dapat meningkat kembali kepada dirinya sendiri dalam mengendalikan dirinya, selanjutnya perlunya dorongan atau rangsangan dari orang lain dan lingkungannya. Dalam pengembangan kreativitas pada anak tentunya harus disertai pengawasan dan diberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi agar dapat berfikir kreatif dan mampu menciptakan inovasi baru secara baik dan optimal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H