Clumsy atau ceroboh adalah sifat seseorang yang mudah melakukan kesalahan, baik kesalahan kecil maupun besar sekalipun, secara sengaja maupun tidak. Dan saya akui, saya termasuk golongan orang-orang yang cukup ceroboh, bahkan dalam satu hari pernah ada dua kejadian ter-ceroboh yang pernah saya lakukan, dan cukup menggemparkan lingkungan sekitar saya.
Jika diceritakan kembali memang cukup menggelitik dan rasanya ingin memaki diri sendiri, karena sebenarnya, awal mula kecerobohan berasal dari hal-hal sepele yang dianggap tidak akan menimbulkan banyak kerugian, dan saat tersadar, hal yang dianggap sepele itu berubah menjadi sebuah kejadian yang memalukan bahkan dapat merugikan banyak orang.
Ceroboh sendiri memiliki banyak faktor penyebab, seperti; kelelahan, kurang tidur, stress, overthinking adalah beberapa penyebabnya. Tentu sifat ceroboh dapat dikurangi secara perlahan dengan menekan hal-hal yang bisa menyebabkan kurang fokus dan kurang berhati-hati terhadap lingkungan di sekitar kita.
Jika lelah mengerjakan tugas kuliah, maka beristirahat sejenak. Jika kurang tidur maka bisa mulai membagi waktu antara tidur dan waktu belajar dengan seimbang, semua memiliki porsi masing-masing yang mana jika tubuh terus-menerus dipaksa, maka akan menimbulkan ketidakseimbangan dan berujung pada kurangnya fokus dan konsentrasi yang dapat memicu sifat ceroboh.
Dua Kejadian Ter-Ceroboh dalam Hidup Saya
Hari itu, seperti biasa, setelah bangun subuh untuk sholat di mushola dekat kosan selanjutnya saya mencoba mengerjakan laporan penugasan yang bisa saya kerjakan hingga pukul 06.30 WIB, setelah itu, saya mandi dan bersiap-siap sebelum berangkat magang di salah satu rumah sakit di Jawa Timur.
Tidak sadar, saat di tengah-tengah mandi, ternyata air kosan mati, hingga kemudian, setelah saya selesai mandi, sengaja saya membiarkan kran air kamar mandi terbuka, dengan maksud agar airnya dapat mengisi bak penuh di kamar mandi saya sebelum berangkat ke rumah sakit.
Sedikit cerita, kosan saya merupakan tipe kosan campur, bisa dihuni perempuan maupun laki-laki, bahkan pasutri, dengan tipe kamar mandi dalam, dengan satu dipan dan juga lemari kayu. Kamar saya diisi oleh saya sendiri, kamar teman saya berada di samping kamar saya berjarak satu kamar, dan kamar saya berada pada lantai dua.
Karena masuk magang rumah sakit pada pukul 07.00 WIB, sehingga saya cukup terburu-buru untuk bersiap dan berdandan dengan maksud agar tidak terlambat masuk magang, apalagi ketika magang di instansi pemerintah, tentu etika dan tata tertib harus selalu diutamakan.
Setelah berdandan selesai tepat di pukul 06.45 WIB, saya sudah lupa akan topik kran air kamar mandi yang belum saya tutup, karena memang saat itu sanyo air yang berada di lantai satu juga tidak ada yang menyalakan, yang otomatis tidak ada suara air mengalir dari kamar mandi saya.
Saya pergi bersama teman satu kosan yang juga sama-sama magang di rumah sakit tersebut, setelah berkendara sekitar 7-10 menit, akhirnya kamipun sampai. Tugas pada hari itu cukup berat, yakni melakukan uji organoleptic pada formula enteral di rumah sakit, dengan persiapan berhari-hari sebelumnya.
Sesampainya di rumah sakit, saya beserta teman satu kelompok sama-sama sibuk mempersiapkan pembuatan formula enteral, meracik dan menimbang gramasi masing-masing bahan yang digunakan, menyeduh bersama air hangat, dan kemudian menyajikan kepada Ahli Gizi di rumah sakit tersebut, hingga tidak sadar ada notifikasi dari handphone berasal dari ibu kos yang dikirim pukul 10.38 WIB dan baru dibuka pukul 11.41 WIB, yang menyatakan bahwa ibu kos meminta maaf karena sudah lancang masuk kamar karena ada laporan dari temen kosan lain bahwa ada luapan air yang bersumber dari kamar saya.
Hal ini diduga akibat kelalaian dalam menutup kran air, saluran pembuangan air mampet, yang menyebabkan air meluber ke luar kamar. Setelah membaca pesan dari ibu kos, seketika saya langsung lemas tertunduk lesu, masih tidak menyangka bahwa saya bisa menyebabkan sebuah tragedi yang memalukan sekaligus merugikan banyak orang.
Saya memang benar-benar tidak ingat, bahwa saya masih membuka kran air di kamar mandi, dan meninggalkannya begitu saja, serta dengan santainya berangkat ke rumah sakit. Seketika juga saya coba menelepon ibu kos untuk meminta maaf, namun beliau sedang off, sehingga saya melayangkan permintaan maaf melalui chat.
Saat itu, keadaan saya sudah tidak tenang hingga pulang pukul 14.00 WIB, saya sungguh menyesal, bagaimana kamar saya bisa kebanjiran sedemikian rupa, hal bodoh macam apa yang telah saya lakukan. Saat diperjalanan pulang, saya kira kecerobohan saya sudah berakhir, ternyata masih ada lagi.
Saya membonceng teman saya yang juga tinggal dalam satu kosan, saat itu, memang saya akui, saya cukup terburu-buru, pengen cepet nyampe kosan dan melihat bagaimana keadaan kosan saat ini.
Kendaraan di jalanan, cukup ramai lancar seperti biasa, banyak truk tronton dan juga mobil pribadi, saat akan belok ke gang kosan, ada hal yang sangat memalukan dan masih teringat hingga sekarang, helm kesayangan saya tanpa aba-aba melayang terbang hingga berjarak 3 meter dari saya.
Panik? Oh tentu, malu, takut, tertawa, hingga mata berkaca-kaca adalah gambaran perasaan saya saat itu, semua bercampur menjadi satu, teman saya tidak berhenti tertawa dan bertanya-tanya kenapa hari ini kamu sangat sial? Beruntung ada bapak-bapak baik yang menyelamatkan helm pink saya, juga banyak dari truk besar yang lewat menghindar agar tidak terkena/melindes helm saya.
Helm saya memang sudah hilang pengaitnya karena memang penggunaan lama, selain itu kaca helm juga sudah banyak goresan yang menyebabkan terganggunya penglihatan, sehingga memang saat saya gunakan, sengaja saya buka kaca helm agar pandangan saya tidak terhalangi oleh apapun.Â
Sebelumnya saya juga sering melakukan hal tersebut dan semuanya berjalan normal, namun siang itu berbeda, kejadian helm melayang di tengah jalanan antar kota membuat saya cukup trauma.
Setelah sampai di kos dengan perasaan capek dan malu, saya cukup kaget ternyata keadaan kamar saya tampak baik-baik saja, meskipun memang ada bekas air di sepanjang tembok dengan ketinggian 5 cm. Sepertinya ibu kos memang orang yang sangat baik, MasyaAllah, saya sangat terharu.
Beberapa Tips Mengurangi KecerobohanÂ
Tentu saat ini pun, saya masih di tahap belajar, bagaimana agar dua kejadian tersebut tidak terulang kembali, dan kedepannya saya bisa lebih bijak dan berhati-hati dalam segala tindakan saya dan dengan tanggungjawab penuh dapat merawat lingkungan di sekitar saya.
Pertama, Belajar dari Pengalaman
Dengan terjadinya satu atau dua kali kecerobohan yang pernah dilakukan, kedepannya tentu, kita kan belajar dari pengalaman bahwa jangan sampai hal tersebut kembali terulang, contoh seperti saat saya lupa mematikan kran kamar mandi, hal pertama yang saya lakukan adalah menempel kertas bertuliskan "Matikan Kran Air Sebelum Keluar" di pintu keluar kamar kosan, hal ini saya lakukan agar saya dapat selalu ingat kewajiban saya sebelum meninggalkan kamar.
Kedua, Hilangkan Penyebab dari Kecerobohan
Mungkin banyak penyebab seseorang bisa bertindak ceroboh, salah satunya adalah hilang fokus dan konsentrasi, seperti kelelahan dalam pekerjaan atau mungkin lelah dengan penugasan dari kampus, terlalu overthinking, terlalu sibuk dan melewatkan beberapa detail kecil.
Saya akui, saya akan lebih sering bertindak ceroboh jika saya sedang berada pada masa-masa penuh tekanan, sibuk dengan penugasan, hingga tidak sempat untuk membuat rileks pikiran dan tubuh.
Ketiga, Tingkatkan Fokus dan KonsentrasiÂ
Fokus dan konsentrasi dapat mengurangi kecerobohan, bisa dilatih dengan melakukan peregangan hingga olahraga ringan secara rutin minimal 30 menit per hari.
Olahraga dapat meningkatkan koordinasi dan keseimbangan dalam tubuh, serta penting untuk selalu menerapkan mindfulness pada setiap detail kecil pada hidup Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H